11

58 4 3
                                    

Setelah meninggalkan bioskop, Kim Bum mengantar Ji Won pulang dengan mobil barunya. Mobil ini adalah hasil dari kerja kerasnya selama ini, pencapaian yang ingin ia tunjukkan kepada So Eun. Dalam benaknya, Kim Bum berharap So Eun tahu bahwa kini ia sudah mapan dan mampu menghidupi dirinya sendiri dengan layak. Namun, meski sudah memiliki semua itu, ada perasaan yang masih mengganjal di hatinya.

Ketika mobil mereka berhenti di depan rumah Ji Won, Kim Bum memberikan senyuman singkat. "Hati-hati saat masuk ke dalam."

Ji Won tersenyum dan memandang Kim Bum dengan penuh arti. "Terima kasih, Kim Bum. Malam ini menyenangkan. Semoga kita bisa melakukannya lagi," ucapnya sambil membuka pintu mobil dan melangkah keluar.

Kim Bum hanya mengangguk, tidak banyak berkata-kata. Setelah Ji Won masuk ke rumahnya, Kim Bum segera melajukan mobilnya kembali ke rumahnya sendiri, pikirannya dipenuhi oleh berbagai perasaan yang bertumpuk.

Sesampainya di rumah, Kim Bum disambut oleh ibunya, Min Jeong, yang tampaknya sudah menunggunya di ruang tamu. "Kau baru pulang, Kim Bum?" tanya Min Jeong dengan nada penasaran.

"Ya, baru saja. Aku habis pergi nonton bersama Ji Won," jawab Kim Bum sambil melepas jaketnya.

Wajah Min Jeong langsung berseri-seri mendengar nama Ji Won. "Kenapa kau tidak mempertimbangkan untuk menjalin hubungan serius dengan Ji Won. Kau tahu, dia gadis yang baik. Menikah dengannya mungkin bukan ide yang buruk," ujarnya penuh harap.

Kim Bum menghela napas, merasa lelah dan sedikit kesal dengan pertanyaan ibunya yang terus berulang. "Aku baru saja pulang dan ingin istirahat," ucap Kim Bum dengan nada sedikit tajam, meskipun ia mencoba untuk tetap sopan.

Min Jeong tidak menyerah begitu saja. "Kim Bum, dengarkan ibu. Ji Won itu gadis yang cocok untukmu. Dia cantik, pintar, dan dari keluarga baik-baik. Kapan lagi kau akan menemukan yang seperti dia?"

Kata-kata ibunya membuat perasaan Kim Bum semakin kacau. Ditambah lagi, bayangan So Eun yang terlihat bahagia bersama Min Hoo masih terus menghantui pikirannya. Ia tidak bisa menghilangkan gambaran So Eun yang tersenyum saat bersama tunangannya. Kim Bum merasa terjebak dalam perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan.

Akhirnya, setelah beberapa saat berdiam diri, Kim Bum berkata, "Baiklah. Aku akan membicarakan hal ini dengan Ji Won nanti."

Wajah Min Jeong langsung cerah mendengar jawaban putranya. "Syukurlah!. Ibu tahu, ini keputusan yang tepat. Kau akan bahagia dengan Ji Won, percayalah."

Kim Bum hanya mengangguk singkat dan segera menuju kamarnya. Begitu pintu kamarnya tertutup, ia melemparkan dirinya ke tempat tidur. Rasa lelah tidak hanya secara fisik, tapi juga mental. Pikiran tentang So Eun terus berputar di kepalanya. Ia tahu, apa yang dikatakan ibunya mungkin benar, tapi perasaannya terhadap So Eun masih terlalu kuat untuk diabaikan begitu saja.

Kim Bum menatap langit-langit kamarnya, mencoba meredakan gejolak dalam hatinya. "Apa yang harus aku lakukan?" bisiknya pelan. Tanpa disadari, air matanya mengalir, menandakan betapa berat beban yang ia rasakan. Sementara di sisi lain, So Eun mungkin sudah melanjutkan hidupnya dengan Min Hoo, meninggalkan Kim Bum dalam kebingungan dan kesepian yang mendalam.

---------

Sudah seminggu berlalu, dan dalam rentang waktu itu, Kim Bum tidak pernah lagi menghubungi So Eun. Begitu pula dengan So Eun, yang juga memilih diam, tidak berusaha menghubungi Kim Bum. Di rumah, Min Jeong, ibu Kim Bum, terus-menerus menanyakan apakah putranya sudah bertemu dengan Ji Won dan membahas pernikahan mereka.

Namun, setiap kali pertanyaan itu dilontarkan, Kim Bum hanya memberikan jawaban singkat, tidak jelas, dan selalu menghindar dari pembicaraan serius. Pikirannya kacau, penuh dengan keraguan dan ketidakpastian. Untuk melarikan diri dari tekanan ini, Kim Bum memilih tenggelam dalam pekerjaan. Ia sengaja mengambil lebih banyak tugas, sering lembur, dan menghindari ibunya bahkan Ji Won.

Glimpse of Us: She and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang