Hari-hari pun berlalu Raisa dan Gibran menjalin kasih dengan baik, tahun demi tahun mereka jalani berdua tanpa ada penghalang bagi mereka"sayang kita kan udah bertahun-tahun menjalin hubungan apa kamu nggak bosen sama aku ?"tanya Gibran sambil menatap mata Raisa yang sedang menyantap makanan"kenapa kok nanyanya gitu, kamu nggak yakn?"saut Raisa sambil terus menikmati makanannya"ya nggak apa-apa cuman kayak orang-orang ngeliat kita beda gitu"maksudnya beda gimana?"ya beda aja di sekolah kita kelihatan bucin banget soalnya"berarti kita nggak usah kelihatan bucin depan mereka daripada mereka mikirnya aneh-aneh kan"jawab Raisa sambil terus meyakinkan Gibran"ya udah deh kalau itu mau kamu, aku ikut semoga kita langgeng ya"iya sayang pasti kamu nggak usah khawatir akan hal itu itu nggak akan terjadi selagi kita nggak ada yang ngomong ke mereka kalau kita jadian"ucap Gibran sambil memegang erat tangan Raisa sambil mencoba meyakinkan bel sekolah pun berbunyi tanda pelajaran pertama dimulai Raisa yang masih terus memikirkan omongan Gibran barusan tiba-tiba termenung"sa, kamu kenapa?"tanya Febi sambil menepuk pundak Raisa"hah nggak papa kok "ujar Raisa merasa aman"nggak mungkin kalau nggak ada apa-apa kamu sambil bengong begitu, sampai Bu Endah tadi manggil kamu kamu nggak denger akhirnya apa dimarahin kan?"tanya Febi sekali lagi"iya aku nggak apa-apa aku yakin "sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya"ya udah ntar istirahat kita ke kantin aja daripada kamu bengong "ajak Febi sambil merangkul bahu sahabatnya itu"ya udah ayo"jawab Raisa pelan"bel pelajaran pertama pun berbunyi Raisa dan Febi sedang sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru"aduh gimana ini soal perkataan Gibran tadi masa iya aku harus diem diem tanpa publish sama sekali ke sahabat gue"gumam Raisa dalam hati."sa, kamu dari tadi kenapa sih" teriak Febi sambil menepuk pundak Raisa, yang sedari tadi bengong tidak memperhatikan guru sedang menerangkan pelajaran "eh Feby bikin kaget aja nggak papa lagi aku santai aja "ujar Raisa sambil meyakinkan Febi bahwa dia tidak apa-apa"kamu yakin, atau kamu sakit kita ke UKS aja yuk biar kamu bisa istirahat?"ujar febi"udah nggak usah nggak apa-apa aku "kamu yakin ,kamu kelihatannya lemes banget begitu, beneran enggak apa-apa "? Iya aku yakin aku nggak papa "jawab Raisa yang nampak sedang memikirkan sesuatu"ya udah aku izin Ke kamar mandi dulu ya"yakin nggak mau aku temenin"udah nggak papa yakin aku bisa sendiri tenang aja"setelah itu Raisa beranjak dari tempat duduknya untuk segera berlari menuju toilet sekolah, di luar kelas ia berpapasan dengan Gibran"sayang kamu kenapa"tanya Gibran yang melihat pacarnya pucat Pasih"enggak aku enggak apa-apa ya udah ya aku mau ke toilet dulu"yakin kamu nggak apa-apa kamu kelihatannya sakit mau aku anterin pulang nggak?"tanya Gibran menawarkan Raisa untuk diantar pulang ke rumah"sayang ikut aku bentar yuk ada hal yang aku mau omongin sama kamu tapi nggak di sini"ya udah ayo"Raisa pun segera menarik tangan Gibran menuju lorong sekolah"ada apa sih, kok kamu kayaknya ketakutan gitu"tanya Gibran penasaran"gib, kita nggak mungkin terus-terusan nutupin hubungan kita kayak gini aku nggak mau sampai Feby kecewa sama aku gara-gara aku nyembunyiin sesuatu dari dia"jawab Raisa sambil menangis"udah nggak usah dikhawatirin oke,aku takut aja kalau kamu bongkar semua ke dia tentang hubungan kita nanti yang ada kamu yang disalahin karena aku jadian sama kamu Febi itu nggak suka sama aku karena aku cuek dipikiran dia aku tuh anaknya cuek padahal nggak"tapi apa kita bisa menjalani hubungan backstreet ini? Tanya Raisa "bisa sayang nggak ada yang nggak bisa aku yakin"tapi kalau misalnya kita udah ketahuan sama baby kan nggak enak gib, aku merasa udah ngebohongin dia"jawab Raisa"sayang kamu percaya nggak sama aku ini nggak akan terjadi kalau kamu nggak bongkar semuanya ke dia oke aku janji aku bakalan jagain kamu dari hal yang kamu nggak suka"jawab Gibran sambil memegang pundak Raisa seolah meyakinkan"tapi aku takut hal buruk terjadi sama hubungan kita Gibran"jawab Raisa sambil mengusap air mata"Kamu yakinkan sama aku, kalau kamu yakin kita jalanin ya kalau kamu nggak kuat boleh mundur"jawab Gibran sambil memegang erat tangan Raisa yang dingin"ya udah aku balik ke kelas dulu ya takut Febi curiga karena aku kelamaan"iya sayang kita jalanin ya"Gibran pun memberikan senyuman , sesampainya di kelas Raisa bergegas duduk sambil menahan rasa cemas tiba-tiba Febi menghampiri nya"sa kamu nggak papa kan, kamu kelihatan pucat lho pulang aja yuk aku anterin kenapa kamu"tanya Feby khawatir"aku nggak papa feb, aku baik-baik aja i'm oke you know"jawab Raisa sambil menahan sakit"