bab 10

114 11 0
                                    

“ dok saya mohon buat adik saya sehat Kembali, saya bayar berapapun yang dokter minta, karena dia satu satunya yang saya punya Sekarang ini dok, Dafi mohon… “ ucap Dafi sambil menangis

“ kami lagi berusaha semaksimal dan semampu pihak medis, dan kami juga mohon pengertiannya dan semangat terus Dafi “ ucap dokter tersebut sambil menenangkan Dafi

“ baik dok, terimakasih, saya permisi dulu “ ucap Dafi dengan lesu dan keluar dari ruangan tersebut, karena kalau berlama lama dia disitu dia bisa kehabisan air matanya.

* Lorong rumah sakit *

Disaat Dafi sedang berjalan dengan pikiran yang entah kemana mana tiba tiba ada yang meneleponnya, siapa? Ya benar Danis menelpon Dafi dan Dafi pu langsung mengangkat telepon dari Danis

“ Halo Daf, lu dimana? “ ucap danis dari dalam telepon

“ gue lagi jalan kesana, emang kenapa adek gue gak papa kan, adik gue baik baik aja kan, nis Lo masih disitu kan Lo denger gue kan, Dafi gak papakan? “ tanya Dafi berkali kali dengan keadaan yang khawatir

“ enggak, defi baik baik aja, gue cuma mau bilang kalok defi udah dipindahkan keruangan nya “ ucap danis dengan lembut

“ Oh, apa nama ruangannya? “ tanya Dafi

“ matahari no 1 “ jawab danis

“ matahari, oh ok gue otw sekarang “ ucap Dafi dan Danis pun hanya meng “ ya “ saja

Dafi pun bergegas menuju kamar itu dan setelah sampai Dafi langsung membuka pintu kamar ruangan itu

“ Eh daf, daf gue pamit dulu ya soalnya tadi gue ditelpon mama buat antar dia ke supermarket buat belanja bulanan “ ucap danis

“ daf gue juga pamit ya, soalnya gue ada janji sama nenek gue untuk pergi kerumahnya sama Syifa “ ucap izril dan izril pun mengangguk

“ iya udah sana makasih ya udah mau jaga adek gue “ ucap Dafi

“ iya sama sama “ ucap mereka semua

“ Ya udah gue pamit dulu ya, bye “ ucap mereka semua

   Lalu mereka bertiga keluar dari ruangan defi dan pergi meninggalkan rumah sakit itu

“ eh lu gak pulang an “ tanya Dafi kepada vian

“ enggak lah kawanin lu aja disini “ jawab vian

“ udah, lu pulang dulu sana, lukan udah bantuin gue jaga defi juga tadi, nanti Mak lu marah “ ucap Dafi

“ ya udah lah, gue pamit dulu kalok gitu, bye Dafi semangat “ ucap vian

“ iya makasih, hati hati lu “ ucap Dafi dan vian pun mengangguk

   Dan mereka berempat pulang kerumahnya

   Cukup lama defi koma hingga 4 bulan lamanya, tidak ada tanda-tanda defi sadar, Dafi pun hanya bisa berdoa kepada Tuhan supaya dia bisa bersama Defi lagi dan saat 4 bulan lamanya Dafi sering menyendiri dan berusaha tanpa bantuan orang lain terutama bibi pamanya, art dan teman temannya

"bik Dafi pigi ya" ucap Dafi

"iya den hati hati dijalan ya" sahut bibik

   diperjalanan Dafi merasa ada kejanggalan di kendaraannya dan dengan perasaan yg kurang mengenakkan dia lanjut perjalanan

dan....











brukkk







 



















tamat
see you next time



























































bercanda bercanda


back to store

   Dirumah sakit Dafi sedang berada diruang defi, Dafi yang duduk disebelah ranjang defi sambil berkata

“ dek Abang mau cerita tau, selama kamu disini Abang merasa kesepian, sering bengong, sangkingkan Abang pengen liat kamu sadar, tapi, disaat itu ada yang udah semangatin abang yaitu dokter yang selalu ngecek keadaan kamu, iya dokter bulan, dia namanya mirip sama bunda, bunda kan Wulan kalau dia bulan mirip kan, terus dia baik banget sama abang terus dia bilang kalau Abang boleh manggil dia Dengan sebutan bunda soalnya dia udah anggap Abang sama kamu itu anaknya dia juga sering liat kamu disini sambil bilang nak kamu cepat sembuh ya bunda sayang sama di bilang begitu, tapi yang lebih berkesan adalah asal dia lewat dari ruangan kamu dia selalu mampir dan mengelus kepala kamu sambil berkata yang tadi, terus kalau dia pergi dia selalu mencium kening kamu, baik kan orangnya, Abang harap pas kamu sadar nanti kamu Nerima dia dengan baik ya “ ucap Dafi dengan tegar

“ dek kapan kamu sadar, Abang kangen kamu yang selalu ngeselin Abang, manja sama Abang, kenapa sakit kamu gak pindah ke Abang aja? Abang dengan senang hati nerimanya, Abang enggak tega liat kamu kayak gini “ uca dafi dan air mata yang perlahan membasahi pipinya, tidak lama pun Dafi tertidur disampingnya ranjang defi dan Dafi memegang tangan defi

   Dafi pun tertidur pulas, tidak lama kemudian tangan defi bergerak, tetapi Dafi tidak sadar, karena tadi malam ia tidak bisa tidur, lama kelamaan mata defi terbuka sedikit demi sedikit ia melihat abangnya sedang tertidur sambil menggenggam tangan miliknya, defi pun tersenyum lalu dia mengangkat tangan sebelah lagi dan ia mengelus kepala abangnya dengan lembut, tanpa defi sadari abangnya membuka mata perlahan lahan ia melihat defi yang sudah sadar dari komanya.

“ dek kamu udah sadar?, kenapa gak bangunin Abang?, mana yang sakit? kasih tau sama abang, biar Abang panggil dokter, dek ko diam aja sih? kok senyum senyum dek, ih dek

💞💕💞💕💞

733 kata

19 Agustus 2024
17.41 wib

MENEMUKAN PENGUAT?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang