permintaan

266 20 3
                                    

"Lihat lah gue yang menang" kata sosok itu. "Ck, kau mau apa? " tanya Caine Chana Mahendra.

"Aku mau kamu" kata sosok itu membuat Caine kaget, tapi dia berusaha untuk tenang.

"What you say?, say me back" tanya Caine datar, dia belum ngeh lagi. "Aku ingin kamu Caine chana Mahendra" kata Rion Kenzo William.

"What?! You're crazy?! " kata Caine. "No, i not crazy " jawab Rion datar lalu pergi dari Caine yang masih dalam rada kaget.

"You its my mine Caine" kata Rion. (Papih gue obsesi cok)

Caine pulang ke mansion nya, lalu masuk dengan wajah datar. Mansion sepi bagaikan terbengkalai, kemana papa dan bunda Caine? Mereka sudah meninggal 3 tahun terakhir.

"Tuan muda" ucap pengawal Mansion nya, yang menundukkan kepala nya. Caine hanya meng'hm' sahaja.

Kamar bernuansa putih krim, kini diratapi Caine. Dia meratapi barang yang ada diatas meja hias, kamar yang terapi, meski pun tiada yang menduduki dikamar itu, namun tetap harum seperti parfum bunda nya.

Caine mengambil sebuah bingkai kecil, yang berisi gambar bunda dan ayah nya. "Kenapa kalian ninggalin aku? " tanya nya pada diri sendiri sambil menggosok pelan bingkai gambar tersebut.

Bibi menghampiri nya, dan membuat nya tersadar dari lamunan. "Tuan muda, anda harus tidur sekarang ini sudah larut malam besok anda akan sekolah" kata bibi itu pada Caine.

"Ahh baiklah... Aku akan kembali kekamar ku, " kata Caine beredar sambil membawa pergi bingkai gambar yang dia pegang tadi.

Bibi menatap hiba pada Caine, dan merintih pelan. "Kak Shina, kenapa kak ninggalin Caine terlalu cepat? " batin nya.

Sementara itu.

"Ini tuan muda data Tuan Caine Chana Mahendra" kata asisten Rion.

"Hmm, kau bisa keluar" kata Rion pada nya, dan asisten itu mengangguk pelan. Rion membuka data data yang dia minta.

"Uncel Mahendra, aku akan menjaga anakmu seperti mana dijanji kan sebelum nya" batin Rion, senyuman menghiasi bibir nya.

Skip keesokan pagi nya.

"Tuan muda, bangun anda harus ke sekolah" panggil bibi mengetuk pintu kamar Caine dengan lembut. Caine mengedip mata nya, dan mengambil ponsel untuk melihat jam.  Kemudian dia bangun.

"Baik bi, aku bangun" jawab Caine turun dari atas kasur.

Skip mandi.

Caine membutuhkan kan sekitar 4 menit untuk memakai seragam sekolah nya, lalu turun kebawah untuk sarapan. Seperti biasa hanya dirinya yang ada dimeja makan.

"Ermm, kak Yunda" panggil Caine pada penjaga itu. "Ya tuan muda? " jawab nya menghampiri Caine yang masih belum makan.

"Tolong panggil kan bibi dan yang lain bisa? " tanya nya lembut, dia menatap binar kearah Yunda.

"Yaudah sebentar ya tuan muda" balas Yunda lalu naik keatas.

Beberapa saat kemudian.

Yunda turun dengan bibi Caine. lalu menghampiri nya, merasa tugas nya sudah selesai Yunda ingin pergi tapi tangan nya ditarik.

"Kak teman aku makan bisa kan? " tanya Caine sedikit serak. "Bisa kok, tapi ajak bibi sekali ya" kata Yunda duduk disebelah Caine.

Kenapa Yunda setuju untuk makan bersama Caine? Kerana Yunda tahu Caine kesepian, mereka yang menjadi pengawal nya, bibik, maupun apa pun, mesti setiap harinya Caine akan memanggil 1 atau pun 2 orang untuk menemani nya makan

"Mansion tanpa bunda"
"Mansion  tanpa papa"
"Hidup ku kelam bagikan kegelapan malam"
"Namun... Kenapa kalian lebih memilih meninggal ku? "
"Kenapa kalian tidak membawa ku pergi bersama? "
"Apa kalian tidak sayang pada ku? "

Kira kira itulah soalan soalan yang bermain difikiran Caine. "Kak Yunda, kenapa mereka pergi? " tanya Caine pada Yunda,.

"Mereka pergi kerana takdir, bukan kehendak mereka sendiri tuan muda, anda juga akan menemui mereka nanti tapi bukan di dunia. " jawab Yunda lembut.

"Dimana? " tanya Caine. "Di surga mereka menanti mu disurga tuan muda" jawab Yunda.

"Lebih baik anda mencepatkan makan anda, anda hampir tertelat" kata Yunda, Caine mendengar hal itu langsung menghabiskan kan makanan nya lalu menyalami Yunda serta bibi nya.

"Papai" Teriak Caine melambai tangan tanda selamat tinggal pada mereka.

Skip sampai disekolah.

Caine masuk ke kelas dengan wajah dingin, tidak seperti biasa dia melihat Rion dengan kacamata hitam duduk di bangku sebelah nya.

"Kau terlewat Caine" kata Rion singkat.
"10 menit lagi bell berbunyi, bagi gue ini tidaklah lewat" jawab Caine melabuhkan punggung nya di bangku milik nya.

"Mamih" panggil Mia pada Caine.
"Kenapa hm? " jawab Caine tanpa menatap ke Mia. "Your oke mamih? " tanya Echi. "I'm oke, but... " jawaban Caine terhenti keketika darah mengalir dari hidung nya.

"Shit... Kenapa masih berdarah? " batin Caine bertanya. Rion bisa mendengar hati Caine, lalu memberi nya selembar tisue.

"Mamih kenapa hidung nya berdarah?!! " tanya Krow sedikit berteriak. "Gak apa kok" jawab Caine lembut, sambil mengelap darah nya yang tak berhenti turun.

"Shit... Akibat semalam kah, sialan anj!! " batin Caine mentoxic.

"Kau kenapa? " tanya Rion padanya.
"Gakpapa, " jawab Caine datar.
"Kembali ke bangku, bu guru sudah masuk" kata Caine berdiri.

"Baik mih!! " - all

(Skip aelah, tangan aya pegal hehe, btw skip hingga bel istirahat.)

"Semua anak-anak, kalian bisa keluar untuk istirahat " kata bu guru keluar dari kelas 10 IPA.

Mereka semua keluar dari kelas, pergi ke kantin yang penuh dengan pelajar yang sedang makan, mereka memilih meja kosong lalu duduk disitu.

"Siapa yang mau pesan? " tanya Selia bangun dari bangku nya. "Semua nya bakso, sama es teh" kata Caine dan mereka mengangguk sebagai jawaban.

Skip mereka tengah makan.

Sekumpulan siswa lelaki datang menghampiri Caine yang sedang makan lalu menuangkan air diatas kepala nya. Sontak hal itu membuat

Selia, Echi, Krow, Rion, Itsmo, Mia, Mako, Garin, Agil, Kevin, Zora, Funin, dan Jaki terkejut (ada banyak lagi bah, tapi saya lupa nama) .

"Oi gak punya orang tua, kenapa lu duduk disini? " tanya salah satu siswa itu. "Comeback say" suruh Caine masih sabar.

"Gak punya orang tua!! " teriak siswa itu membuat Caine bangun dari bangku nya.

"Ouh, gue ngaku sih gue emang gak punya orang tua" marah Caine masih sendikit tenang, pakaian sekolah nya habis basah gegara zayn.

Saat Caine ingin duduk kembali, perkataan selanjutnya nya akan membuat siswa itu babak belur.

"Lu tahu gak sih Bunda lu itu Jal4ng! " teriak zayn. Seluruh kantin mendengar teriakan itu, termasuk yang dimeja Caine.

TBC.

"Haii, aku tuh masih baru ya, jadi kalau agak gaje book ini tolong beri feedback dikometar, tapi baik ya bahasa nya aku akan Terima kok"

"Btw jangan lupa vote sengg ku, "

The Devil's Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang