Bab 3

10 0 0
                                    

Dalam perjalanan, Amara menghubungi Samudra.

Mas Samudra Berdering...

"Hallo mas"

"Iya Amara, sudah dimana?"

"Ini 5 menit lagi Amara sampai mas"

"Oiya mas, nanti Amara tunggu di pintu parkiran ya mas soalnya Amara sekalian bawa koper"

"Iya Amara, nanti suruh taxi onlinenya berhenti di parkiran bawah gedung 4 ya"

"Iya mas"

"Ini Amara sudah hampir sampai mas"

"Ya udah kalau begitu mas langsung ke parkiran ya"

"Oke mas"

"Hati-hati ya mas"

"Iya Amara"

Selesai mengakhiri panggilannya dengan sang suami dan tepat Amira sampai di parkiran.

Sedangkan Samudra segera bergegas menuju keparkiran.

"Saya jemput Amara dulu ya" Ucap Samudra sambil menoleh ke arah Windi yang duduk di sebelahnya.

"Kenapa mas jemput?"

"Kan bisa langsung suruh Mba Amara kesini, kenapa mesti mas jemput?" Sahut Windi ketus.

"Apa urusanmu kalau aku jemput istriku?" Ucap Samudra ketus dengan tatapan tajam.

Belum sempat Windi menjawab, Samudra lebih dulu pergi dengan mood yang kurang baik akibat ucapan Windi.

Betapa terkejutnya Windi mendengar ucapan Samudra yang sudah menganggap Amara sebagai istrinya.

"Aku akan mengambil kamu kembali mas!!!" Ucap Windi dengan tatapan sinis.

"Kamu itu punya aku bukan punya Amara! Cukup aku kalah saat bersaing dengan Nara dan sekarang aku tidak mau kalah dengan istrimu Amara!" Ucap Windi dengan menggebu-gebu.

Tiba-tiba Kanaya berlari kearah Windi, karena tidak melihat sosok ayahnya. "Mana ayah tante?" Tanya Kanaya.

"Jemput Amara!" Ucap Windi ketus tanpa menatap Kanaya yang terlihat ketakutan.

Kanaya langsung berlari kembali ke playground.

Sedangkan disisi lain Amara dan Samudra sudah berjalan menuju playground tempat Kanaya bermain.

"Mas..."

"Besok kita flight jam berapa mas?" Tanya Amara sambil menatap keseluruh penjuru mall.

"Dari hotel jam 4 subuh, karena kita flight jam 6.15" Ucap Samudra dengan pelan.

"Mas berarti mobil nanti taruh mana?" Tanya Amara.

"Nanti kita balik dulu ke rumah mama, terus ke hotel diantar sama supir papa" Ucap Samudra.

"Mas sudah check villa yang mau kita tempati?"

"Kalau belum biar Amara yang cari mas" Tanya Amara sambil mengambil ponselnya dari dalam tas.

"Sudah semua Amara" Ucap Samudra.

Amara langsung menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Saat mereka baru sampai ditempat playground Kanaya, Amara langsung berlari ke arah Kanaya yang terlihat sedang menangis.

"Maaf ibu"

"Tidak boleh masuk"

"Maaf kak, tapi itu anak saya nangis"

Kasir langsung melihat arah yang ditunjukkan oleh Amara.

"Silahkan kak"

"Terima kasih" Ucap Amara dan langsung berlari menghampiri Kanaya yang menangis sesegukkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Setulus Cinta AmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang