BAB 5

53 4 1
                                    

Usai minum, Phai dan teman-temannya duduk dan mengobrol sebentar. Ingfah berlari dan bermain bersama anak-anak yang hadir.

"Paman Phai, Ingfah haus." Ingfah bergegas meraih lengannya.

"Kupikir kamu tidak mencintaiku lagi." Phai berpura-pura berkata pada keponakannya.

"Ingfah sangat menyayangi Paman Phai, tapi sekarang Ingfah haus." Gadis itu menjawab dengan suara memohon. Phai tertawa pelan sebelum menempatkan air ke dalam gelas untuk diminum gadis itu.

Ingfah terus berlari dan bermain bersama Day dan Brick. Ingfah bermain sampai lelah, duduk di pangkuan Brick dan tertidur.

"Bank, lihat Ingfah, bawa dia ke kamarku." Kata Phai, lalu Bank perlahan-lahan melepas Ingfah dari pangkuan Brick dan membawanya ke kamar Phai, tempat Bank biasanya tidur. Bank pergi tidur dengan gadis itu terlebih dahulu, dia terkejut ketika itu mereka membuka pintu kamar tidur. Phai masuk dengan lembut.

"Day dan istrinya kembali." Kata Phai, Bank mengangguk.

"Kamu bisa tidur di sini malam ini, Bank. Apakah kamu membawa sepeda motormu? Ingťah sudah tidur." Kata Phai sambil duduk di tepi tempat tidur, di sisi tempat Bank berbaring. Bank sedikit ragu-ragu.

"Aku akan kembali ke toko sebentar, Phi. Aku akan mengambilkan pakaian Ingfah dan pakaianku juga dan bersiap di sini agar aku tidak perlu membawa pulang bayiku." kata Bank. Phai setuju dengan itu.

"Kalau begitu biarkan aku melihat putriku." Ucap Phai seraya jantungnya berdebar-debar mendengar Bank mengucapkan kata sayang, karena mengingatkannya pada putranya dalam kandungan Pin.

"Hmm." Bank menanggapinya saat melihat Ingfah sedang tidur nyenyak. Phai dan Bank keluar untuk mencari Teman-teman Phai masih minum.

"Teman-teman, jangan terlalu mabuk atau tidak akan ada yang datang ke parade Khan Mak Ku besok. Aku akan menginjakmu. " Phai memprovokasi teman-temannya.

"Aku baik-baik saja. Bukan minum seperti Itu tidak mengganggu perutku sama sekali." kata Pom bercanda.

" Aku pulang dulu, Phi. aku akan melihat-lihat toko sebentar. " kata Bank.

"Bagaimana dengan Ingfah?" tanya Pom.

"Tidur di sini. Aku akan kembali mengambil pakaian kita dan aku akan tidur di sini juga, jadi aku tidak perlu lari ke sana besok." Bank menjawab.

"Apakah kamu ingin aku mengantarmu?" Pom bertanya ketika dia melihat Bank membawa sepeda motor.

" Tidak apa-apa, aku mau satu saja menit. Bank berkata sambil tersenyum sebelum pergi. Pom pergi untuk duduk dan untuk minum.

"Apakah ada yang salah, Phai?" Pom bertanya pada Phai ketika dia melihat temannya sedang menatapnya.

"Tidak, tidak ada apa-apa. Aku ingin tahu apakah kamu mabuk atau tidak." jawab Phai dengan senyuman.

"Kamu mungkin takut bahwa aku tidak akan membantumu dalam parade Khan Mak, kan? Nah, setelah aku minum gelas ini, aku akan kembali ke rumah." Jawab Pom. Phai tidak berkata apa-apa.

Setelah beberapa saat, semua orang secara bertahap kembali beristirahat. Ibu Phai pun menyuruh mempelai pria untuk mandi dan tidur, karena besok pagi ποίνο harus ke rumah mempelai wanita terlebih dahulu dan mempersembahkan makanan kepada para biksu di pagi hari.

Phai mandi lalu dia berpakaian rapi agar tidak mengganggu Ingfah yang sedang tidur.

Setelah berganti pakaian, dia menelepon Bank, namun Bank memutuskan panggilannya. Phai langsung mengerutkan keningnya, namun tidak menelpon lagi karena ada ketukan di pintu kamarnya.

LS : Phai & Bank End' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang