bab 3

65 3 0
                                    

"siapa yang ngajarin kamu berbohong ha?" Teriak papinya.

Keyla hanya terisak tangis, ia bahkan tak bisa menjawab, rasa sakit di bibir nya dan dikepala nya membuat ia tak bisa menjawab apapun selain meminta ampun, rasanya rambut Keyla berguguran dan terpisah dari kulitnya.

"Ikut saya..." Teriak papinya.
Ia menyeret Keyla kearah kolam berenang, ia kembali menghempaskan tubuh Keyla sampai jatuh didekat kolam, ia kembali berjongkok dan menatap Keyla tajam.
"Ini hadiah buat kamu yang sudah pandai berbohong." Ucapnya tajam.

"Am ampun ampun pi, ma maaf hak ha." Keyla bicara sekuat tenaga disela sela papinya menjambak rambutnya kasar dan menenggelamkan kepalanya di air kolam.

"Maaf kamu bilang? Jangan berharap kamu." Ucapnya dingin. Ia kembali mencelupkan kepala Keyla kasar didalam kolam, rasa pedih dikepala Keyla semakin menjadi jadi, ditambah perih dibibir nya membuat nya hanya pasrah dan terisak menangis.

"Ini pelajaran buat kamu." Ucap papinya lalu pergi meninggalkan Keyla yang menangis terisak, tubuhnya lemah, sangat lemah,
Matanya menatap bik nur dari kejauhan yang ditahan oleh kakak kakaknya untuk mendekat kearahnya.

"Hiks hiks.... Aku mau mati aja." Ucapnya pasrah.
Ia melangkah lemah kearah kamar nya,
Matanya tak henti henti menangis sambil mencari sesuatu yang ia inginkan, matanya terhenti digunting dekat jendela.

"Hiks hiks... Maafin aku Tuhan, aku lebih milih masuk neraka dari pada hidup kayak gini, aku capek." Gumamnya pelan.
Tanpa pikir panjang ia menyayat tanganya yang masih menggigil kedinginan itu, darah sudah tak tertahankan mencucur deras dipergelangan tangannya.

Rasa sakit ditangan nya bukanlah apa apa dibanding rasa sakit yang ia rasakan selama ini, jujur saja, jika ia memilih, ia lebih memilih tak dilahirkan di dunia ini.

Setelah kejadian itu, ia meringis perih ditangan nya, kepalanya yang sedari tadi sakit menjadi jadi, dan pada akhirnya dia pingsan tak sadarkan diri, setelah itu tak ada lagi yang bisa ia ingat.

"Shttt...." Gue memegang kepala gue erat.
Tidak terasa air mata gue menetes sedih menerima ingatan yang begitu pahit.
"Ingatan siapa ini?" Gumamnya. Ia bisa mengingat nama semua nya.

Mata nya kembali menatap tangan nya yang terikat perban.
"Maksudnya apa sii?" Gumamnya tak sadar.

"Hidup cewek itu nggak jauh beda ama gue." Gumamnya pelan dan sedih, ia terkekeh sambil menangis.
"Tapi gue nggak secupu itu."

Tapi matanya membulat, ia kembali menatap tangan nya yang terperban.
"Ini maksudnya apa coba? Perban? Bunuh diri? Gue?" Tanyanya pada diri sendiri panik.

"Nggak lucu kali zaman ini ada yang namanya tukar jiwa? Tapi kalau ada kenapa nggak di keluarga yang bagusan dikit gitu?" Gumamnya bingung.

Aiss,,,Semua itu membuat kepala gue semakin bingung, gue memilih diam dan tidur.
Seperti nya tidur dan melupakan sejenak kelelahan nya hidup akan membuat nya kembali bahagia.

Sudah satu minggu keyna atau lebih tepatnya Keyla dirumah sakit, ia sudah tau jika ini sekarang bukan tubuhnya, tapi tubuh gadis cupu yang jiwanya tandagi, bik nur sudah menceritakan semua hal kepada Keyla, dan dari situ Keyla sadar jika dirinya bertukar jiwa.

Lalu apa kabar dengan tubuh lamanya.

Tubuh lamanya sudah mati, sama seperti Keyla asli, mereka sudah mati meninggalkan jiwa rapuh yang juga sangat lelah untuk hidup saat ini, kehidupan keyna dan Keyla lama tak jauh berbeda, hanya saja keyna dijauhi karena ibu tirinya yang selalu mencari masalah.

Sedangkan Keyla memang sudah dijauhi oleh keluarganya karena suatu hal.

Ayah keyna? Pak jevin? Ia memenjarakan istri nya, atau ibu tiri keyna, dia juga memilih untuk mengajak adik keyna kembali ke Indonesia karena ia sakit dan selalu merasa bersalah terhadap kehilangan keyna, dia juga sempat masuk rumah sakit.

Transmigrasi Cewek TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang