03

16 11 14
                                    

Happy Reading

.....

Di lain tempat.

Rakha dan Al kini sudah sampai di sebuah bangunan besar bercat putih, kedua nya masuk dengan santai setelah satpam membuka kan pintu gerbang, memarkirkan motor nya dengan benar lalu setelah nya kedua orang itu segera masuk kedalam bangun mewah itu.

" Bunda, adek pulang! " teriak Al.

Ya, saat ini keduanya tengah berada di rumah Al, awalnya keduanya ingin pergi ke rumah Rakha, namun di pertengahan jalan bunda Al menelpon jika kakaknya yang tinggal di luar kota sudah pulang.

Al yang memang sangat dekat dengan kakaknya itu memilih untuk pulang, dan Rakha mengikuti nya.

" Bundaa! " teriak Al kembali kala tak mendapat balasan dari bundanya.

" Katanya bang Aldo pulang, tapi sekarang mana? Kok gak kelihatan? " tanya Rakha, Aldo adalah nama dari kakaknya Al.

Al mengangkat bahunya dan menggeleng kan kepalanya tanda tidak tahu, " Gak tahu, mungkin nganter bunda keluar, " jawab Al asal.

" Udahlah, kita ke kamar aja, nanti lo kabarin si Satria ya, " ucap Al yang hanya di balas anggukan oleh Rakha.

Setelah itu, keduanya langsung pergi menuju kamar Al.

◎◎◎

Sementara itu, saat ini Satria baru saja mengantarkan Asa pulang ke rumah nya, " Abang langsung pulang, istirahat jangan kelayapan terus, " ucap Asa tiba-tiba, Satria hanya menganggukkan kepalanya.

" Abang pulang, " ucap Satria yang kembali memakai helm nya, Asa menganggukkan kepalanya lalu setelah itu Satria pun segera pergi dari pekarangan rumah Asa.

Di pertengahan jalan, ponsel Satria bergetar, ia menepi dan menghentikan laju motornya, merogoh saku celana nya dan mengambil ponselnya.

Nama Rakha tertera di layar kunci ponsel Satria, ia segera membuka pesan dari sahabat nya itu.

Rakha
Gak jadi ke rumah gue
Ke rumah Al aja, katanya bang Aldo pulang
Gue tunggu di sini

Read

Satria hanya membaca pesan dari Rakha, setelah nya ia kembali melanjutkan perjalanan nya menuju rumah Al, namun gangguan lagi - lagi datang padanya.

Tak jauh di depan Satria, seorang gadis tengah berdiri sambil merentang ke-dua tangannya, tak lupa matanya yang terpejam erat.

Beruntung Satria bisa mengerem nya sedikit jauh, jadi gadis di depan nya tak tertabrak.

" Gila! " sungut Satria kesal, bagaimana jika ia tak bisa mengerem dengan benar? Sudah pasti gadis itu akan tertabrak olehnya.

Gadis itu menghampiri Satria dengan wajah gelisah, keringat sebesar biji jagung membasahi pelipis nya, dengan tangan yang sedikit gemetar ia menggenggam lengan kiri Satria.

" Juna... Juna, anterin aku pulang ya? Aku... Aku takut, " pinta gadis itu.

Satria menghela napas panjang mendengar ucapan gadis di samping nya, dia adalah Seira Wulandari, gadis mungil, baik hati dan polos, mantan kekasih nya.

" Juna, " panggil Seira dengan lirih.

Satria tak menjawab, ia langsung menarik lengan nya yang di genggam oleh Seira membuat gadis itu terhuyung ke depan.

𝐋𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 𝐌𝐚𝐥𝐚𝐦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang