005

398 54 32
                                    

Jisung terbangun dari tidurnya, dia mengerjapkan beberapa saat melihat sekitarnya, di sana ada Jaemin yang memeluk dirinya dengan senyum manisnya. Jaemin mengecup dahi Jisung kemudian memberikan kecupan-kecupan manis di seluruh wajah Jisung terakhir dia mengecup bibir merah yang mengerucut itu, "Selamat pagi, mate-ku yang manis!" Sapa Jaemin.

Sebenarnya Jaemin ingin menahan diri tetapi Jisung terlalu menggemaskan sehingga Jaemin tidak bisa menahan diri sama sekali.

Jisung melotot, dia mencerna segalanya. Kepalanya langsung mengepul jujur saja Jisung bukanlah seorang yang sering berpikir jadi saat memikirkan hal berat kepalanya langsung mendidih.

"K-kau?"

"Aku Na Jaemin mate-mu, kau melupakanku?" Tanya Jaemin bingung, walaupun dia sebenarnya tahu bahwa calon pasangannya ini sedikit berbeda.

Jisung membuka mulutnya karena terkejut, dia ingat kejadian semalam dia mengingat rasa ketakutannya saat berada di sekitar pemuda ini saat Jaemin sedang marah.

Jaemin yang melihat itu terkekeh gemas, dia langsung mengecup bibir Jisung gemas, "Jangan membuka mulut dengan terlalu lebar, sayang. Nanti serangga masuk ke dalam mulutmu!" Ucap Jaemin setelah melepaskan kecupannya.

Jisung melotot, dia menutup bibirnya dengan kedua tangannya. Apa-apaan pemuda ini! Enak saja cium-cium Jisung, nanti Jisung adukan pada papa dan mamanya baru tau rasa dia.

"Tidak boleh cium-cium!" Pekik Jisung marah.

Entah kemana semua sifat tengil dan sombongnya alpha dari keluarga Park ini karena sekarang dia benar-benar menggemaskan.

"Itu bukan ciuman, sayangku! Itu hanya kecupan! Kalau ciuman itu saat bibir kita berada saling menyesap satu sama...." Ucapan Jaemin terhenti saat tangan Jisung membekap mulutnya.

"Jangan berkata seperti itu, karena hal itu terdengar memalukan!" Gumam Jisung.

Dia kembali memandang sekitar kemudian melotot dan menatap Jaemin dengan tatapan tidak percaya.

"Jam berapa ini?" Tanya Jisung pada Jaemin.

"Jam 10 pagi," jawab Jaemin.

Jisung menegang, dia bukannya takut melewatkan kelas karena hari ini jadwal kuliahnya adalah sore hari. Hal yang ditakutkan Jisung saat ini adalah ibunya, wanita yang melahirkannya itu pasti uring-uringan mencari dirinya yang tidak pulang.

Orang tua Jisung itu sangat strict kepada dirinya, Jisung tidak boleh menginap ke rumah temannya. Setiap hari Jisung harus pulang ke rumahnya tetapi hari ini Jisung malah tidak pulang ke rumahnya sama sekali.

"Tidak, aku harus pulang! Mama pasti akan memarahiku jika tidak pulang! Habislah aku!" Pekik Jisung panik.

Jaemin hanya terkekeh mendengar ucapan Jisung, dia mengelus rambut Jisung dengan lembut.

"Tenanglah, mamamu tidak akan marah jika kamu menghabiskan waktu bersamaku!" Ucap Jaemin, dia bermaksud menenangkan Jisung yang panik, inner wolf-nya juga ikutan panik jadi Jaemin harus menenangkan Jisung.

Jisung menatap Jaemin dengan tatapan tidak percaya, masa? Mama dan papanya saja tidak kenal dengan Jaemin jadi kenapa pemuda ini sok tau sekali dan percaya diri sekali.

"Memangnya papa dan mamaku mengenal dirimu?" Tanya Jisung.

Jaemin mengangguk, "mereka sangat mengenalku, kalau kamu tidak percaya biarkan aku mengantarmu dan lihat apakah mama dan papamu memarahi anaknya yang nakal ini atau tidak!"

Jisung terdiam, dia seperti sedang memikirkan sesuatu tapi akhirnya dia mengangguk. Dia rasa tidak ada salahnya membiarkan Jaemin mengantar dirinya lagipula inner wolfnya meminta dia untuk selalu bersama Jaemin.

Aneh sekali, padahal seharusnya inner wolf-nya itu tidak suka dengan Jaemin.

"Jika aku dimarahi papa dan mamaku maka kau harus membelikan aku mobil keluaran terbaru!" Ucap Jisung tanpa tahu malu, dia menyadari bahwa ruangan kamar Jaemin terisi barang-barang mahal jadi dia rasa Jaemin mungkin adalah orang kaya yang lebih kaya darinya karena itulah Jisung dengan tidak tahu malunya meminta barang mahal pada orang yang baru dikenalnya ini.

"Tanpa harus taruhan pun aku akan selalu memberikan apapun yang kau mau." Ucap Jaemin.

"Benarkah? Kenapa kau begitu baik kepadaku?" Tanya Jisung curiga, dia merasa aneh dengan orang yang ada di depannya.

Jaemin mencubit pipi Jisung dengan gemas, padahal Jaemin sudah berkali-kali menegaskan bahwa dia adalah mate-nya.

"Aku baik kepadamu karena aku adalah mate-mu! Aku adalah pasangan takdir dari Park Jisung."

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang