Cuitan kenari samar-samar menembus pendengaran. Gawin perlahan membuka matanya yang terasa berat. Tidak berniat memulai harinya. Perasaannya masih campur aduk. Namun punggungnya terasa hangat, tubuhnya terasa kaku, nafasnya terasa lebih berat dari biasanya. Gawin mendapati kepala besar di depan matanya. Surai hitam mengkilat dengan aroma segar. Podd. Kekasihnya yang merengkuh.
Gawin berusaha menggeliat, untuk lepas. Namun, pelukan dari belakang semakin mengerat. Deru nafas hangat dapat Gawin rasakan menerpa telinganya. Membuat bulu kuduknya meremang. Joss. Kekasihnya yang memerangkap.
Lagi, Gawin berusaha membebaskan dirinya. Namun, dehaman berat menjadi balasan. Gawin membuang nafasnya kasar. Lama-lama ia bisa mati sesak dihimpit oleh tubuh kedua kekasihnya yang besar.
"Mas Podd, Gawin gak bisa nafas"
"Kak Joss, lepas dulu"
Rengek Gawin pelan agar kekasihnya itu mau melepaskan. Namun harapan Gawin pupus. Podd justru semakin merapatkan dirinya. Menghirup dalam aroma leher Gawin. Begitu pula Joss, ikut mencari kehangatan pada tengkuk jenjang Gawin.
"Masssss~"
"Kak Jossie~"
Gawin mendorong tubuh Podd di depannya, namun tak bergerak seinci pun. Berusaha memutar tubuhnya, agar menghadap Joss yang masih betah memeluk tubuhnya dari belakang. Sayang usahanya sia-sia.
"Mas Podd sama Kak Joss kalo gak lepasin, Gawin bakal kabur ya"
"Hmm", lagi-lagi hanya dehaman berat yang Gawin dapatkan. Memang kekasihnya ini benar-benar menyebalkan. Ancaman Gawin benar-benar tak berarti. Podd dan Joss masih betah di posisinya masing-masing. Merengkuh kekasih kecilnya.
"Gawin mau ke kamar mandi. Sebentar aja. Udah kebelet ini", ucap Gawin lagi mencari alasan.
"Nanti Gawin ngompol", tambah Gawin lagi menakut-nakuti.
"Ya udah", gumam Podd menjawab. Suaranya menggetar di leher Gawin. Sedikit membuat kulit Gawin kembali meremang.
"Mas ihh~", rengek Gawin yang masih berusaha keras melepas pelukan kedua kekasihnya. Tolong Gawin tidak mau mati muda. Tubuhnya mulai terasa panas tak nyaman dengan sentuhan berlebihan.
"Pipis disini aja", gumam Joss asal menambahkan. Gawin mendengus kesal membalas kekasihnya.
"Gak tau ah Gawin ngambek!", Gawin sedikit meninggikan suaranya, semakin dibuat kesal. Belum selesai masalah kemarin malam, sudah ditambah lagi pagi ini keduanya menyebalkan. Gawin terdiam, takut bila meledak justru Gawin akan menangis lagi.
Hening. Hanya deru nafas ketiga insan yang bersautan. Podd yang pertama bergerak. Mengangkat sedikit tubuhnya. Menatap kekasih kecilnya yang sedang menahan gejolak emosi.
"Adek.. maafin mas ya"
"Mas ingkar janji. Mas salah, sampai gak ngabarin kamu", lanjut Podd sendu. Gawin masih diam, menatap nanar. Tak berniat bersuara.