Kesedihan Riku

80 7 3
                                    

Winwin menatap khawatir anak bungsunya yang semakin hari semakin gila akan pekerjaan. Bahkan secara tiba-tiba Riku meminta sang ayah untuk membiarkannya mengurus perusahaan yang ada di Jepang.

"Nak, kamu yakin mau pergi?" tanya Winwin memastikan. Ibu dua anak itu berharap Riku memberikan gelengan. Harapannya putus kala melihat Riku mengangguk memberi jawaban.

"Maafin Riku ya mah. Kalo disini Riku ke inget dia terus." Winwin hanya bisa pasrah, dengan keputusan Riku. Apalagi yang perlu dia lakukan? Semuanya telah membantu membujuk Riku untuk tidak pergi. Kini yang bisa Winwin lakukan hanya mendoakan sang anak agar selalu baik-baik saja, agar sang anak bisa menyembuhkan luka dihatinya.

Riku termenung menatap koper yang telah dia bereskan. Dia sendirian dikamar, Winwin telah keluar.

"Daeng ... "

Riku memejamkan matanya, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Disaat semua teman-temannya berhasil dengan cinta mereka, kenapa dirinya gagal.

Flashback


Riku telah membulatkan niatnya sekarang. Mendengar cerita Sion dan Ryo yang berhasil mengungkapkan perasannya, Riku juga ingin melakukan itu. Dengan dukungan dan semangat dari sang ayah dan mamahnya, Riku mau kembali meyakinkan Daeyong.

Tak tanggung-tanggung, Riku mengajak Daeyoung mengobrol di rumah ayah Daeyoung . Riku tak takut jika nanti Doyoung mendengar pernyataannya, tekadnya sudah bulat dia akan membuat Daeyoung melawan rasa takutnya.

"Daeng bagaimana aku menurut, mu?" tanya Riku pada Daeyoung.

"Bagaimana apanya?" tanya Daeyoung dengan tenang sambil meniup teh yang masih panas.

"Apa tak ada sedikitpun aku di hatimu?" tanya Riku dengan sendu. Tubuh Daeyoung menegang, bukan sekali dua kali Riku membahas soal itu. Namun baru kali ini Riku dengan berani berucap lantang, bahkan dia tidak takut jika Doyoung dapat mendengar ucapannya.

"Kak, aku telah menikah. Jadi-

"Bukankah minjae telah gugur?" Daeyoung terkejut saat Riku menyela ucapannya. Dari mana Riku tahu tentang hal itu.

"Kakak tau, Daeng. Kamu juga pasti tau kan? Jangan berpura-pura seakan itu semua bohong Daeyoung. Faktanya memang begitu, minjae telah gugur."

"Sebaiknya kakak pulang Sekang. Topik obrolan ini jadi semakin tak masuk akal." usir Daeyoung secara halus pada Riku.

Daeyoung bangkit untuk meninggalkan Riku sendiri. Bukannya pergi Riku malah mengejar Daeyoung. Tanpa keduanya sadari sedari tadi Doyoung dan Yangyang memangau mereka. Doyoung memang menaruh curiga pada Riku sedari awal. Dan Yangyang khawatir dengan apa yang akan ayahnya lakukan.

"Daeng, tak bisakah kamu melawan ketakutanmu? Kakak sayang sama kamu. Kakak juga yakin kalo kamu juga punya perasaan yang sama kan sama kaka, iya kan Daeng?" tahan Riku sambil mencekal satu tangan Daeyoung.

"NAKAMOTO RIKU!" suara Doyoung menggema, membuat Daeyoung segera melepas cekalan Riku ditangannya.

"Sopankah anda melakukan hal seperti itu pada orang yang sudah memiliki suami?!" tanya Doyoung dengan nada tegasnya.

"Om Doy ... Saya tau perbuatan saya sangat lancang. Tapi saya sedang berusaha meyakinkan Daeyoung soal perasannya."

"Kamu sudah tau jawabannya, Riku."

"Om! Buka mata om, menantu om telah gugur. Riku tau om sedih, om ga terima. Tapi om harus sadar kalo kesedihan om itu udah buat Daeyoung kehilangan jati dirinya. Om jadi penghalang kebahagiaan Daeyong."

Plakkk

Rasa panas menjalar dipipi Riku. Tak disangka Daeyoung akan menamparnya. Yangyang terkejut dengan tindakan adiknya.

LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang