CHAPTER 23

14.7K 439 43
                                    

———🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———
🔞

Jendral menarik kasar tangan Kala sampai mereka masuk ke dalam kamar yang di sediakan oleh club. Jendral tadi balik dari toilet dan melihat Kala ada dalam pelukan lelaki lain sungguh membuat darah Jendral mendidih rasanya, dari awal Kala menolak ikut padanya saja sudah membuat Jendral sedikit curiga sebenarnya cuma pikir Jendral Kala benar benar mengantuk tapi kenyataan nya Kala memang bukan gadis yang mudah di percaya.

Mendorong Kala ke dinding kamar. "Gadis Nakal makin sering bohongin gue." Nada dari suara Jendral membuat Kala sedikit takut.

"Gue tadi udah ga ngantuk Jen."

"Lo lebih milih bohong lagi dari pada minta maaf sama gue Sayang?"

"Gue engga bohong Jendral."

"Hm— ya lo ga pernah bohong sama gue. Pelukan sama cowo tadi gimana rasanya?,"

sungguh rasanya Kala ingin menendang aset Jendral dan kabur dari sini tapi itu semua hanya ada di pikiran Kala. Raut wajah Jendral sangat berbeda dengan yang biasanya Kala lihat seperti beda orang dan dua kali lipat lebih menyeramkan dari biasanya.

Mengelus dagu Kala Jendral kembali memberikan satu kecupan di sana. "Kalo gue lagi ngomong tatap mata gue dan jawabb." Bentakan dari Jendral membuat Kala sedikit terpenjat.

"Lo juga bohong Jen." Tidak tau yang keluar dari mulut nya malah kata lain.

"Gue bohongin lo soal apa Sayang?" Suara Jendral memang pelan tapi itu malah semakin membuat Kala sulit bernafas.

Kala meremat tangan nya. "Lo bilang bakal langsung pulang tapi lo ada di club." Bahkan suara Kala sedikit tersendat.

Jendral tertawa pelan yang semakin membuat Kala was was. "Kalo gue langsung pulang gue ga akan lihat lo selingkuh sama cowo lain dong Kal."

"Gue Ngga selingkuh Jendral." Mendadak Kala jadi tidak takut saat mendengar Jendral menuduh nya selingkuh, enak saja Kala bukan orang seperti itu ya.

"Pulukan sama cowo lain udah termasuk selingkuh Sayangg." Tekan Jendral dengan tangan yang sudah menjalar le leher Kala, tangan nya mengelus pelan leher Kala. "Gue cuma.." belum selesai Kala menjawab Jendral sudah menyela.

"Cuma apa hm?" Tanya Jendral dengan mata yang tertuju pada bibir Kala.

Kala hanya diam sampai tiba tiba bibir nya sudah di lumat kasar oleh Jendral, tangan Jendral menahan tengkuk Kala agar tidak menjauh dan memaksa Kala untuk membalas ciuman nya. Ciuman yang panas sampai saliva keduanya mengalir dari sudut bibir, lidah Jendral masuk menyapa lidah Kala dan bergelut di sana.

KALJEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang