"One more," bisik seorang pria dengan sensual membuat suhu pada tubuhnya meningkat hingga pada tingkat panas yang begitu menyesakkan.
Madeline tak bisa berhenti merintih dengan kedua kakinya yang gemetar hebat, di dorong sehingga kedua pahanya merapat ke perutnya. Posisi yang begitu erotis ini terasa memalukan karena memperlihatkan depan dan belakangnya.
Terlebih tatapan lapar penuh nafsu dari pria yang memimpin permainan ini membuat Madeline merasa ditelanjangi.
Meskipun sebenarnya gadis itu memang sudah tak berbusana.
"Ash ... " lirihnya dengan air mata yang lolos terjun dari kedua mata.
Ash merapatkan badannya pada Madeline hingga kini keduanya hanya terhalang kaki Madeline. Memberikan kecupan singkat di hidung dan turun pada bibir yang semalaman ini membuat Asher ingin kembali lagi dan lagi.
Kecupan berlanjut mengikuti rahang kirinya tanpa melewatkan barang se-inci pun. Tepat di depan telinganya, Asher berbisik, "Di mana pikiranmu, Madeline?"
Jangankan berpikir, mengendalikan tubuhnya yang kelojotanpun Madeline tak mampu. Nafasnya patah-patah, seluruh wajah dan telinga memerah, perutnya tersentak-sentak membuat Madeline sekali lagi merintih dan memanggil nama Asher.
Ia sudah tidak bisa menahan perasaan yang kini membuat dada dan kepalanya hampir meledak. Kepalanya terasa penuh, begitupun rahimnya.
"Hey, get yourself together!"
Entah kenapa suara itu terdengar jauh dari Madeline.
"Madeline? Mad?"
"What?!"
Realita membuyarkan ingatan liar sekelebat yang terasa begitu nyata dari benak kotor Madeline. Madeline menunduk dan melihat dirinya kini terlihat begitu menawan dengan dress hitam cantik yang membuat lekuk tubuhnya tercetak.
Matanya berkeliling memindai tempat seperti apa yang sedang ia pijaki.
Di balik riasan pada wajahnya ia merona.
"Kenapa? Kau ada masalah apa lagi?" tanya seorang pria yang bekerja sebagai manajernya.
Madeline hanya menggeleng dengan tangan kanan terulur meminta segelas minuman beralkohol yang diambilkan manajernya sebelum Madeline tenggelam pada alam bayangannya.
Madeline mencoba menyatukan berbagai potongan acak dari ingatannya yang sejauh ini ia ketahui sambil menelan tegukan demi tegukan.
Butuh waktu seharian bagi Madeline sehingga gadis itu sedikit demi sedikit mendapat kesimpulan dari ingatannya. Jika harus diurutkan menurut timelinenya, mungkin seperti ini.
Pertama, ia minum berdua di kediaman Asher Cassius. Setelah itu mereka sex semalaman, sex yang sangat menggairahkan. Lalu ingatan terakhirnya ia terbangun di ranjang sebuah kamar hotel, bukan kamar Asher.
Kesimpulan: Semua ingatannya tentang Asher adalah mimpi.
"Shit!" Madeline segera membalikkan badan begitu sosok yang tengah berputar-putar di kepalanya terlihat. Namun gadis itu langsung memutar kepalanya lagi untuk melihat dengan benar sosok itu. Sosok yang tengah bersama seorang wanita cantik berdress hitam juga dengan rambut yang diurai bergelombang tengah berbincang-bincang dengan orang disekitar.
Kini Madeline mulai tertawa. Tawa yang terdengar begitu dipaksakan.
Pikiran dan tubuhnya mulai bisa bekerja sama. Madeline merebut gelas yang digenggam manajernya dan berjalan dengan anggun mendekati dua sejoli itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Fire [18+]
Short Story⚠️ Kumpulan Mature content onetwothreeshots for 18+