Kastil #9

365 40 117
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

Dipandanginya wajah putranya yang berada di pelukannya.

"Sing-ie, putraku satu-satunya yang sangat kusayang. Maafkan Ayahmu, Nak." Hyunsik semakin erat memeluk dan ia juga mengecup puncak kepala putranya dengan penuh rasa sayangnya.

"Tidak, aku tidak boleh egois. Meskipun aku mencintai Chef Dohyun, tapi Sing-ie adalah putraku satu-satunya, harta berharga yang kumiliki saat ini. Ayah tak akan membiarkanmu pergi, Nak. Ayah tidak bisa hidup tanpamu."

"Sing-ie, bertahanlah!"

Lalu dalam sekejap mata Hyunsik dan Sing pun kini telah berada di dalam ruang kristal.

Hyunsik membaringkan tubuh putranya di depan batu kristal, agar mendapatkan energi dari cahaya batu tersebut. Sementara itu dirinya sendiri pun menunggui Sing sembari bermeditasi di samping putranya itu.

Perlahan namun pasti luka-luka di tubuh Sing pun mulai memudar, kemudian menghilang dengan sendirinya. Wajah dan kulitnya tak lagi sepucat dan sebiru seperti beberapa saat lalu.

Dan tak lama kemudian, Sing pun tersadar. Ia membuka matanya dan melihat Ayahnya serta ruangan di sekelilingnya.

"Ayah ...," panggil Sing.

Hyunsik yang sedang bermeditasi pun segera membuka matanya dan menoleh ke samping.

"Sing-ie, kau sudah sadar, Nak?"

Sing pun mengangguk sembari mendudukkan dirinya.

"Syukurlah," seru Hyunsik senang, lalu memeluk putranya. "Maafkan Ayah ya, Nak. Ayah hampir saja membunuhmu dengan menghukummu di dalam sana. Maaf ..., maaf ..., maaf ..., Ayah tak bermaksud begitu. Ayah sangat menyayangimu, hanya kau satu-satunya harta berharga yang Ayah miliki di dunia ini."

"Iya, Ayah. Aku juga menyayangimu. Terimakasih sudah membawaku ke ruangan ini sehingga aku bisa kembali pulih," balas Sing.

***

Setelah Sing telah benar-benar pulih, Hyunsik pun membawanya kembali ke ruangan kastil utama, yakni tempat mereka tinggal.

"Ayah, di mana Zayyan?" tanya Sing.

"Kenapa kau mencarinya?" Hyunsik balik bertanya.

"Aku cuma ingin menemuinya saja," jawab Sing.

"Dia sedang bekerja di taman, jadi lebih baik kau jangan mengganggunya."

"Oh, dia lagi ngebantuin Gyumin ya?"

"Bukan cuma membantu, tapi mulai hari ini dia memang akan bekerja di sana."

"Maksud Ayah apa?"

"Maksud Ayah adalah Zayyan mulai saat ini tidak akan menjadi supir pribadimu lagi, karena dia sudah kupindah tugaskan ke bagian taman dan akan bekerja di bawah pimpinan si kepala taman Gyumin."

"Kenapa begitu, Yah? Kenapa harus dipindahkan ke sana? Padahal aku sudah merasa cocok dan nyaman dengan Zayyan yang menjadi supir pribadiku."

"Justru karena kau sudah merasa cocok dan nyaman dengannya, makanya aku segera memindahkannya."

"Ayah, apa maksudmu? Kenapa bicara seperti itu?"

"Sing-ie, ingatlah bahwa Zayyan itu manusia, dan kau bukan. Jadi sebaiknya kalian berdua jangan terlalu dekat."

"Tapi Ayah ...."

"Cukup, jangan membantah! Apa kau ingin kumasukkan ke dalam ruang bawah tanah itu lagi, hah?!"

Kastil (SingZay) End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang