8

63 5 1
                                    

Setelah pertengkaran sengit dengan Jiwon, Kim Bum merasa kebingungan dan frustasi. Tanpa sadar, langkah-langkah kakinya membawanya menuju ke arah rumah So Eun, yang ternyata masih sama seperti saat mereka berpacaran dulu. Rumah itu tidak terlalu jauh dari rumahnya sendiri, dan seolah-olah memorinya akan kebiasaan mereka di masa lalu memandunya kembali ke sana. Kim Bum terdiam sejenak di persimpangan jalan, menatap ke arah rumah So Eun yang tampak tenang.

Di depan rumah So Eun, Kim Bum berhenti. Ia berdiri di sana untuk waktu yang lama, menatap pintu pagar yang masih sama seperti dulu. Kim Bum berjongkok, meletakkan kedua tangannya di lutut, persis di samping pagar yang sering So Eun buka saat menghampirinya. Sambil memejamkan mata, ia teringat saat-saat bahagia bersama So Eun dulu.

**Flashback**

Dulu, Kim Bum sering berjalan beriringan bersama So Eun menuju rumahnya setelah pulang kuliah. Mereka sering mampir ke minimarket, seperti hari itu, ketika So Eun dengan mata berbinar meminta dibelikan es krim. Kim Bum menggoda So Eun, "Nanti kamu gendut kalau kebanyakan makan es krim, tahu?" So Eun merengut, lalu membalikkan badan, meninggalkan Kim Bum dengan ekspresi kesal.

Dengan senyum di bibir, Kim Bum cepat-cepat membayar es krim di kasir dan menyusul So Eun yang sudah duduk di bangku luar minimarket, tampak cemberut dan merajuk. Melihatnya seperti itu, Kim Bum tidak bisa menahan tawa kecil. Dia mengeluarkan es krim dari kantong plastik dan menunjukkannya pada So Eun, "Ini buat kamu," ucapnya.

So Eun pura-pura membuang muka, tapi matanya melirik ke arah es krim. Kim Bum tersenyum lembut, berkata dengan nada lembut, "Meskipun kamu gendut, kamu tetap paling cantik di mataku." Wajah So Eun langsung memerah, dan ia akhirnya menerima es krim yang ditawarkan Kim Bum.

"Es krimnya aku bagi dua," kata So Eun sambil memecah es krim potong itu menjadi dua bagian. Dia menyodorkan setengahnya pada Kim Bum. "Aku tidak mau gendut sendirian. Dan biar semua junior yang naksir kamu berkurang kalau kamu gendut," canda So Eun.

Kim Bum tertawa, hatinya terasa ringan. Ia mencubit pipi So Eun dengan gemas, membuat So Eun tertawa kecil. Saat melihat So Eun makan es krim dengan lahap dan tanpa sadar ada lelehan es krim di sudut bibirnya, Kim Bum meraih tisu, mengelapnya dengan lembut dan dengan cepat mengecup sudut bibir So Eun. "Jangan makan es krim malam-malam, nanti kamu bisa flu dan batuk," ucapnya penuh perhatian.

So Eun hanya mengangguk sambil tersenyum lebar, mengunyah es krim di mulutnya. Wajahnya tampak berseri-seri, dan Kim Bum merasakan kehangatan yang sama di dadanya. Mereka duduk di sana, menikmati malam, es krim, dan kebersamaan yang hangat, seolah dunia hanya milik mereka berdua.

**End Flashback**

Kim Bum membuka matanya, senyum pahit tersungging di bibirnya. Kenangan itu terasa begitu nyata, seolah baru terjadi kemarin. Ia mendesah pelan, merasakan rasa rindu yang mendalam terhadap So Eun. Ia tahu, bagian dari dirinya tidak pernah benar-benar melepaskan So Eun. Dengan berat hati, Kim Bum berdiri, memandangi rumah itu untuk terakhir kalinya.

Ketika Kim Bum hendak melangkah pergi untuk pulang, ponselnya tiba-tiba berdering. Nama So Eun muncul di layar, dan Kim Bum merasakan debaran di dadanya meningkat. Ia segera menjawab panggilan itu, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

"Halo, So Eun," sapa Kim Bum dengan suara lembut.

"Halo, Kim Bum," jawab So Eun dari seberang. "Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menemaniku di rumah sakit waktu itu. Aku benar-benar berterima kasih."

Kim Bum tersenyum kecil. "Tidak masalah, So Eun. Aku senang bisa membantumu. Jangan ragu untuk meminta bantuanku lagi kalau kamu membutuhkannya," ucap Kim Bum tulus.

So Eun terdengar sedikit ragu sebelum bertanya, "Kim Bum, apa kamu sudah sampai di rumah setelah pulang bekerja? Atau mungkin kamu masih lembur di kantor? Aku tidak ingin mengganggumu kalau kamu sibuk."

Glimpse of Us: She and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang