Typo ✌️
Happy reading
*
*Keesokkan paginya,
Dua orang pemburu baru saja keluar dari dalam hutan dengan wajah kecewa.
"Sial! Kenapa sih setiap kali kita berburu di malam bulan purnama, kita selalu saja gagal mendapatkan hewan buruan?" kesal salah satu dari mereka.
"Iya, aku juga heran. Makanya kemarin kan sudah kubilang bahwa sebaiknya kita jangan berburu di malam bulan purnama, karena akan sia-sia saja! Karena bulan lalu pun juga seperti ini," timpal temannya.
"Iya, kau benar. Maaf aku tak mendengarkan saranmu."
"Ya sudah sebaiknya sekarang kita pulang saja."
"Ne, kajja!"
"Eh, tunggu! Lihat itu mobil siapa?" ucap temannya saat melihat mobil Leo yang terparkir di pinggir jalan.
"Mungkin itu adalah mobil milik pemburu lain?"
"Wah, gawat! Pantesan semalam kita tidak mendapat buruan sama sekali. Rupanya ada pemburu lain yang juga ikut berburu di dalam hutan!"
"Iya, ya. Kalau begitu, kemungkinan dia adalah seorang pemburu yang hebat, sampai-sampai kita tidak kebagian hewan buruan."
"Bisa jadi seperti itu."
***
Sementara itu di dalam hutan, tampak Leo yang sedang melakukan peregangan kecil dan melakukan joging sebentar di sekitar tenda yang didirikannya.
Setelah selesai joging, ia pun melihat ke sekeliling kemah. Tak jauh dari tempatnya berada terdapat tiga ekor binatang hutan yang terkulai lemah dan sudah tak bernyawa, dan terdapat luka di beberapa bagian tubuhnya.
Leo menyeringai melihat ketiga binatang malang itu. "Heuh, lumayanlah ya, semalam aku berhasil mendapatkan tiga binatang buruan sekaligus," gumamnya.
Setelah itu ia pun mengambil peralatan dari dalam tendanya.
Kemudian ia pun mendekati ketiga binatang itu, dan mulai mengambil sisa darah yang masih ada di dalam tubuh mereka menggunakan sebuah alat suntik dan selang, lalu mengisikan darah tersebut ke dalam beberapa kantong infus yang telah ia sediakan, layaknya petugas donor darah.
Sambil menunggu kantong-kantong tersebut terisi penuh, Leo pun mulai membongkar tendanya dan membereskan barang-barang bawaannya semalam.
Setelah jumlah kantong berisi darah yang diperlukan sudah cukup, Leo pun bergegas pulang ke kota.
***
Di ruang bawah tanah,
Zayyan terbangun dan tersenyum kala mendapati dirinya masih berada dalam pelukan Sing sejak semalam.
Sing pun menatap Zayyan. "Kau sudah bangun?"
"Apakah ini sudah pagi?" Zayyan balik bertanya. Ia bertanya begitu, karena suasana di dalam ruangan tersebut tetap sama seperti semalam dan hanya diterangi oleh cahaya lilin. Jadi baik malam mau pun pagi, seperti tidak ada bedanya.
"Sudah," jawab Sing.
"Oh, gitu ya. Maklum aku nggak dengar suara ayam berkokok soalnya, udah gitu di sini kan nggak ada cahaya matahari yang masuk."
"Eum." Sing mengangguk mengerti, lalu ia pun melepaskan pelukannya dan duduk.
Zayyan pun ikut mendudukkan dirinya di samping Sing.
"Tuan Muda, suara auman serigala yang semalam itu seram banget ya. Aku jadi terngiang terus suara itu," ucap Zayyan.
Sing lalu merangkul pundak Zayyan dari samping. "Lupakanlah, jangan diingat lagi, nanti yang ada kamu jadi ketakutan terus," ucap Sing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kastil (SingZay) End√
FanfictionBerawal dari sebuah insiden kecelakaan yang akhirnya membawa Zayyan harus tinggal di sebuah kastil. Di tengah kenyamanannya tinggal di dalam kastil megah tersebut, ada hal yang tak ia ketahui yakni bahwa semua penghuni di dalam kastil tersebut terny...