2 • 2. What A Damn Week

9 0 0
                                    

"Biar ku ingatkan sekali lagi, Elle. Seminggu telah berlalu, dan kita sudah kenal. Lalu apa yang masih membuatmu tinggal disini?"

"I love it. Tempatnya sangat strategis, dekat dengan dimanapun tempatku bekerja. And stop calling me Elle, itu panggilan kesayangan mamaku."

"Mamamu? Wah, you're so funny. Baiklah, terserah. Aku juga akan merebut ayah darimu."

"Ya, ya. Coba saja! Aku anak kandungnya pun tak begitu dipedulikan, apalagi kau."

"We'll see."

Tak pernah selama bekerja dengan Maverick, Jude melihat bosnya itu begitu kekanakan mendebatkan hal-hal kecil dan tidak penting seperti itu. Sampai datanglah Gabrielle ke rumah ini.

Namun kini, dua minggu berlalu, dan sepertinya keputusan Jude untuk periksa kesehatan telinganya sudah bulat. Jude yakin dokter akan mengatakan bahwa di dalam telinganya terdapat 4 huruf M-U-A-K, alias muak.

Mereka berdua terlihat begitu asing namun begitu akrab disaat yang bersamaan. Pertengkaran mereka terlihat seperti pertengkaran antara si sulung dan anak kedua, terlihat seperti saudara kandung, namun tidak juga.

"Kau bilang kita sudah kenal, lalu apa yang kau ketahui tentangku?"

"Ahh ... here we go again," ringis Jude setelah meletakkan kedua telapak tangan di depan telinganya. Daripada nanti keluar darah dari kedua telinga, Jude dengan senang hati menghilangkan diri dari ruangan.

Memberi makan ikan di depan rumah terlihat jauh lebih menyenangkan.

"Kau? Kau ... seorang model bernama Gabrielle Cassius—"

"Semua orang yang ada di kota ini tahu namaku, bahkan lebih dari itu."

"Baiklah, kau adalah lesbian pemarah yang cerewet dan memiliki fetish dipanggil mommy, puas?"

"I'm not a lesbian, I'm a BI, bisexual!"

Maverick merotasikan mata dengan malas dan berbalik berniat untuk meninggalkan gadis yang tengah makan roti di dapurnya itu. Bukankah sama saja? pikirnya.

Sungguh, bukan hanya Jude, tapi Maverick juga sadar tentang perubahan dirinya dalam bersikap, terlebih pada saudari tirinya. Ia pikir, berhadapan dengan manusia toddler 29 tahun yang sangat kekanakan adalah dengan bersikap kekanakan pula.

Namun lama kelamaan, sifat kekanakan dari dalam dirinya mulai keluar secara naluriah, seolah dirinya memang seperti itu.

Semuanya berawal dari makan malam itu. Ketika si model dengan sengaja cari muka di depan mamanya. Maka ia pun membalas dengan melakukan hal yang sama pada ayah Gabrielle.

Mereka pun bertengkar hebat saat dalam perjalanan pulang.

"Tentu saja kau bisexual. Lihatlah pakaian kurang bahanmu itu, kau tengah mencoba menggoda sekertarisku, bukan?"

Jude? Gabrielle bahkan jarang menyadari keberadaannya.

"Lalu kau? Kau tidak tergoda? Atau kau benar-benar seorang gay?"

"Shut up!"

Suapan terakhir berhasil melewati tenggorokan. Gabrielle menyunggingkan bibir dengan angkuh dan melipat tangan di depan dada.

"Make me!"

Maverick mengumpat dalam hati pada dirinya yang lagi-lagi terpancing. Kakinya membawa ia untuk mendekati Gabrielle.

"Ingat, kau yang menyuruhku."

Gadis yang masih memakai baju tidur 'kurang bahan' berbahan satin itu terkejut dengan dirinya yang kini diangkat duduk di atas meja makan, dengan kedua tangan berotot Maverick menghalangi kedua sisinya.

Play With Fire [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang