2

56 9 1
                                    

Day 2

Setelah penolakan yang Haera berikan kemarin sekarang semangat Mark semakin menggebu gebu untuk mendapatkan gadis aneh itu. Bukan hanya sekedar tentang taruhannya dengan Jeno saja namun ini juga menyangkut tentang harga dirinya sebagai cowo terpopuler disekolah ini.

Okay. Bayangkan saja bagaimana bisa seorang Marelino Ravas Kendrick ditolak oleh satu cewe aneh disekolahnya. Tentu ia tak terima tentang hal tersebut. Hei.. siapa yang berani menolak pesonanya. Tak pernah dan tak ada. Ralat, mungkin hanya satu satunya gadis sedikit tak waras yang kemarin berani menolaknya.

So jual mahal. Itulah satu hal yang Mark pikirkan jika bersangkutan dengan gadis itu.

"Ngelamun terusss kesambet baru tau rasa lo" Ucap Jeno sembari menepuk pundak Mark dan duduk disampingnya.

"Apasih ngagetin aja"

Jeno terkekeh. "Jadi gimana nih lo udah dapet cewe yang gue bilang?"

"Belum"

Jeno tersentak, sedikit tak percaya dengan jawaban sahabatnya. Apa alasan laki laki itu belum mendapatkan gadis tersebut.

"Serius? Kenapa?"

Mark menghela nafas panjang kemudian dihembuskannya perlahan.

"Dia nolak gue"

"What?! Pftt bwahaha seorang Mark kendrick ditolak cewe? Serius? Gila gila."

Dan tanpa diminta cowok bernama Jeno itu sudah bertepuk tangan seperti seorang idiot sembari terbahak. Fakta apalagi ini? Sahabatnya yang digilai para gadis itu ditolak oleh cewe aneh disekolahnya. Wow.. sungguh mengangumkan, haruskah ia memberikan hadiah kepada gadis itu sebagai apresiasi dari tindakannya?

Mark yang mendengar tawa Jeno yang tak henti hentinya hanya mendengus kesal. Bukannya membantu malah meledek. Sahabat kurang ajar.

"Berisik! Diem gak lo!"

"Hahahaha"

"Gue bilang diem bangsat!"

"Hahaha"

"Jeno sialan!" Lalu tanpa berperasaan Mark menendang kaki Jeno dengan sedikit keras.

"Awhh.. hahaha oke oke sorry.. habisnya lo lucu sih. Gila gue masih gak percaya anjir cewe itu nolak lo pftt" ucapnya lalu menutup mulut kembali menahan tawa yang masih ingin meledak.

"Lo pikir gue percaya hah?!" Sentak Mark frustasi.

Jeno hanya mengangguk nganggukan kepala. Merasa cape terlalu banyak tertawa.

"Eh tapi lo harus inget juga sama taruhan kita. Gimanapun caranya lo harus jadian sama tuh cewe" Ucap Jeno mengingatkan.

Mark berdecak. "Iya iya gue inget. Bahkan tanpa taruhan itupun gue akan ngejar tuh cewe sampe dia bertekuk lutut dibawah gue"

Jeno terkekeh.

"Ok gue suka ambisi lo. Kalo gitu gue pergi dulu fans fans gue udah nunggu tuh" Ucapnya sembari melirik dan mengedipkan sebelah matanya kearah kerumunan para gadis yang sedari tadi memegang ponsel mereka.

Apalagi jika bukan meladeni para gadis yang haus berfoto dengannya sedari tadi.

"Semangat bro semoga berhasil" lalu diakhiri dengan tepukan dibahu Mark sebelum melenggang pergi menghampiri kerumunan gadis itu.

Sedang Mark hanya melirik sebentar kemudian tak lama berdecih.

Sedikit iri mungkin karena eksistensinya tergeser. wkwkwk

•••

Seperti kebiasaan, setiap hari ketika jam istirahat Haera selalu duduk dipinggir lapang sembari memperhatikan aktivitas orang orang disekitarnya. Apa lagi jika bukan untuk objek lukisannya. Meski disana sedikit berisik dengan teriakan para gadis yang menjerit menyerukan nama idola mereka yang tengah bertanding ditengah lapang sana, namun itu semua tak masalah bagi Haera selagi tak ada yang menganggu konsentrasinya ketika ia sedang melukis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 hari jatuh cinta [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang