...

117 7 0
                                    

alah pribadi paman, jadi aku rasa tidak perlu ada Rion" alasan Caine. "Paman bertanya padamu Caine" balas William.

"Sudah ku bilang paman ini urusan pribadi ku, tidak perlu membawa nama Rion didalam nya" jawab Caine dingin. Mata emasnya menatap mata coklat muda milik William dengan tajam.

"Jangan teruskan amalkan sifat membun*h mu itu, paman takut kebalik ke Mansion mu aine" ucap William.

"Ya... I know anything" - Caine.
"Good"- William.

.
.
.
.
.
.

2 bulan kemudian,

" Paman, aku pulang dahulu" kata Caine menyalami mereka. Kemudian keluar dari Mansion milik paman nya menuju Mansion dirinya.

"Rion, ikuti Caine sampai ke mansion" suruh Shinta. "Baik mih" - Rion.

Caine tahu bahwa William tidak akan membiarkan dirinya pulang sendiri, kerana setiap dia pulang sudah pasti Rion mengikuti nya hingga dia sampai, Caine tidak mempermasalahkan hal itu tapi hal baru menanti dirinya.

Setelah 20 menit membawa motor akhir nya dia sampai dimansion Noe. Tapi yang aneh nya kemana pengawal nya? Kenapa bibi dan kak Yunda yang selalu menyambut dirinya? Mana kak Airuma?.

Caine masuk kedalam diikuti oleh rion, namun hal yang di depan matanya membuat Caine berkeringat.

Pupil Caine mengecil... Dia tidak percaya apa yang ada dihadapan nya. Caine terduduk setelah melihat seisi Mansion nya yang menjadi... Mayat...

Mereka mati dengan menggenaskan, kak Yunda bersandar ditepi dinding dengan kepalanya mengeluarkan darah. Bibi tergeletak dilantai matanya terbuka, pisau tertancap cantik di lehernya.

Pengawal pribadi nya tertancap 3 anak panah, 1 pisau diperut nya, wajah seperti digores gores, kepala nya pecah.

Pengawal kedua, hal yang sama terjadi.
Begitu juga dengan pengawal yang lain...

Rion menutup mata Caine, supaya dia tidak melihat itu tapi sudah terlambat. Caine terlanjur melihat hal yang di depan nya, yang begitu sadis kejam membuat hatinya hancur berkeping-keping.

Hanya tiga orang sahaja yang selamat dari pembunuhan itu. Caca, made, dan Airuma.

Hening.... Tiada percakapan dari kedua orang itu setelah melihat kejadian ini, hanya terbau amis darah, dan mendengar suara angin bertiupan tenang.

10 menit berlalu....

"Aine... " panggil Rion pelan, Caine tidak menanggapi nya, seolah olah dia tidak mendengar hal itu. Rion dengan sigap mengendong paksa Caine ala koala tapi yang aneh nya Caine tidak menolak.

.
.
.
.
.

9:00 PM

Sampai dimansion William, Caine tetap tidak bicara, kepala nya menunduk pandangan nya menjadi kosong, hingga dia tak sadar dia digendong oleh Rion tadi.

Hingga kedalam mansion Rion setia menggendong nya.

Shinta dan William menghampiri mereka berdua.

"Caine kenapa Rion? " tanya William melihat Caine dengan datar. "Ermm... Kita bisa ke sofa dulu gak pa? Nanti aku ceritain" Mereka mengangguk.

.
.
.
.
.

Rion meletakkan Caine diranjang nya, lalu turun kebawah. Melihat sepasang Suami-istri sedang duduk disofa sepertinya sedang menunggu dia untuk datang.

"Baiklah rion ceritakan pada kami apa yang terjadi pada Caine, bagaimana bisa pandangan nya kosong" ucap Shinta pada anak nya Rion.

"Cerita nya gini ma" Rion menceritakan semua yang terjadi dimansion Noe tadi, mereka kaget bukan main.

"What?! Yunda dan Bibi dibunuh?! " teriak William tak Terima, Rion mengangguk.

Sementara itu.

"Hiks... Kalian jahat... Jahat..... !!!! " teriak Caine frustasi. Dia melempar bantal dibawah.

"Kalian jahat....!!!! " teriak Caine lagi tapi teriakan nya kali ini kedengaran hingga kebawah.

"Jahat!!!!!!!!!! " Rion membuka pintu kamar nya, yang sudah berantakan kerana Caine yang hilang kendali(?)

"Aine... " panggil rion sambil menghampiri Caine yang asyik melempar barang.

"Jahat!!! " teriak Caine frustasi tanpa sadar Rion memeluk dirinya.

"Stt... Tenang... Jangan biarkan 'dia' mewakili dirimu" suruh Rion mengusap lembut punggung Caine.

"Mereka jahat...." lirih Caine pelan, tanganya berhenti untuk melempar barang. "Mereka tidak jahat, mereka baik " ucap Rion pelan.

"Mereka jahat jika mereka tidak jahat mereka tidak akan pernah pergi meninggalkan ku!! " ucap Caine menatap kosong kehadapan.

"Sttss... Kita balas dendam Oke? Kita balaskan dendam kak tunda dan bibi pada orang yang membunuh mereka Oke" ucap Rion memeluk erat Caine. Sedangkan William dan Shinta hanya melihat dua orang itu berpelukan.

"Wil, sampai kapan ya kita harus melihat Caine tersiksa seperti ini, " tanya Shinta pada suami nya William. "Aku juga tidak tega Shin, melihat 'Dia' selalu mengendalikan Caine " jawab William lirih. Sungguh dia tidak tega melihat anak saudara nya menderita seperti ini, tambah lagi Caine kehilangan orang yang dia sayang.

"Kita doakan yang baik-baik aja untuk nya, " kata William lagi. Sambil menarik Shinta kedalam dekapan nya.

.
.
.
.
.
.
.

7:00 pagi

"Aine bangun sekolah" panggil rion pelan, sambil menggoyang tubuh Caine dengan perlahan. Si pemilik tubuh yang merasa tidur nya terganggu sedikit merengek, lalu bangun duduk.

"Apa?.. Masih ngantuk" lirih Caine menggosok mata nya dengan sedikit kasar. "Bangun sekolah, gak mau sekolah tah? " ucap Rion.

"Masih awal" rintih Caine sambil menidurkan kembali tubuh nya. Rion yang melihat itu sedikit kesal lalu menarik tangan Caine untuk bangun.

"Bangun, nanti ada ujian naik kelas!! " teriak Rion pada Caine yang mamai. "Ohh... Hah?! Kenapa sih lu gak bangunin gue lagi awal!!! " teriak Caine berlari turun dari atas kasur. Dan sempat jatuh.

"Huaaaaa!!!! " teriak Caine terduduk ketika kaki nya tak sengaja tertendang pintu kamar mandi.

Rion yang melihat itu merasa hiba sedikit, kerana bukan selalu Caine bermanja seperti itu.

"Udah, udah jangan nangis napa" suruh Rion mengelap mata Caine yang memerah. "Huaaaa!!!! " nangis Caine lagi.

.
.
.
.

Kini 2 orang bersurai merah dan ungu berdiri di hadapan pintu kelas dengan nafas tidak teratur.

"Huh hah huh " nafas Caine berantakan kerana dia berlari bersama rion kerana hampir telat, untung sahaja guru belum masuk.

"Untung sahaja guru belum masuk" lirih Caine pelan, lalu melangkah masuk ke kelas. Namun harapan yang setinggi langit seketika runtuh ketika melihat paman nya tersenyum miring.

"Jumpa saya diruang bk Caine" kata paman Irfan.

"Baik.... " Caine tidak punya pilihan selain menurut untuk mengikuti pamannya itu.

.
.
.
.

"Kenapa kamu telat? " tanya Paman Irfan Luthfiya. "Kesiangan pak" alasan Caine tapi memang benar dia telat kerana terjatuh.

"Itu alasan kamu? Saya mahu alasan yang kukuh Caine kalau tidak paman akan memanggil Kak Yunda" ucap Irfan.

"...... " Caine terdiam, dia menunduk kan kepalanya, rasa sakit hati nya kembali.

"Jangan diam sahaja Caine, beri alasan yang kukuh untuk membuat paman mempercayai mu" ucap paman Irfan lagi.

"Semalam..... " - Caine.
"Semalam apa Caine?!! "- Irfan
"Kak Yunda... " - Caine.
"Kak Yunda kenapa Caine?!!! " irfan.
"Dibunuh..."

Ucapan Caine membuat Irfan kaget, dia mencengkam baju koler erat yang membuat Caine takut.

TBC

The Devil's Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang