berantem

139 13 0
                                    

"Kau ulang sekali lagi zayn? Bunda ku apa? " tanya Caine berdiri dari bangku nya. "Bunda lu itu jal4ng!! Upss" teriak zayn, rahang Caine mengeras badan nya bergetar.

"Jalang?.... Kau mengata bunda ku jalang? " suara Caine berubah, seolah olah itu bukanlah dirinya yang asli.

"Emang benar bukan?! Bunda lu itu jalang!!! " teriak Zayn lagi.

"Lu boleh menghina ku, tapi jangan bunda ku bangsat!!! " teriak Caine meninju wajah Zayn hingga dia terjatuh terbaring kebawah, Caine naik keatas nya lalu meninju wajah nya bertubi-tubi.

"Bagsat kau!!! " - Caine
"Bunda ku bukan lah seorang jalang!!! " - Caine
"Kau mengatakan bunda ku jalang?!!!! Besar sekali nali lu!!!! - Caine.
"Bunda ku sudah mat1!!!! Tapi kau memfitnah nya!!! Benar benar bodoh!!!!!! Teriak Caine masih meninju wajah zayn.

"Bunda mu itu bukan sekadar jalang, bahkan wanita pemuas nafsu, penghibur, apa kau tidak menyesal?! " kata Zayn memanaskan Caine. Walaupun yang di katakan Zayn tidak benar.

"Aku ingat kan sekali lagi, Bunda ku bukan lah wanita penghibur!!! Bunda ku bukan jalang!! Bunda ku bukan lah budak pemuas nafsu!!!!! " teriak Caine sebelum dia ditarik oleh Echi, Rion, Itsmo, dan yang lain yang ada dimeja tadi.

Caine memberontak untuk melepas kan. "Sudah Caine Chana Mahendra!!! " bentak Rion. "Lu tidak ada hak untuk membentak ku!!! " teriak Caine masih memberontak.

"Aku berhak!!!! " bentak Rion lagi, namun hal itu tidak membuat Caine takut. "Kau tidak ada hak!!!!!! " teriak Caine. Kemana Zayn? Dia sudah dibawa keuks kerana Caine.

"Plak!! "

Tamparan keras mendarat di pipi Caine hingga membuat pipi nya sedikit memerah. "Siapa kau untuk menamparku?!! Siapa dirimu!!!!!! " teriak Caine, tangan nya masih dipegang Tnf.

(Kalau seorang yang memegang Caine, bisa terjatuh orang itu kerana Caine kalau marah tubuh nya agak kuuat sih)

"Aku berhak!!!!!! Caine Chana Mahendra!!!! " bentak Rion lagi, mata elang nya menatap Mata emas Caine yang tatapan kosong.

"Sudah mamih!! " kata Mia sedikit keras. "Rion kau tidak berhak mengatur ku!! Kau tidak berhak menampar ku!! Dan kau tidak berhak untuk membentak ku!!!! " kata Caine masih belum menyerah.

"Aku berhak kerana uncle Mahendra yang menitip mu pada ku!!!! Jangan jadi bodoh Caine!!! " kata Rion, rahang nya mengeras.

"Kau tidak perlu membawa nama papa ku!!! " teriak Caine. Sekarang ini aku tidak mau memukul mu Rion, " kata Caine pelan, suara nya berubah seperti yang dia bilang ke Zayn.

"Gimana kau mau memukul ku?! Ingat Caine kau tiada siapa siapa!!! " kata Rion berteriak.

"Lepaskan aku, sebelum aku tikam kalian satu satu" ancam Caine, mau tidak mau mereka melepaskan kan Caine kerana dapat kode dari papi (Rion).

"Kau mencabar ku Rion Kenzo William?.. Aku tidak takut pada uncle William, aku juga tidak takut pada mu" suara pelan Caine membuat mereka merinding kecuali Rion.

"Ayo pukul aku, ingat Caine kau hanya ada kami, papa William, dan mama Shin- " belum sempat Rion menghambis kan cakap nya, Caine ingin meninju Rion  tapi terhalang kerana Rion menggenggam tangannya.

"Lepas atau kubunuh kau Yon" kata Caine mengambil pisau lipat didalam saku nya.

Dan?
Sreet!!

Darah mengalir turun, Rion melepaskan tangan Caine lalu menatap nya tidak percaya.

"Kenapa kau melukai dirimu?!!!! " tanya Rion saat Caine mengores tangan nya sendiri untuk lepas.

"Aku tidak peduli" kata Caine pergi ke kelas, kerana sudah 6 menit lalu bel berbunyi.

"Pih... " panggil Mia pelan. "Sudahlah, kalian masuk kedalam kelas, jangan lupa beritahu mamih bahwa kita semua berjumpa di markas seperti biasa" suruh Rion.

Skip sampai dikelas.

"Caine... " panggil Zora. Tidak ada jawabannya dari Caine, dia terus menerus memandang jendela kerana tugas nya sudah siap.

"Gimana Zor? " tanya Kepin. "Gak di jawab, lagi kesal kali" jawab Zora.

"Bu, saya izin wc, kerana baju saya basah" kata Caine sopan. "Baiklah, hanya 10 menit " kata bu guru itu.

"Ermm bu saya juga" kata Rion. Guru hanya mengangguk.

Terdengar suara gumam yang pelan, tapi Rion dapat mendengarnya. "Sialan!! Jahat!! Semua jahat!!! " gumam Caine memukul mukul dinding.

"Hic.... Hic.... Mereka jahat!! Semua jahat....!! " teriak Caine frustasi, memukul mukul kepala nya, memukul tembok, apalah.

Sehingglah satu tangan menghentikan perlakuan nya terhadap diri nya, dia adalah Rion.

"Jangan mukul terus anj!! " kata Rion mencengkam tangan Caine erat. "Biarin bangsat!! " Balas Caine mencoba untuk melepaskan tangan nya, tapi nihil.

Tanpa babibu, Rion memberi nya sebuah hodiee berwarna hitam pada Caine, lalu pergi meninggal kan nya.

"Shit.... " gerutu Caine pelan, sambil memakai hodiee itu. Caine keluar dari Wc, melihat Rion bersandar di dinding, seperti sedang menunggu nya.

"Apa apaan lu? Nungguin gue " tanya Caine dingin. "Gue nungguin lu kerana takut lu ngapa-ngapain, dahla kembali ke kelas. " kata Rion.

"Gausa sok perhatian gue benci hal itu" kata Caine berlalu pergi meninggalkan kan Rion. "Tenang aja, aku beri kamu hukuman Caine sampe pagi~" gumam Rion, sinis.

Caine  kembali kekelas, kemudian duduk di bangku nya.

Skip bell pulang berbunyi.

"Caine! " panggil Gin. "Gausah manggil, aku malas ama kalian semua" kata Caine berlalu pergi dari kelas.

"Mood nya tidak baik kah? " tanya Echi tantrum. "Mungkin... Jangan lupa beritahu nya jumpa di markas. " "oke!!! " - all

Skip sampai dimansion  paman nya.

"Assalamu'alaikum- astagfirullah paman" teriak Caine melihat william sedang bermesraan bersama istri nya diruang tamu.

"Ehh ada Caine, jemput masuk dulu " kata Aunty shinta. "Ehh, kalian mau bermesraan didalam kamar dong, jangan disini" canda Caine masuk kedalam sambil menyalami mereka berdua.

"Hahaha, maaf Caine, kebablasan" kata Paman William tertawa geli. Sementara si  aunty menatap Caine curiga. "Kenapa wajah mu merah Caine? " tanya aunty shinta curiga. "Ini? Gakpapa jatuh tadi" kata Caine mencari alasan.

"Mulut mu mungkin bisa berbohong Caine tapi tidak untuk mata mu, " kata auntie shinta lagi.

"Kamu habis ditampar? " tanya paman William dingin. "Siapa yang nampar mu? Berani sekali " kata William lagi.

"Aaaa... Bukan kok"kata Caine memberi alasan lagi. Tambah lagi, darah ditangan nya sudah kering, dapat dilihat jelas kedua orang itu.

"Assalamu'alaikum, aku pulang" kata Rion sembari masuk kedalam Mansion.

"Wasalam, Rion kamu tahu kenapa pipi Caine merah? " tanya Auntie shinta pada anak nya.

"Ditampar ama aku mi, " jawab Rion tanpa ada  rasa bersalah sedikit pun.

"Lah?! Kenapa kamu nampar Caine Rion? " tanya William menatap kearah anak nya itu.

"Degil pa, tadi aja berantem ama Zayn sampai babak belur itu anak" kata Rion datar. "Kenapa berantem? " tanya William lagi.

TBC .

The Devil's Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang