[00:13]

10.9K 732 44
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote and komen (◠‿◕)

Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎


13. Mahasiswa Baru

"Zura!" teriak seseorang membuat sang pemilik nama menoleh ke arahnya.

Di sana Azura melihat Manda sedang berjalan ke arahnya, matanya terbelalak saat melihat seorang pria yang sangat ia kenali berjalan di sebelah gadis itu.

Itu Arsel, tidak salah lagi.

"Eh, ada kak Jayden rupanya," ucap Manda yang menyadari kehadiran Jayden bersama sahabatnya.

Manda mendekatkan diri ke arah sahabatnya, "Bagaimana bisa kak Jayden ada di sini?" bisik Manda pelan.

Azura menggeleng pelan sebagai jawabannya.

"Kau hutang cerita padaku, Azura," bisiknya lagi membuat Azura mendengus.

"Oh iya, perkenalkan ini sahabatku namanya Azura, dan ini Kak Jayden dia Kakak tingkat kami di kampus." Manda memperkenalkan Azura dan Jayden pada teman kencannya, Arsel.

"Senang bertemu dengan kalian, saya Arsel," Arsel mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

Azura menyambut hangat uluran tangan itu begitupun dengan Jayden dengan wajah datarnya.

"Kami berdua akan pulang sekarang, karena sudah terlalu malam juga. Ayo, Ra," ajak Manda menarik pelan lengan Azura.

Akan tetapi seseorang memegang pergelangan tangannya. Azura linglung di tempatnya.

"Dia akan pulang bersamaku, kebetulan apartemen kami–hmp!" Jayden tak sempat menyelesaikan ucapannya karena Azura tiba-tiba menutup mulutnya dengan tangannya.

"Eh! Gak perlu lagian aku datang kemari bersama Manda, jadi pulang juga harus sama Manda lagi. Ayo, Man, pulang." Azura dengan cepat menarik lengan Manda dan membawanya pergi dari sana.

Sementara kedua pria yang baru saling berkenalan itu masih memperhatikan mereka dalam diam.

Melihat suasana yang sangat awkard, Arsel memutuskan pamit pergi dari sana. Begitupun dengan Jayden.

🎤🎤🎤

Di dalam mobil kini Azura yang bergantian untuk menyetir mobil. Sedari tadi Anda tak henti-hentinya bertanya tentang Jayden padanya membuat ia pusing mendengarnya.

"Sudah kubilang aku tidak sengaja bertemu dengannya di sana."

"Sayang sekali, padahal kalau kalian sengaja bertemu juga tidak papa, dengan begitu kita bisa double date, bukan?"

Azura menghela napas jengah, sahabatnya yang satu ini memang sangat berlebihan. Double date katanya? Tidak mungkin!

"Aku ingin meminta pendapatmu," ucap Manda.

Azura menoleh dengan satu alis terangkat. "Menurutmu, Arsel itu pria yang bagaimana, Ra?" tanya Manda.

Azura berpikir sejenak sembari menatap ke depan. Ingatannya kembali teringat pada kehidupan sebelumnya. Arsel, pria itu adalah tunangan Manda di masa depan.

Arsel tipikal pria yang baik dan berwibawa, Arsel juga sangat setia dan sangat perhatian pada sahabatnya itu.

Azura ingat, Manda pernah bercerita padanya jika Arsel rela menunggu Manda untuk menyelesaikan pendidikannya sebelum menikah.

Namun bagaimanapun juga, Manda tak tega pada Arsel jika terlalu lama menunggunya, maka dari itu mereka berdua memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu.

Apa lagi usia Arsel pada saat itu sudah sangat matang untuk menikah. Arsel dan Manda hanya berbeda 4 tahun.

"Ra? Kok ngelamun?"

Azura tersadar, dan menoleh sekilas pada Manda. Ia terbatuk kecil, "Menurutku dia pria yang baik," ucap Azura.

"Kenapa kau sangat yakin?" tanya Manda penasaran.

"Jadi menurutmu, apa dia tidak baik padamu?" tanya Azura balik.

Manda menggeleng cepat mendengarnya, "Tidak! Bukan begitu, malah dia sangat baik padaku," cicit Manda pelan mampu di dengar oleh Azura.

Azura tersenyum simpul mendengarnya, tangan satunya ia gunakan untuk menepuk pundak Manda.

"Aku mendukung hubunganmu dengannya, aku yakin, dia pasti bisa membahagiakanmu."

"Dan kau juga harus selalu percaya padanya,  jangan pernah menyimpulkan sesuatu yang belum kau tahu kebenarannya," lanjutnya.

Azura teringat dimana Arsel dan Manda bertengkar karena Manda tak sengaja melihat Arsel bersama perempuan lain, Manda yang memang pencemburu sangat marah dan malah menjauhi pria itu tanpa mau mendengarkan penjelasan Arsel.

Ternyata perempuan yang bersama Arsel waktu itu adalah Ella, sepupu Arsel. Ella dengan penuh keberanian mendatangi Manda dan menjelaskan semuanya pada gadis itu. Dan dari situlah awal mereka berteman dengan Ella.

🎤🎤🎤

Azura berlari terburu-buru karena kelas sebentar lagi akan dimulai, pagi ini ia sangat sial karena terlambat bangun.

Bahkan Manda dan Naina pun sudah menelfonnya beberapa kali. Saat di belokan koridor kampus, Azura tak sengaja menabrak seseorang membuat buku yang ia bawa terjatuh berantakan.

"Maaf, maaf , aku tak sengaja karena terburu-buru," ucap Azura panik sembari memungut beberapa bukunya dengan cepat.

"Tidak papa, ini bukunya," ucap seorang gadis yang tak sengaja ia tabrak.

Azura menyipit melihat gadis asing di depannya, ia tak pernah melihat gadis ini sebelumnya.

"Terima kasih, kalau gitu aku permisi." Azura kembali berlari menuju kelasnya, tinggal tiga menit lagi.

Azura berdoa dalam hati semoga dosennya itu belum datang.

Tak lama kemudian ia sampai di kelasnya, dilihatnya bangku dosen yang masih kosong membuat ia bernapas lega.

Napasnya masih tersengal-sengal karena habis berlari, masih pagi saja ia sudah berkeringat.

Untung di kelasnya ada AC, Azura berjalan ke arah bangku yang sudah Manda sediakan, di sana juga ada Naina yang sudah mulai aktif kuliah kembali.

Selang beberapa menit kemudian, pak Andrew selaku dosen yang akan mengajar hari ini baru saja datang.

Pak Andrew ini tipe dosen killer, telat satu menit saja tidak diizinkan masuk.

"Selamat pagi."

"Pagi, Pak."

"Pagi hari ini kita kedatangan mahasiswa baru, tolong perhatiannya sebentar!" ucap pak Andrew tegas.

Seluruh mahasiswa yang berada di kelas itu terdiam, mata mereka kompak melihat ke arah pintu saat seseorang muncul dari sana.

"Perkenalkan dirimu," lanjut pak Andrew.

"Halo, perkenalkan, namaku Sofia Garcia Rossie. Aku sedang menjalankan program pertukaran mahasiswa selama satu semester di sini. Mohon bantuannya."

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

To Be Continued

⭐👇

Thread of Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang