Bagian tiga puluh satu | Khawatir

217 11 9
                                    

⚠️WARNING!!⚠️

(Perlu di pahami bahwasanya di Cerita bersajak "Absurd Pernikahan" ini, mengandung konten yang mungkin hanya cocok untuk beberapa kalangan, sebab memiliki beberapa kata kasar dan Dewasa, maka dari itu diharapkan para readers tercinta ambil bijak dalam membaca cerita ini!!)

______________________________________

Hi
Author update lagi nih
Jangan lupa vote dan komen yah teman-teman

Happy Readingg...

___
__
_

"Hidup dalam kebimbangan perasaan adalah seperti berjalan di tepi jurang, di mana hati terombang-ambing antara harapan dan ketakutan, tanpa tahu arah yang pasti"



"Jadi gimana Dok keadaannya? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Vandra, ekspresinya begitu cemas ketika dokter yang ia telpon tadinya selesai memeriksa Silli.

Dokter itu melirik Silli sekilas, kemudian sorot matanya beralih pada Vandra, "beberapa menit lagi dia akan sadar, tidak perlu khawatir! Itu hanya pengaruh sesak karena terlalu banyak menelan obat. Tapi sebaiknya, jangan biarkan dia melakukan itu lagi, sebab menelan obat secara berlebihan seperti tadi juga bisa berakibat fatal untuk kesehatannya!"

"Baik, terimakasih dok!"

Vandra merasakan saluran pernapasannya mulai berjalan normal dan kekhawatirannya pada Silli pun mereda. Vandra memandangi cewek berwajah pucat yang tengah berbaring di tempat tidurnya, ada rasa kesal karena Vandra berfikir jika cewek itu sedang melakukan percobaan bunuh diri, namun untungnya dokter menjelaskan jika Silli baik-baik saja.

"Kalau begitu, saya pamit dulu! Resep obat sudah saya catat di sini dan bisa kamu beli di apotek!" Pamit dokter itu setelah memberikan selembar kertas bertuliskan resep obat untuk Silli. Namun, sebelum dokter itu kembali melangkah, Vandra dengan cepat menghentikannya.

"Bisa tolong periksa obat ini dok?" Pintanya, sebab merasa ada yang tidak beres dengan obat yang Silli minum ini.

Saat dokter mengambil dua butir obat yang di berikan Vandra alisnya mengkerut, karena merasa asing dengan obat itu, seolah ini adalah kali pertamanya ia melihat obat seperti itu.

""Obatnya begitu asing, mungkin untuk mengecek obat ini perlu beberapa minggu!"

"Gapapa Dok, yang penting diperiksa saja dulu! Kalau hasilnya sudah keluar, tolong beritahu saya!"

Dokter itu mengangguk, sebelum akhirnya pamit kembali dan segera melangkah keluar dari rumah Vandra.

Vandra mendekati Silli, menatap wajah cewek itu lamat-lamat. Hatinya cukup terganggu, melihat wajah Silli yang begitu pucat. Ingin rasanya Vandra segera membangunkan ia dan menanyakan perihal obat yang selama ini Silli sembunyikan. Mungkinkah Silli juga punya penyakit seperti Clara?

Selang beberapa menit, mata Silli perlahan terbuka, menampakkan langit-langit kamar yang samar. Tangannya bergerak menyentuh kening yang masih terasa pusing, sampai akhirnya ia menemukan Vandra sudah berdiri di depannya dengan ekspresi datar.

"K-kenapa?" Tanyanya sedikit gagap. Silli merasakan pusing di kepalanya mulai mereda.

"Ini apa!?" Tanya Vandra balik, dengan tangan memegang beberapa butir obat yang menjadi sebab Silli bisa hilang kesadaran. Vandra yakin betul, ada yang disembunyikan oleh istrinya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Absurd Pernikahan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang