Criminal Psychology (B1)

[146] Four Tones 58

Saat Li Jingtian membuka pintu, dia hampir mengira dirinya berhalusinasi.

Dia tidak pernah menyangka akan bertemu Lin Chen lagi dengan cara seperti ini.

Cahaya sekitar di loteng sangat redup. Lampu gantung kecil di langit-langit bergetar pelan saat pintu didorong terbuka. Seseorang sedang duduk di bawah lampu gantung kecil itu, bersandar di kursi cokelat tua. Li Jingtian menatap orang yang duduk di bawah lampu gantung itu dan tidak langsung bereaksi terhadap bahaya itu.

Alasannya mungkin karena kursi santai Lin Chen terlihat terlalu tenang, atau mungkin karena Lin Chen jarang memakai kacamata. Bingkai hitam ramping itu sangat cocok untuknya. Ditambah dengan cahaya kuning hangat dan gerakannya menundukkan kepala dan membolak-balik beberapa dokumen, ini membuat Li Jingtian tiba-tiba merasakan dorongan.

Tentu saja, dia selalu impulsif, tetapi dia juga pandai menahan diri, jadi dia sangat waspada setelah memasuki ruangan. Dia tidak langsung membanting pintu dan pergi atau mengatakan sesuatu yang kasar, sehingga dia berada dalam situasi pasif.

Bagaimana pun, ia adalah seorang penyanyi profesional, dan kebiasaan menjaga sikap baik sudah tertanam kuat dalam dirinya.

Dia melihat sekeliling dan segera menyadari bahwa empat kamera profesional 4K definisi tinggi dipasang di bagian atas keempat sudut ruangan. Kamera-kamera itu menyala merah, yang menunjukkan bahwa kamera tersebut berfungsi.

Li Jingtian tanpa sengaja melihat ke jendela lagi, hanya untuk menyadari bahwa jendela serangan itu ditutupi oleh kerudung hitam studio profesional, untuk menciptakan suasana yang halus, terlepas dari siang atau malam.

Meskipun tidak jelas apa yang dilakukan Lin Chen, seluruh suasana menunjukkan bahwa dia baru saja masuk ke dalam perangkap. Li Jingtian tersenyum. Untungnya, dia masih mempertahankan lidah dan tindakannya yang baik tadi, karena terlahir sebagai putra keluarga bangsawan dan merupakan penyanyi terkenal.

"Konsultan Lin, saya tidak menyangka kita akan bertemu lagi dengan cara seperti ini. Saya pikir Anda tidak akan datang." Dia berdiri di dekat pintu tetapi tidak menutupnya saat dia menyapa Lin Chen dengan nada ramah.

"Oh, itu hanya karena kamu belum memikirkannya." Lin Chen masih menatap kertas di tangannya dan menjawab tanpa mengangkat kepalanya.

"Konsultan Lin, kau benar-benar agresif padaku," kata Li Jingtian dengan emosi. Ia menatap leher ramping Lin Chen, yang terekspos saat ia menundukkannya untuk membaca. Kulitnya putih dan halus, seperti porselen halus, membuatnya bertanya-tanya seperti apa rasanya jika ia menggigitnya.

Li Jingtian menelan ludah dengan hati-hati dan menjadi lebih waspada karena instingnya.

Meskipun Lin Chen berpura-pura menjadi mangsa yang menggoda, dia tahu lebih baik daripada siapa pun jenis pemburu berpengalaman seperti apa lawannya; mantap dan tepat. Begitu dia mengunci target, dia tidak akan pernah melepaskan pelatuknya.

Li Jingtian melirik wajah tenang Lin Chen lagi, merasa semakin takut. Dia menyadari bahwa pilihan terbaiknya sekarang adalah segera pergi—setidaknya tidak melangkah ke ruangan ini—tetapi ketika dia memikirkan ini, Lin Chen mengangkat kepalanya.

"Tuan Li Jingtian, tolong tutup pintunya," kata Lin Chen dengan nada memerintah.

Li Jingtian malah tertawa dan bertanya, "Apakah kamu membatasi kebebasan pribadiku?"

Lin Chen menggelengkan kepalanya. Dia menunjuk ke sudut-sudut ruangan sambil berbicara dengan suara yang setenang air. "Seperti yang kamu lihat, ada empat kamera definisi tinggi yang dipasang di keempat sudut ruangan ini. Keempat kamera ini milik Yongchuan Satellite TV, Central News, CATV, dan MeTube, empat stasiun media terbesar di dunia. Sekarang, keempat raksasa media ini akan menyiarkan seluruh proses percakapanku denganmu, sehingga kamu dapat membuat perkiraan konservatif tentang berapa banyak orang yang menonton percakapanmu denganku... Jika kamu tidak ingin terlihat terlalu bersalah, maka sapalah teman-teman penonton kita di depan TV terlebih dahulu."