bab 2

74 6 1
                                    

"kita keluar saja mungkin nona key butuh istirahat." Ucap dokter tadi yang masih bisa gue dengar.

Langkah kaki mereka meninggalkan ku yang memejamkan mata acuh. Tapi saat mereka  didepan pintu masih bisa ku dengar suara dari pintu.

Bik nur semakin panik saat ini.
"Dok, gimana keadaan nona key? Apa dia baik-baik saja? kenapa sikapnya kayak begitu? Tanya nya heran.




Dokter itupun hanya mengernyit.
"Saya juga kurang tau Bu, jika dia mengalami amnesia, tapi tidak ada masalah di kepalanya lagian juga  luka nya di tangan, bukan di kepala."
Jawab nya bingung sendiri.
"Atau mungkin dia masih kurang sadar sepenuhnya, kita tunggu sampai besok ya Bu." Ucapnya.

"Makasih ya dokter difta."


Dokter itupun tersenyum dan melangkah meninggalkan bik nur yang masih bingung.


Sedangkan gue yang masih di dalam hanya mendengar saja.
Amnesia? Emang kenapa sifat gue? Emang gue berubah?" Batinku.


Tapi sakit dikepala ku semakin menjadi.


Flashback


Seorang gadis berkacamata tebal nan petak itu menatap dua orang yang tak asing baginya.
Ia mengunakan baju berwarna biru,rok merah dan sweater pink, kaos kaki hitam dan sepatu hitam, rambut yang diikat bawah..
Fiks kalo kalian mau bilang jemuran berjalan, liat saja gadis ini.

"Beneran sayang, aku deketin dia awal nya cuma mau deketin kamu, tapi nggak taunya dia punya perasaan sama aku." Seorang pria tampan memegang tangan gadis cantik nan modis.

"Buktinya?" Tanyanya sang gadis.

"Buktinya ini, mana mungkin aku mau sama cewek culun kayak dia, beda banget sama kamu kakak nya, cantik." Ucapnya menggoda, ia mencium tangan gadis tersebut.

Gadis itu tersipu malu.
"Kamu gombal." Ucapnya malu.

"Jadi kamu mau kan Nerima aku?"

Gadis itu pun mengangguk.
Pria itu berdiri dari kursinya dan mendekati gadis itu, ia membawa gadis itu kedalam pelukannya.

Tak jauh dari sana, tepatnya di meja cukup jauh, ada sosok gadis culun yang menatap itu semua.
Tak terasa air matanya mengalir deras saat mendengar jika pria itu, tepatnya pria yang ia sukai dan yang ia anggap paling care sama dia cuma memanfaatkannya. Apa dia tak memang tak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan?

Hiks hiks...
Air mata dan Isak tangisnya tak terbendung lagi, ia memilih pergi jauh dari sana, meninggalkan pemandangan yang menyakitkan baginya.

"Tuhan, kenapa sih aku nggak boleh mati aja?
Kenapa bunuh diri itu dosa? Aku nggak pernah minta buat dilahirkan di dunia ini, tapi kenapa aku lahir di dunia ini?" Isak tangisnya pecah saat ini, ia menatap nanar.

Kakinya menyusuri jalanan yang sepi, tapi matanya sekarang, ia memilih pulang  kerumahnya, disana ia bisa melihat, kakak kakaknya dan orang tua nya yang tertawa bersama. Matanya semakin panas saat ini, tapi matanya langsung berpaling saat melihat mata tajam papanya yang menatap nya tajam.

"Dari mana kamu Keyla?" Tanya ayahnya tajam.

Gadis cupu itu pun bergetar hebat, tubuh nya gemetar ketakutan.
"An anu, ta tadi key dari toko buku." Jawab nya terbata bata.

"Mana buku nya?" Tanya ayahnya.

Sontak saja gadis cupu itu semakin menegang.
Ia kan awalnya mau bertemu temennya di cafe, mana ada dia memegang buku saat ini, tapi tubuhnya bergetar takut saat mendengar bentakan ayahnya lagi.

"Kamu bohongin saya...! Sudah berani Kamu berbohong ha?" Teriaknya.
Baik kakak kakaknya maupun ibunya hanya diam tak menjawab, mereka hanya menatap semua itu datar.

Tubuh gadis itu atau lebih tepatnya Keyla semakin bergetar saat merasakan ayahnya mendekat.
"Am ampun pi." Ucapnya gugup.

Ayahnya atau yang ia sebut papinya menjambak rambut gadis itu.

Plak..
Plak..

Ia menepuk mulut Keyla secara brutal.
Bibir Keyla memerah, darah sekitar sana sudah mengalir, bahkan gigi putihnya sudah berwarna merah darah.

Mau lanjut lagi nggak?


Transmigrasi Cewek TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang