02

0 0 0
                                    

BRAAKKK

Pintu dibuka dengan keras, disusuk dengan sapaan manis aeris dan angel.

"Yuhuuuu tinaa ~~ apa kabar baby?"

Ucapan pertama yang keluar dari mulut aeris dan angel menjadi pusat perhatian yang dikelas. Dan terlihat bian juga yang hanya melihat sekilas malas menanggapi. Perhatiannya kembali lagi ke adek kelasnya, tina.

"Bucin bet anjr" bisik aeris pada angel.

"Aku tunggu nanti digerbang ya" pamit bian ke tina, dan hal itu tidak lepas dari penglihatan aeris dan sahabatnya dan teman sekelasnya. Dan mendapat sorakan cie oleh teman-temannya. Tina yang menjadi pusat perhatian hanya tersenyum malu.

"Mau apa kalian kesini? Gangguin tina lagi?" kali ini perhatian bian berpindah ke aeris dan angel.

 Menghalangi jalan aeris dan angel yang akan ke bangku tina, seakan menjadi pahlawan itu membuat aeris ingin muntah. Mengabaikan pertanyaan bian kini aeris jalan ke depan dan menepuk pundak bian.

"Pak bian yang terhormat, kami hanya ingin bermain dengan tina. Tidak ada maksud apa-apa" ucap aeris dengan senyuman yang ia buat semanis mungkin. Bian hanya mengangkat satu alisnya curiga, dan langsung menepis tangan aeris yang ada dipundaknya. Ia sungguh tidak percaya dengan omongan aeris. Pandai berbohong adalah salah satu prestasi aeris.

"Mending lo minggir deh bian, kagak jelas lo, pacar aja bukan. Gegayaan banget ngapel" itu angel yang emosi. Entah kenapa setiap kali nama bian terdengar oleh telinga nya, ia akan emosi tanpa jelas. Seperti sekarang, angel sudah muak melihat bian apalagi dengan sikap bian kepada tina. Membuat dia ngeri.

"Angel sabar atuh" kini kyla ikut berucap, menenangkan angel. Kyla tau kini angel seperti akan meledak kapan saja hanya dengan melihat bian.

 Tanpa banyak bicara bian berjalan keluar, tau kalau dirinya masih bersikap keras kepala, dirinya juga yang akan kalah berdebat nantinya, terlebih lawannya duo toa aeris dan angel. Melihat tina yang tersenyum bian berjalan dengan berat hati keluar kelas dan kembali ke kelasnya.

"Udah kali senyum-senyum gak jelas, dah ilang orang nya, sini uangnya" ucao aeris sambil tangan mengadah kearah tina. Dengan gerak cepat tina mengambil uang disakunya. Dan tidak lupa lipstik yang sudah entah sejak kapan sudah berada ditangan angel. Setelah mendapat apa yang mereka mau akhirnya mereka berjalan keluar. 

 Ya mereka hanya berkepentingan memalak tina. Selain itu tidak ada lain. Bermain? Tidak mereka tidak sudi mengajak tina bermain.

.

.

"Enak kali ya jadi orang kaya? apa apa tinggal beli, gausah liat harga juga"

"Enak gak enak juga sih"

"Kenapa gak enak?"

"Gak enak ntar jadi korban palak an lo ris."

"Sialan sini lo ngel."

 Kini aeris dan angel berada dirooftop sekolah, ngadem dan pasti bolos jam pelajaran. Sekarang jam pelajaran matematika dan itu mata pelajaran yang paling aeris benci. Ia pintar dan cukup pandai dibidang ini cuma karena ia tidak suka guru yang mengajar jadi itu mempengaruhi ketidaksukaannya pada matematika. Dan angel, ia hanya menemani aeris.

 Angin kencang diatap ini membuat hati aeris sedikit tenang. Itu mengapa ini menjadi tempat favoritnya disekolah. Seakan masalah dan kekhawatiran nya tentang masalah hidup hilang begitu saja terbawa angin. Hanya ada ketenangan yang menghampirinya bersamaan dengan angin yang menerpa.

Berat.

 Masalah hidup aeris itu berat. Bahkan sahabatnya mengaku aeris adalah teman yang paling kuat. Sekolah dan bekerja kegitan yang setiap hari aeris lakukan. Itu bukanlah sesuatu yang mudah. Mengahadapi ayahnya yang setiap harinya membuat emosi, aeris cukup kuat menghadapinya. Kenakalan aeris disekolah adalah salah satu cara untuk menghibur dirinya sendiri. 

 Aeris tidak ada uang saku, makanya dia berusaha memalak adek kelasnya untuk dapat uang. Ia sudah 3bulan tidak membayar uang kantin, karena itu aeris tidak bisa makan siang dikantin. Ia akan membeli satu roti dan susu dari uang yang ia dapatkan dari memalak adek kelasnya.

 Hal itu bukan lagi rahasia aeris, angel dan kyla mengetahui tentang itu. Pernah mereka mencoba untuk memberi aeris uang namun aeris menolaknya. Aeris tidak ingin membebani sahabatnya itu. Cukup selalu ada disisi aeris saja itu membuat kebahagian baginya. Kini aeris bisa tersenyum dan menjalani hari berkat kedua sahabatnya ini. Maka dari itu aeris sangat berterima kasih kepada sahabatnya karena sudah bersedia menjadi temannya.

"AKH, TURUN GAK, jangan disituu ih, bahaayaaa TURUN!" tiba-tiba dari arah pintu kyla muncul dan berteriak. Melihat kedua sahabatnya yang asik santai duduk dipinggiran tembok sambil mengayun-ayunkan kakinya. Bagaimana kalo terjatuh, kan gak lucu.

"Kaget kyla lo" ucap aeris, dirinya cukup terkaget mendengar teriakan tiba-tiba dari kyla.

"udah selesai jam matematika?" tanya angel. Melihat kyla disini berarti tandanya jam pelajaran sudah selesai. 

 Kyla anak yang pandai jadi dia tidak akan skip kelas seperti sahabatnya ini. Aeris dan angel mengerti hal itu, jadi mereka tidak akan memaksa kyla untuk membolos kalo bukan kemauannya sendiri.

"Udah. Nih aku bawain cookies" kyla menyodorkan wadah yang penuh cookies. Dirinya habis belajar membuat cookies dirumah dan ingin sahabatnya menjadi yang pertama mencicipinya.

"Siniin la, makan sini aja enak." ucap aeris menyuruh kyla duduk disampingnya. Seketika kyla menggeleng kuat.

"Gak ah, bahaya tau. Ih sini ajaa aeeris angeell." tolak kyla. Dirinya masih belum ada niatan untuk meninggal. Ya lebay emang. Tapi memang benar adanya, aeris mengajak dirinya duduk ditepi seperti itu dan melihat kebawah, yang ada nanti dirinya pingsan.

"Ayook kasihan si kyla"

"WOII"

"AAAKHH" kyla memekik teriak ketika angel menyenggol lengan aeris yang membuat oleng sedikit. Dan mendapat tawaan dari sang pelaku, angel.

"Angel gak lucu ih, hampir aja mati aeris" ucao kyla dan angel hanya tertawa lucu.

"Sialan lo ngel, mati gue gak lucu njr" ucap aeris. Dirinya kemudian langsung turun dan menghampiri angel.

"Sorry sorry"

.

.

"lagi ngobrol apa tadi?" ucap kyla.

"itu si aeris, lagi ngebayangin jadi orang kaya" jawab angel, aeris yang disebut namanya tengah asik menghabiskan cookies nya. 

 Saat ini mereka kembali bolos kelas dan kali ini kyla ikutan bukan ajakan dari aeris tapi karena kemauannya sendiri.

"ya pingin aja gitu tiba-tiba jadi kaya kan" aeris berdiri dan mulai berjalan ke pinggir tembok seperti duduknya semula. dan berdiri merentangkan tangannya merasakan angin yang berhembus. Aeris suka sekali dengan suasana seperti ini, sejuk dan terasa damai.

"Aeris udahan ih bahaya tau, turun sekarang" kyla kembali mengingatkan aeris untuk tidak lagi naik naik ke tepi. Apadaya kyla aeris anak yang bebal ucapan kyla masuk telinga kanan dan langsung keluar dari telinga kiri. Aeris semakin memutar-mutar tubuhnya seakan menggoda kyla yang terlihat khawatir cemas.

"Biarin dah tuh anak, jatuh juga gaakan nangis" ucap santai angel sambil kembali memakan cookies.

"Santai aja kali la, gaakan jatuh juga"

 Namun keberuntungan tidak berpihak pada aeris kali ini, kaki yang menjadi tumpuannya berputar mengalami kesleo, dan membuatnya oleng dan

jatuh.

"AKHHH AERIIISS"

"AERIS"

 Kejadiannya begitu cepat, aeris hanya mendengar suara sahabatnya yang memanggilnya, dan teriakan lain dari bawah mungkin?. Aeris merasa tubuhnya melayang ringan, sebelum semuanya menjadi gelap.

'BRAAAK'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

there is no differenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang