2 tahun sudah berlalu, kini Maulidya dan Rayhan sudah naik ke kelas 3 SD. Dan seiring berjalannya waktu, pertemanan antara keduanya sudah lebih dari sebatas teman saja, bisa dibilang mereka sekarang bersahabat. Dimana ada maulidya, di situ pasti ada Rayhan.
Sampai saat ini mereka masih di satu bimbel yang sama, karena orang tua mereka memang mempunyai rencana untuk mereka bimbel di sana sampai lulus smp nanti.
"HEH KAMU MAU KEMANA?!" teriak Rayhan yang melihat maulidya keluar dari pintu tempat bimbel.
"MAU JAJANN!! MAU IKUT GAA?!" jawab Maulidya sambil berteriak.
"IKUTT LAH WOYHH!" ucap Rayhan sambil berlari ke arah maulidya.
*Di Indomaret*
"Jauh bener dah jajan nya, padahal kan di depan tempat bimbel kita ada warung di sana" ucap Rayhan yang memasang raut wajah heran.
"Serah ku lah, kan aku yang jajan" sahut Maulidya dengan mata sinis nya.
Rayhan hanya diam saat mendengar jawaban dari sahabatnya yang matanya sudah seperti ingin menerkamnya, karena memang Rayhan takut kepada sahabatnya itu ketika sudah memasang raut wajah marah dan kesal.
"Dasar nenek lampir" ucap Rayhan dalam hatinya.
*Di tempat bimbel*
"Nih aku beliin coklat sama susu kesukaan kamu" ucap Rayhan yang menaruh coklat dan susu coklat ke atas meja Maulidya.
"Lah? Tumben" jawab Maulidya kaget.
"Kamu kok bisa tau kalo aku suka coklat sama susu ini? Tau dari mana?" Sambung nya yang memasang raut bingung.
"Apa sih yang ga aku tau tentang kamu? Kita aja udah temenan 2 tahun, yakali aku gak tau hal sepele kayak gini" sahut Rayhan sambil tersenyum.
"Bisa aja kamu hann, makasih yaa coklat sama susunya" ucap Maulidya yang langsung mengambil coklat dan susu itu.
Mereka yang selalu cepat dalam mengerjakan tugas sekolah, jadi mereka di tempat bimbel hanya mengoreksi hasil pekerjaan yang sudah mereka buat di rumah sebelumnya. Jadi mereka memiliki banyak sekali waktu untuk mengobrol dan melakukan hal lainnya.
"Kenapa kita gak satu sekolah yaa kyaa? Padahal kalo kita satu sekolah pasti seru, dan tugas kita samaan juga biar bisa diskusi" ucap Rayhan yang secara tiba-tiba.
"Yaa mana aku tau, kamu sih sekolah nya di sekolah swasta" sahut Maulidya.
"Ya gimana lagi? Aku di suruh mama sama ayah buat sekolah di swasta. Aku juga mau kali sekolah di sekolah negeri" ucap Rayhan sambil memasang muka melasnya.
"Nanti kita masuk ke SMP yang sama yukk hann?" Tanya Maulidya yang mengagetkan Rayhan.
"Buset, baru juga kelas 3 udah mikir SMP aja kamu" jawab Rayhan.
"Gatau, tiba-tiba kayak kepikiran aja gitu" balas Maulidya.
"Jadi kamu mau ga? Kita satu SMP nantinya?" Sambung Maulidya dengan ragu.
"Kalo aku sih mau-mau aja kyaa, tapi gatau mama sama ayah bolehin atau engga" jawab Rayhan yang membuat Maulidya sedikit kecewa.
"Nanti deh ya, aku coba ngomong sama mama sama ayah juga" sambung Rayhan.
"Oke deh kalo gitu, moga boleh yaa hann" ucap Maulidya yang matanya mulai berkaca-kaca.
"Lah? Bisa nangis ternyata. Ku kira gabisa" ucap Rayhan yang melihat mata Maulidya mulai berkaca-kaca.
"Kamu kira aku batu apa?" Sahut Maulidya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Ya kan kamu disini terkenal nya orang nya galak, terus pemberani pula" ucap Rayhan sambil mengusap pipi Maulidya yang basah karena air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa di balik persahabatan
Teen Fictiontentang kisah persahabatan yang akan selalu abadi selamanya hingga kematian lah yang memisahkan mereka. Tentang apa itu arti persahabatan yang sejati dan tidak memandang laki-laki maupun perempuan.