Bab 9

1 0 0
                                    

Pangeran Asher yang marah pun menarik paksa tangan Lady Aylin ke suatu tempat. Setelah tiba di tempat sepi, Pangeran Asher pun bertanya dengan nada marah, "Apa yang kau lakukan tadi hah apakah kau tidak tau sopan santun dan etiket!" Lady Aylin pun menjawab dengan nada yang serupa, "Untuk apa aku harus menggunakan etiket untuk seseorang yang lebih rendah dariku, dan kenapa kau lebih membela wanita murahan itu, aku ini adalah calon tunanganmu harusnya kau membelaku!" Pangeran Asher yang masih memegang tangan Lady Aylin pun mencengkram tangan nya dengan sangat sehingga membuat Lady Aylin merintih kesakitan, "Asal kau tahu sajanya kau itu baru calon tunanganku, dan jika kau berani - berani mengganggunya maka aku tidak akan tinggal diam kau mengerti." Ucap Pangeran Asher yang melepaskan cengkramannya dengan kasar.

Lady Aylin menatap punggung Pangeran Asher dengan tatapan benci. "Lihat saja apakah kau masih bisa melindungi wanita itu atau tidak?"

Setelah memastikan Pangeran Asher benar-benar pergi, Lady Aylin berbalik dan berjalan cepat menuju kamar pribadinya. Di dalam kamar, ia membuka sebuah kotak perhiasan kecil dan mengambil secarik kertas. Dengan tangan yang gemetar, ia menulis sebuah pesan singkat dan menyegelnya dengan lilin merah. Pesan itu ditujukan kepada sekutu rahasianya di istana, seseorang yang dapat membantunya menjalankan rencana jahatnya. "Aku harus membuat Caroline membayar mahal untuk ini," gumamnya dengan penuh kebencian. "Tidak akan ada yang bisa menghalangiku menjadi tunangan resmi Pangeran Asher."

Lady Aylin kemudian memanggil pelayan setianya dan menyerahkan surat itu. "Pastikan surat ini sampai ke tangan yang tepat tanpa ada yang mengetahui," perintahnya tegas. Pelayan itu mengangguk hormat sebelum bergegas pergi.

Di dalam surat itu, tertulis:

"Rencana kita harus segera dijalankan. Caroline telah melampaui batas. Aku tidak akan membiarkan gadis itu merusak segalanya. Buatlah ia menderita, dan pastikan tidak ada yang mencurigai keterlibatanku. Percayalah, imbalanmu akan setimpal."

Setelah pelayan itu pergi, Lady Aylin berdiri di dekat jendela, melihat ke arah luar dengan mata yang penuh kebencian. Dia tahu bahwa langkah-langkah berikutnya akan menentukan masa depannya, dan dia siap melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya. Pelayan setia Lady Aylin menyelinap melewati lorong-lorong gelap menuju sebuah ruangan rahasia di bawah tanah istana. Di sana, seorang pria bertopeng sedang menunggu dengan cemas. Pelayan itu menyerahkan surat yang disegel dengan lilin merah kepadanya. Pria bertopeng itu membuka surat tersebut dan membaca pesan singkat dari Lady Aylin. Senyum licik muncul di wajahnya. "Lady Aylin selalu tahu bagaimana cara memanfaatkan situasi," gumamnya.

Dia kemudian mengambil secarik kertas lain dan mulai menulis balasan. Setelah selesai, dia menyegel surat tersebut dan menyerahkannya kembali kepada pelayan Lady Aylin. "Bawa ini kembali kepada nyonya mu. Katakan padanya bahwa rencananya akan segera dimulai," perintahnya. Pelayan itu mengangguk dan segera pergi, meninggalkan pria bertopeng tersebut di dalam kegelapan ruangan bawah tanah. Pria itu menghilang ke dalam bayang-bayang, merencanakan langkah selanjutnya untuk menghancurkan Caroline.

 Pria itu menghilang ke dalam bayang-bayang, merencanakan langkah selanjutnya untuk menghancurkan Caroline

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cantaible CarollineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang