Rosi

6 1 3
                                    

Meeting or Farewell

Didalam derasnya hujan, bahkan suara petir yang menyambar, terdengar suara gadis kecil yang menangis tersedu-sedu. Ia menangis seolah-olah ingin membuang semua hal yang ia rasakan selama ini.

Gadis itu hanya ditemani oleh kegelapan, tak ada seorang pun bersamanya. Orang tuanya telah bercerai semenjak kematian kakaknya yang terkena kangker otak. Sekarang ia hanya tinggal sendiri tanpa kedua orang tua, nenek, kakek, ataupun kakaknya.

Di suatu pagi yang begitu cerah ia sudah di sibukkan oleh pekerjaan rumahnya, sampai di suatu ketika ia lupa matikan api kompor.

"Ya Allah, untung tuh api gak nyebar, kalau nyebar tamatlah riwayatku."

Ia pun kemudian mematikan api kompor itu lalu pergi melihat jam di  dinding rumahnya.

"Ya Allah mampus dah pasti kena marah lagi nih kalau terlambat "

Ia pun bergegas pergi kekamar mandi, setelah selesai ia melanjutkan dengan memakai seragam sekolah, dengan perasaan yang bercampur aduk ia pun berlari-lari karna takut akan telat, ia tak sadar bahwa ada mobil hampir di tabrak mobil.

Orang yang mengendarai mobil itu turun. "Woi lo pengen mati ya?" ucap orang itu.

"Maaf aku gak sengaja karna buru-buru."

"Oke, kali nih gue maafin. Tapi awas aja, kalau sampai lo buat kesalahan lagi kalau ketemu gue, gue geprek lo!"

"I-iya, maaf-maaf."

Seorang laki-laki itu terus saja memandangi gadis itu seolah-olah waktu berhenti sejenak untuknya.

"Nih cewek kalau di liat-liat lucu juga ya. Mudah-mudah gw sering ketemu dia deh, kalau dia buat salah tinggal marahin aja walaupun gak tega," ucapnya di dalam hatinya

"Lo mau kemana, sekalian aja sama gue?"

"Gak usah, aku sekolahnya dekat jalan bucin kok."

"Yaelah itu mah gak deket egek, sini gue antar aja kebetulan gue juga sekolah di sana."

"T-tapi—"

"Gak ada penolakan lo harus ikut bareng gue ke sekolah."

Gadis itu terpaksa mengikuti Kata-kata laki-laki itu. Lalu mereka pun menaiki mobil. Sesampainya di sekolah, gadis itupun keluar dari mobil, lalu bergegas pergi memasuki gerbang sekolah.

"Tunggu!"

Ia pun menghentikan langkah kakinya.

"Cici cantika, panggil aja tika."

"Oh, kenalin nama gue Bima Desta Yos Prassetia, panggil aja Bima."

"Oh, aku pergi duluan ya, keburu gurunya masuk kelas, btw salam kenal ya." Tika berkata sembari melangkah.

Mereka pun berpisah, lalu pergi ke kelas masing-masing.

Didalam kelas Tika di sambut oleh para cowok yang tak lain orang-orang yang sering mengganggunya.

Salah satu cowok di kelasnya menghampirinya. Cowok itu playboy. Di sana ia dikelilingi oleh banyak cewek-cewek yang begitu cantik, bahkan semua cewek-cewek disana rela menjadi selingkuhannya. Kecuali Tika. Ia sama sekali tidak tertarik pada cowok yang bernama Ellio itu karna mereka tau, bahwa mereka hanya sebatas abang dan adek angkat.

"Lu dah sampai, Dek. Sini ikut gue dulu."

"Kemana, Bang?"

"Udah ikut aja. Gue gak suka liat lo di ganggu cowok-cowok yang di kelas lo tuh. Pengen rasanya gue masak mereka jadi rendang."

Karya Penghuni TMOT Devisi StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang