P-3

510 118 38
                                    

Keluarga Lee itu...

Keluarga darah biru dengan kekayaan yang luar biasa. Bisa dikatakan hampir lima puluh persen dari perekonomian negara ini, mereka sebagai penyokongnya. Keluarga yang disegani, dihormati serta ditakuti.

Ada beberapa deretan keluarga bangsawan juga, yang lain boleh menempati urutan ke berapa pun. Tetap yang menempati puncak adalah keluarga Lee.

Sayang sekali, sebagai putra satu-satunya tuan dan nyonya tua Lee. Ketua Lee belum memberikan pewaris, setelah pernikahan puluhan dengan nyonya besar Lee.

Keluarga konservatif itu...

Memiliki banyak cabang yang ingin mengambil keuntungan.

Kalau bukan karena nyonya tua yang ketat menahan para menantu keluarga di tangannya. Tidak ada yang tahu... Ambisi sejelas bayangan bulan diatas air kolam.

"Itu sekertarismu dulu, bukan?" Nyonya tua dengan tenang bertanya.

Ketua Lee menundukkan kepalanya.

Istri cantiknya tampak tenang, mengamati suaminya. Dia kemudian  mengelus pelan tangan nyonya tua, mencoba menenangkan perasaan yang bercampur aduk.

Nyonya tua udah pasti senang...

Tapi juga pasti sedih...

"Kau tidak memikirkan perasaan istrimu, orang yang telah menemanimu selama ini?" Tanya nyonya tua lagi.

"Aku khilaf ibu" Ketua Lee mengaku.

Mata nyonya tua sekilas tampak berkilat.

"KAU!"

"Ibu, tenanglah..." Lagi-lagi menantunya menenangkan.

Nyonya tua menoleh pada menantunya.

"Maafkan aku menantu terkasih, anakku adalah orang yang tidak mampu menjaga cintanya..." Tampilan sedih nyonya tua tampak kasihan.

Menantunya menyungging senyum tak berdaya.

"Lalu, anak itu... Bagaimanapun dia masih memiliki darah keluarga Lee... Menantu... Maksudku bagaimana kita harus bertindak?" Lukanya belum sembuh, tapi ibu mertua sudah tidak sabar.

Nyonya Lee menelan pil pahitnya sendiri dalam-dalam.

"Ibu yang lebih bijaksana. Menantu ini, mematuhi semua petunjukmu"

Nyonya tua tersenyum lega. Beban berat dihatinya terangkat...

"Jika begitu... Maka bawa anak itu kemari... Aku ingin melihat cucu dengan darahku" Perintah nyonya tua.

Keluarga Lee yang tenang dipermukaan...

Mulai beriak...

Nyonya tua akan melepas semua ikatan ambisi keluarga Lee...

Karena ada kartu as ditangannya. Bagaimana jika itu keluarga Lee cabang lainnya mengukir ambisi diwajah mereka masing-masing sejelas matahari menyinari bumi. Itu tidak berarti apa-apa...

Darah dan tulangnya...

Sudah tiba...

* * *

Banyak keluarga Lee yang diam-diam mengincar kursi tepat dibawah kaki Ketua Lee. Mereka bersuka cita kala tahun demi tahun nyonya Lee tidak bisa memberikan keturunan. Lalu berlomba-lomba memamerkan milik mereka sendiri kepada tuan tua. Berharap tuan tua melirik dan menjadikan salah satunya sebagai kandidat yang tepat.

Tuan tua menyukai beberapa cucu keponakannya, tetapi berbanding terbalik dengan nyonya tua. Selepas berpulangnya tuan tua, favoritisme itu hilang. Nyonya tua tidak memperlakukan siapapun dengan lebih baik.

PlotWhere stories live. Discover now