Side to Side

264 21 4
                                    

Warning!!
Cerita mengandung kekerasan, sex, anal, nudity, kata kasar, umpatan, psikologis. Diharap pembaca sudah memahami. Jika kurang berkenan mohon untuk tidak lanjut membacanya.

---------

Tcuih!!

Felix menyeka wajahnya yang baru saja diludahi hyunjin. Mengambil tisu disebelahnya, kemudian membersihkan wajahnya yang masih sedikit basah.

"M.. maaf hyun, aku gak sengaja"

"Lo mau bunuh gue?"

"Ng.. nggak. Gak mungkin aku mau bunuh kamu. A.. aku sayang sama kk-"

"Aahh bacot!!"

Hyunjin menepis piring berisi makanan yang disajikan oleh felix. Berceceran dilantai, berantakan. Felix segera berlutut dan membersihkannya, memisahkan makanan dengan pecahan-pecahan beling yang berasal dari piring tadi.

"Lo beresin nih, terus pesenin gue makanan baru di resto sebrang. Gue gamau nunggu lama. Dalam 30 menit makanan itu belum ada. Lo siap-siap terima hukumannya!"

Felix mengangguk perlahan, air matanya mulai menetes. Sembari ia masukkan pecahan beling tadi ke dalam pelastik, ia berkata

"Felix, its okay. Hyunjin cuma lagi capek dan dia lapar. Hyunjin gak sengaja ngelakuin itu. Sabar felix"

Sugesti yang tertanam di dalam fikirannya selalu keluar sesaat setelah hyunjin mengasarinya. Hatinya sedih, namun ia tak kuasa jika hidup tanpa hyunjin. Baginya, hyunjin adalah belahan hatinya, separuh nyawanya.

Felix berlari setelah mendapatkan makanan yang ia pesan. 30 menit hampir berlalu. Ia berlari sekencang mungkin berharap makanan yang ia bawa sampai tepat pada waktunya untuk sang kekasih.
Gerimis yang sedari tadi turun tidak memperlambat langkah kakinya. Ia mengangkat sepatunya, berlari dengan kaki mungilnya tanpa alas agar lekas sampai dirumah. Baju berwarna putihnya basah. Wajah dan rambut panjang sepundaknya apalagi. Malam terasa sangat dingin sekarang.

"Jangaan... Sebentar lagi aku sampai. Jangan dulu 30 menit" benaknya khawatir. Langkah kakinya semakin cepat saat ia melihat gerbang rumahnya. Tangannya berusaha meraih gagang pintu di depannya, namun...

Ceklek

"Apa-apaan felix?!" Suara hyunjin berhasil membuatnya mematung seketika

"Mau jadi pelacur lo?"

"Pelacur? Hyun, maksudnya?"

"Ooh.. lo sengaja kan ke resto depan, gak pake payung, ditambah kemeja putih lo yang nerawang basah karna hujan? Biar apa? Biar pelayan-pelayan resto bisa liat dada lo? Biar pelayan resto bisa sewa tubuh lo? Atau lo emang rencana mau kasih gratis?"

"Enggak hyun, aku tadi buru-buru. Waktu berangkat belum hujan, jadi aku gak bawa payung. Ditambah aku mau makannya siap sebelum 30 menit kaya yang kamu suruh"

"Gak usah alasan felix! Kalo emang mau ngelacur gausah alesan! Lo lupa kata-kata gue? Mau gue ingetin lagi?"

"Hyunjin.."

"Sini, pelacur murahan macem lo tuh pantes dihukum!"

Hyunjin menarik kerah baju felix, membawanya ke dalam kamar mandi. Menyalakan keran shower dengan water heater ke arah tanda merah. Kemudian menyiram felix dari ujung rambutnya.

"Aacck.. panas hyun! Jangan.. aku minta maaf. Hiks.." felix merintih, tubuhnya terasa terbakar. Kulitnya yang putih mulai mengeluarkan warna merah akibat dari panas air.

Hyunjin merobek kemeja yang dikenakan felix, membuat kancing-kancingnya putus dan berjatuhan. Ia mendorong tubuh felix memghadap dinding kamar mandi dan menanggalkan seluruh celana yang digunakan felix.

Hyunlix Oneshoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang