02.percakapan sederhana

4 1 0
                                    

Part [2]
Selamat membaca semoga suka.
Jika banyak kesalahan dalam ejaannya mohon di evaluasi lagi yaaa.😉
Happy reading..

--------------
walaupun dengan sederhana aku bahagia,aku bersyukur, karena sampai detik ini allah masih berikan aku nafas untuk terus memperbaiki diri.

--------

Malam pun tiba,langit yang semula berwarna jingga kemerahan silih berganti dengan langit gelap terang dengan satu bulan yang cukup terang,pada sebuah ruang kamar tidur tidak terlalu besar namun sangat rapih.

Terdapat beberapa susunan buku yang tertata rapih entah dimulai dari novel maupun beberapa kitab yang tertera pada rak mini milik kamar syahla.

Syahla,gadis itu masih tetap fokus pada layar laptopnya di meja belajar,malam ini ia harus membuat CV sebagus mungkin supaya dapat diterima pada suatu pekerjaan yang sudah lama syahla inginkan.

Sebuah restoran ternama di kota Jakarta,yang katanya cukup dibilang sangat terkenal,karena memiliki karyawan dengan beragam agama, restoran pertama yang mengutamakan toleransi,walaupun pemilik restoran tersebut adalah non muslim. Syahla mendapat informasi tersebut dari sahabatnya Rani, melewati browser yang sempat tadi rani kirim.

Walaupun sudah hampir pukul sepuluh malam, tak membuat syahla mengantuk, ditemani dengan teh hangat supaya tidak cepat ngantuk. Ia sangat berharap CV nya akan diterima oleh pemilik restoran tersebut, beberapa kata serta kalimat ia susun sebagus mungkin. Agar besok hasilnya positif.

"Semoga ini berhasil ya Allah...." Monolog syahla penuh harap, " kalo nggak berhasil yaaa....qadarullahu wa maa syafa'al" pasrahnya kepada sang illahi,karena menurutnya suatu hal yang ia lakukan itu juga dibutuhkan ikhtiar serta usaha.

30 menit berlalu, syahla pun merenggangkan jari jemarinya yang rasanya sudah cukup pegal,ia seduh segelas teh hangat itu dengan nikmat,ucapan alhamdulilah ia panjatkan karena pada akhirnya CV itu selesai sesuai dengan harapannya,dan hasilnya tinggal menunggu besok pagi.

syahla lirik jam dinding yang tertera pada dinding kamarnya "setengah sebelas rupanya,pantes udah ngantuk"

tok ....tok ....

"Syahlaaa....."
mendengar ada yang memanggilnya dari luar pintu kamarnya syahla refleks menoleh "masuk aja yah" titahnya

Pintu kamar pun terbuka menampilkan sosok lelaki paruh baya yang usianya sudah setengah abad itu, walaupun kulitnya yang sudah mulai mengeriput wajah tampan dan ademnya tidak pernah luntur dari pandangan syahla maupun orang lain, apalagi ayah atau yang kerap disapa Pak Hafizh adalah sosok yang religius dan penyabar.

"kamu kok belum tidur?" Tanya beliau sembari mengambil posisi duduk dipinggir ranjang kamar putrinya

syahla menggeleng tersenyum "belum yah, baru selesai bikin CV-nya"

"niat banget mau kerja ya?"

"iya lah , seenggaknya kan bisa ngurangin beban ayah"

"ayah paham. tapi kalo misalkan kamu nggak sanggup jangan dipaksa,kuliah sambil kerja itu nggak gampang loh syah. insyaallah ayah masih sanggup kok buat biayain kamu sampai ke jenjang perguruan tinggi hehehe...." ucap beliau diakhiri dengan kekehan kecil

"Iya yah, syahla paham kok. ayah selalu menyanggupi apa saja demi anaknya,tapi bukan itu yah"

dahi pak Hafizh mengernyit"lalu?"

"yaaa syahla juga pengin punya tabungan buat masa depan, karena kita nggak ada yang tau nanti kedepannya bakal gimana "

"Lagian syahla juga masih muda kan? apa salahnya syahla coba kerja sambil kuliah, syahla juga nggak bisa bergantung terus sama beasiswa syahla, syahla juga nggak tau nanti lanjut ke S2 bisa terdaftar mahasiswi beasiswa atau nggak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

jangan tanyakan kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang