how can i love the heartbreak, you're the only one i love. gunrae

WHY?

"Bajingan!" umpatan itu keluar dari mulut pria berusia hampir setengah abad. Tangannya begitu ringan, tanpa rasa bersalah dilayangkan pukulan keras kepada anak sulungnya, membuat si sulung terjerembab, bahkan kepalanya sempat terhantuk pinggir meja.

"Sini anak sialan!" Melihat suaminya menarik tangan anak sulungnya begitu kasar, Mama segera mengekori keduanya.

Langkahnya dibawa menuju rumah yang berada tepat di depan rumahnya. Mengetuk pintu dengan tidak sabaran, berharap si pemilik rumah cepat keluar.

Tidak sampai satu menit, pintu terbuka dan menampakkan daksa tinggi pria yang seumuran dengan kepala keluarga Kim.

"Ada apa, ya?"

"Mana Gunwook? Cepet panggil anak itu!"

Tuan Park menatap tiga orang di hadapannya bingung, entah masalah apa yang anaknya perbuat sampai membuat tetangga depannya ini sepertinya marah besar. Tuan Kim dengan raut wajah tidak bersahabat, kemudian ada anak sulung mereka, Taerae, menangis tersedu-sedu, dan terakhir Nyonya Kim dengan air muka khawatirnya.

"Sebentar, tenang dulu, mending masuk ke dalam biar gak diliat tetangga."

Tuan Park mempersilahkan keluarga Kim memasuki kediamannya, "duduk dulu di sana, saya panggil Gunwook sebentar." Kemudian kepala keluarga itu meninggalkan ruang tamu, pergi menuju kamar anak bungsunya.

Plak!

Begitu Gunwook serta kedua orangtuanya tiba di ruang tamu, tanpa aba-aba Tuan Kim menampar si bungsu Park.

Sontak membuat semua orang di sana memekik terkejut.

"Papa apa-apaan, sih?!" Taerae berteriak tidak terima.

Tuan Park dengan sigap melindungi bungsu kesayangannya, menatap marah ke arah tetangganya. "Maksudnya apa?" Nada bicaranya tegas, kilatan marah di matanya terlihat jelas.

"Anak anda pasti yang kurang ajar, menjerumuskan anak saya ke dalam hal yang aneh-aneh!" Tuan Kim melempar beberapa foto ke meja di sebelahnya, menampilkan beberapa potret dua remaja laki-laki sedang bergandeng tangan, berpelukan, bermesraan, bahkan berciuman.

Mereka Gunwook dan Taerae.