Pulang dengan nama

4 2 0
                                    

paman dan kakak sepupuku datang dan langsung memeluk ibu. pihak rumah sakit meminta salah satu dari kami untuk mentalkin adik, tapi tidak ada yg maju, semua sibuk menenangkan ibu. dan akulah yang maju,  memberikan adik ku talkin, aku menatap sosoknya yg kurus kering dan tidak bernyawa. inikah adik yang dulu suka bertengkar denganku? berebut banyak hal, membeli barang sama dengan warna berbeda seperti sepasang anak kembar? dia yang tumbuh bersamaku menjadi hampir seluruh bagian dari cerita hidupku? terbaring kaku tanpa nyawa...

aku ingin menangis meraung sejadi jadinya, dia adalah adik yang kujaga. yang aku rela memberikan apapun, mengalah padanya sendari aku kecil. rela diperlakukan tidak seperti seorang kakak hanya demi dia tidak mengamuk dan berteriak teriak. aku rela kehilangan masa kecilku hanya untuk menjaganya. dia yang suka sekali bermain hingga lupa waktu, dia yang suka sekali menyelinap mengikutiku kemanapun aku pergi. bahkan ketika aku ujian try out saat sekolah dasar ibu menangis mencarinya saat aku pulang dan mengatakan bahwa dia mengikutiku ujian di sekolah. 

aku menarik nafas panjang, adik ku yg kurang ajar itu, sudah berubah beberapa tahun belakangan sejak dia masuk sma dan menyadari bahwa ketika dia sendirian dia menangis mengakui bahwa jika tanpa ada aku disampingnya dia tidak punya siapa siapa untuk mengadu. saat itu aku hanya tersenyum dan tertawa, meski masih kadang bertengkar tapi tidak separah ketika kami masih menjadi anak anak. kenangan tentangnya meledak di kepalaku, mulai dari kami tersesat dan dia menangis tanpa henti, aku yg menutupi kesalahannya saat berexperimen dengan skincare ibu, dia yg menangis karena dihukum dan aku yang diam diam memberikannya makanan demi menghiburnya, dia yang suka sekali kabur dari rumah dan berakhir aku yang mencarinya, meskipun pada kenyataannya aku tidak pernah keluar rumah dan buta akan arah. aku yang mau tidak mau menjaganya dan mengajarinya banyak hal, bertengkar dengannya karena perbedaan pendapat, aku yang suka sekali menggodanya dengan bertingkah seperti anak anak, mungkin tidak ada yg menyadarinya, tapi semenjak adik ku pergi aku yang dulu sangat suka tertawa sudah tidak lagi terdengar bersuara.

terlintas di kepalaku hari hari dimana kami bekerjasama diam diam membeli jajanan yang dilarang ibu dan memakannya berdua dikamar adik ku, atau hari dimana dia sangat sedih dan aku menghabiskan 500k  hanya untuk jalan jalan membelikan apapun yang dia mau tanpa diketahui ibu. 

aku menggenggam tangannya yang dingin, tangan yang dulu sering sekali beradu pukul denganku atau melemparkan sesuatu ketika marah, terutama membanting pintu, aku ingat sekali ada satu pintu rumah, menuju balkon didepan kamarku yang berat dan setiap kali dia ingin ke balkon dia berteriak meminta tolong padaku. aku memang lebih bertenaga dan sehat darinya. dan itulah terkadang yang membuat ku amat sangat sedih. kami tumbuh bersama, aku tumbuh sehat dan dia tumbuh sekarat.

dokter menutup wajah adikku perlahan, ya allah. adikku cantik sekali....

aku menghela nafas berat, jangan, jangan menangis, jangan sekarang, jangan disini. aku menarik ponselku keluar dan mulai menelpon keluargaku yang lain.

"runa sudah tiada" tidak ada yang tidak menangis, hanya aku dengan ego ku untuk tetap bertahan. semuanya menangis ibu bahkan tidak bisa berjalan. aku menahan diriku sekuat mungkin tidak boleh menangis, masih banyak yang harus aku lakukan, masih banyak yang membutuhkan perhatianku daripada sekedar perasaanku. aku tidak boleh lemah seberapa besarpun perasaan ku ketika kehilangan. aku tidak boleh lemah setidaknya tidak sekarang, tidak saat ini.

aku menghela nafas saat adik ku di pindahkan ke ruang mayat dan kami menunggu ambulan tiba. aku memastikan tidak ada barang yang tertinggal. di rumah sakit saat aku membawa ibu dengan kursi roda menuju ke arah dimana ambulan dengan adik ku di dalamnya terparkir.

kami pulang dengan adik ku yang sudah tinggal nama.

####

halo halo raa disini gila 3 hari ya ga update, author sakit badan ges. gatau kenapa wkwkwkw well seberharga itu adik author, meskipun banyak ngalahnya tapi waktu author gapunya siapa siapa buat berbagi seenggaknya author punya dia buat diganggu,

segitu dlu dari author see u next chapter!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

two sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang