01

2 0 0
                                    

"SUDAH AERIS BILANG, AERIS TIDAK ADA UANG YAH!"

'PLAAAK'

.
.

  Pagi itu nampak kacau bagi aeris, ayahnya yang semalam tidak ada dirumah tiba-tiba pagi itu mendobrak pintu kamarnya. Aeris yang tengah bersiap-siap sekolah terkejut melihat ayahnya yang sudah diambang pintu.
Tidak banyak bicara ayahnya mulai menggeledah kamar aeris, mengacak-acak lemari, dan laci aeris. Kamar yang semula rapi dan bersih seketika menjadi kapal pecah, pakaian berantakan dimana-mana dan barang lainnya. Dan hanya gumaman ayahnya yang terdengar dikamar itu.

"uang, uang dimana, uang"

Aeris yang melihat itu seketika murka, dan tertawa miris. Uang? Ayahnya yang semalam, tidak ini bahkan sudah 3 hari ayahnya tidak dirumah dengan tidak tau malunya ayahnya mengacak-acak kamarnya hanya untuk mencari uang.

"Hentikan, ayah apa-apaan ini" aeris menepis tangan ayahnya sebelum tangan itu meraih saku kemeja aeris.

"Uang aeris dimana uang, ayah butuh uang" tidak menghiraukan ucapan aeris, ayahnya terus menggeledah saku baju aeris. Aeris hanya berdiam diri, dirinya sudah lelah mengahadapi ayanhnya, setiap hari yang dicari hanya uang uang dan uang.

"AYAH STOP!"

"SUDAH AERIS BILANG, AERIS TIDAK ADA UANG YAH!" teriak aeris, uang tidak ada tapi ayahnya terus menggeledah setiap inci kamarnya, 20 menit lagi jam masuk sekolah tidak mungkin ia akan meninggalkan ayahnya seperti ini, bisa-bisa semua hancur dibuatnya.

'PLAAAK'

Tamparan keras aeris dapatkan dipipi kanannya, pipinya panas, ini sudah biasa aeris sudah biasa diperlakukan seperti ini.

"AYAH BUTUH UANG AERIS, CEPAT MANA UANGNYA!" teriak samuel, ayah aeris.
"tidak ada uang, ayah tidak bekerja jadi bagaimana aeris punya uang, tidak mungkin ayah tidak tau, sekarang aeris mohon keluar dari kamar aeris" ucap aeris lirih, bagaimana bisa seseorang anak yang menghidupi ayahnya. Bukankah seharusnya aeris yang ada diposisi ayahnya? Meminta uang saku untu ke sekolah. Itu tugas dari seorang ayah bukan?

Aeris mulai mengemasi tas sekolahnya, kamarnya berantakan. Aeris tidak ada waktu untuk membereskannya, ia hanya mengambil tas dan segera berangkat sekolah. Ayahnya sudah tidak terlihat lagi, aeris tidak peduli dirinya sudah terlanjur membenci orang tua itu, setiap hari hanya datang untuk meminta uang.

"Dasar orang tua sialaan, kalo bukan ayah udah gue jual tuh orang, aaakhh siaalan jadi telat kan"

                                              ***

  Aeris nerissa, siswa kelas 3 disekolah SMAN WIJAYA KARSA 01. Biasa dipanggil aeris. Ia salah satu cewek tercantik disekolahnya, namun tingkah lakunya tidak secantik wajahnya. Hidung mancung dan mata abu-abu miliknya membuat kecantikannya bertambah. Aeris hidup berdua dengan ayahnya, meskipun ayahnya jarang terlihat dirumah. Ayahnya aeris, samuel orang tua bodoh kalo kata aeris, setiap harinya hanya mabuk dan berjudi. Udah sering kali aeris melarang ayahnya unyuk berjudi tapi semua itu tak didengar ayahnya. Bukannya apa, meraka tergolong keluarga miskin, semua kebutuhan dikeluarganya aeris lah yang mencukupi itu. Dia bekerja paruh waktu dicafe mikik ibu temannya. Dengan susah payah aeris memohon-mohon agar bisa bekerja akhirnya ia diterima juga. Aeris masih sekolah itulah yang membuat ia kesulitan mencari kerja. Menunggu ayahnya bekerja, sampai kapan pun itu tak akan terjadi.

  Disekolah aeris menjadi siswi nakal, sering membully teman-temannya, sudah sering kenalan yang ia lakukan itu membuat sang sahabat angel khawatir. Khawatir karena buku catatan kenakalan aeris penuh, bisa-bisa nanti dikeluarkan. Aeris salah satu siswi yang mendapat beasiswa, itu cukup membuat lega dia. Karena tidak perlu memikirkan biaya sekolah. Dan itu juga termasuk kekhawatiran sahabatnya. Para guru tidak akan segan-segan mengeluarkan aeris nantinya. Akan tetapi aeris masa bodoh dengan masalah itu, yang terpenting baginya bisa merasakan bahagia.

Bahagia yang diluar nalar.

"Telat lagi? Lo udah seminggu 3x lo ris" ucap angel dengan merapikan rambutnya dengan sisir kecil kebanggannya.

Aeris masuk kekelas tepat pada waktu istirahat, dirinya sudah melewati 2 pelajaran karena harus melakuka hukuman telatnya. Untung yang berjaga didepan pak joko jadi hukumannya lumayan ringan hanya membersihkan kamar mandi. Daripada lari lapangann aeris lebih suka membersihkan kamar mandi.

"Ya lo pikir gue mau telat juga, ini gara-gara orang tua sialan. Ngapain juga pulang" jawab aeris kesal, kejadian tadi pagi membuat ia kesal bukan main.

"Gitu gitu juga bapak lo ris, sabar aja" kalo menyangkut ayah aeris angel hanya bisa menyemangati saja. Ayahnya udah keterlaluan, aeris hanya dijadikan sebagai dompet saja. Pulang kerumah kalo uang sudah habis.

"Malak kuy, uang gue habis" celetuk aeris tiba-tiba.

"Tobat lo tobat, kelakuan dah kayak setan juga."

"halah lo juga mau kan? Btw, si tina ada lipstick baru" aeris merangkuk angel mencoba untuk membujuknya.

"Bilang kek daritadi, gasskeun sis"

   Ya, angel sahabta aeris 11 12 tingkah lakunya sama aeris. Partner in crime kalo kata orang. Mereka pun pergi ke kelas dimana tina berada. Tina adalah korban dari kelakuan aeris, tiap hari aeris dang angel memalak tina. Tina salah satu adek kelas aeris yang cukup kaya, makanya aeris sering memalaknya. Ya, mereka berdua sudah sering kali mendapat teguran dari para guru, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, tapi itu hanya omong kosong mereka berdua saja. Sehari tidak memalak besok akan kembali memalak.

"Mau kemana?"

Pertanyaan tadi membuat aeris dan angel menghentikan langkahnya, tepat didepan ada seorang perempuan berambut hitam panjang sepinggang menghalangi jalan keduanya.

"Biasa lah" ucap aeris sambil menyibakkan rambutnya. Dan diikuti oleh angel.

"Mau malak? Udah ih gausah kasiha tau tina. Mending ikut gue" ucap perempuan itu.

"Gak mau ah, tina ada lipstik baru katanya" angel menolak, lipstik tetep nomer satu, apalagi itu tina yang punya pasti yang paling mahal. Jackpot.

"Iya minggir lo kyla, lo kalo mau ikut ayok dah" aeris menggeser tubuh permeluan itu yang diketahui namanya kyla. Kyla hanya menghela nafas melihat sahabatnya itu.

  Kyla salah satu sahabat aeris juga, dia salah satu yang waras. Iya, dia tidak terlalu nakal seperti keduanya hanya mengikuti dibelakang saja. Yang paling alim kala kata orang.

"Ada si bian tau dikelasnya, lagi ngapel" ucap kyla sambil berjalan mengikuti dibelakang.
Sontak aeris dan angel menghentikan langkahnya, membuat kyla menabrak punggung aeris.
"Aduh"

"La yang bener lo, dih apa-apaan tuh orang, petrus jakendor banget" ucap aeris.

"Dahlah bodo amat sama si bian, palak juga aja dah" angel tiba-tiba melengos begitu saja. Bodoh amat sama bian.

"eh angel tungguin bodo" aeris cepat cepat menyusul angel dan diikuti oleh kyla.

Bian, salah satu rival aeris. Bian mantan ketua osis, yang selalu saja menjengkelkan bagi mereka. Ya bagaimana tidak, mereka bertiga selalu saja kena hukuman oleh bian waktu masih masa jabatannya. Kesalahan sedikit saja hukumannya bukan main. Maka dari itu mereka bertiga ounya dendam sendiri, sebenarnya hanya aeris dan angel saja yang sering, si kyla hanya jarang-jarang.

Kini bian yang sudah lepas dari osis tiba-tiba mengejar adik kelasnya, yang sering aeris palak. Dan ya kelakuan itu tidak lepas dari mata bian. Sudah sering mereka kena ceramahan bian gara gara mengusik adek kelasnya alias crushnya. Tetapi mereka bodo amat, saat ini bian bukanlah ketua osis jadi mereka cukup berani diri.


BRAAKKK

"Yuhuuuu tinaa ~~ apa kabar baby?"

there is no differenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang