bab 4

69 3 3
                                    

Semua mata menatap keyla dan bik Nur dengan raut tanda tanya, baju kay yang sederhana sedangkan mereka yang mewah membuat kontras berbeda, ya apalah daya Anak yang tak di anggap.

Tapi mataku terhenti kepada orang yang menjadi pusat perhatian, tepatnya papi dan keluarga pemilik tubuh, papi key itu berusia 50 tahunan, memiliki nama Gilang Wijaya. Yang bermarga Wijaya, sedangkan mami nya memiliki usia yang sama dengan papinya, namanya dita asthar Wijaya yang dipanggil dita, sedangkan saudara, key memiliki 4 orang kakak 3 laki-laki dan 1 perempuan.
Anak pertama berumur 25 tahunan yang bernama fiko asthar Wijaya, sekarang menjadi salah satu CEO perusahaan sekaligus merajut tapi S2, sedangkan kakak nomor 2 juga laki-laki yang berumur 22 tahun, bernama Riko asthar Wijaya, ia juga masih kuliah dikampus yang sama dengan key, kakak ketiga dan keempatnya key kembar, satu laki-laki dan satu perempuan, umur mereka tak jauh beda dari key, kakak ketiga laki-laki yang bernama daren asthar Wijaya dan kakak perempuan yang ke empat Andara asthar Wijaya.

Sedangkan pemilik tubuh asli bernama keyla putri. Yaps, dia tak memakai marga ayah dan ibunya, hanya dia sendiri, keluarga nya terlalu malu menganggap nya anak.

Mereka menggunakan baju putih tulang yang sama, sepasang paruh baya yang masih menampilkan ketampanan dan kecantikan, sedangkan kakak kakak yang sangat tampan dan cantik, keluarga yang sangat menawan dan indah dimata.

"Terima kasih karena sudah mau menghadiri pesta ulang tahun saya yang ke 52 tahun, sekaligus mengangkat anak pertama saya fiko sebagai salah satu CEO diperusahaan saya." ucap pak gilang papinya key lantang.

Sedangkan key. Hanya diam dan berlalu menaiki tangga, ia mencari di mana kamarnya pemilik tubuh asli, tapi kakinya terhenti di tangga saat mendengar ucapan berikut nya.

"Bukankah anak bapak ada lima orang, dimana sii bungsu pak? " tanya salah satu tamu.

Wajah pak gilang puas, tapi sudah diganti senyum palsu.
"Dia sudah meninggal dunia setahun yang lalu." ujarnya sedikit sedih.

Sontak semua orang juga ikut bersedih mendengarkan itu.
"Maaf Pak, saya membuat kalian bersedih." ucap si penanya.

Sedangkan keluarga pak gilang hanya datar, seperti tak terjadi sesuatu.
"Tidak apa apa, saya memang tidak mengabarkan anak saya meninggal karena tidak ingin terlalu larut dan masuk berita acara, mari kita mulai acara dengan khidmat kembali." ucapnya dengan sedih yang di buat buat.

Gue yang mendengar itu merasakan hati yang sedikit terluka, dikehidupan lama, memang papanya kasar dan tak berperasaan, tapi ia masih di anggap anak dan dikenal publik.
Papa nya juga tak pernah merasakan berat saat mengatakan key putrinya, hanya saja papa nya ya sangat muak mendengar kelakuan key, dia selalu menampar, memukul setiap hari karena hasutan ibu tiri nya, setiap kali key ingin jelaskan, ia selalu tak ingin mendengarkan, seakan tuli.


apalagi Saat ayahnya melihat foto key di club tempat ia bekerja, ibu tiri nya mengatakan jika key pelacur dan sering menghabiskan malam disana, padahal key kerja, ibu tiri key menimbulkan key dihukum, untung lah bukan hukuman pancung, ah sudahlah, jangan membahas kepedihan lama, kita bicarakan saja kepedihan yang sekarang.



Key memejamkan matanya, lalu melangkah lagi menuju kamarnya, saat sampai dikamar, ia menjatuhkan tubuhnya dikasur, sungguh perasaan yang kacau saat ini, mengapa ia dilahirkan kembali dengan perasaan yang menyakitkan kembali.


Sesaat setelah nya key memilih tidur dan menghilangkan penat hati dan penat fisik.
Kadang dia selalu berdoa untuk tak hadir dibumi ini,  buliran air sucinya jatuh saat tertidur, sesaat baru ia terlelap di alam mimpi.


Kamar ini cukup besar, ada sofa, kasur size king, warna kamar ini serba coklat, mungkin sang pemilik suka coklat, kamar ini dahulu kamar nenek nya key, karena itu key bisa menempatkan kamar ini, nenek key adalah orang yang selalu mendukung key, ya tapi sayangnya beliau meninggal saat key masuk SMP.

"Nona key bangun. " panggil seseorang dari luar sambil mengetok pintu key, dia adalah bik Nur.

Key mengerjapkan matanya.
"Iya." jawabannya malas.
Karena kehidupannya yang dulu keras, membuat nya tak bisa tidur kesiangan, karena itu, sekali dibangunkan, ia akan bangun.

Mata key beralih menatap jam loker di meja lampu di samping kasurnya, pukul 05:50.
Makanya ia bangkit dari tidur nya dan merenggangkan tangannya.
"Thu... " ia menghembuskan nafasnya.
Dan mencari cari handuk untuk mandi.

Kaki key menuruni tangga, dapat ia lihat jika keluarga nya sudah berkumpul di meja makan.
Sedangkan ia hanya berwajah acuh dan melangkah mendekat.
Ia memilih berdiri disamping riko dan mengambil roti, ia juga mengolesnya dengan selai mentega.

Semua menatap key terkejut, mereka tak tau jika key sudah kembali dan tak jadi mati, mata mereka menilai penampilan key yang tak terbiasa, sikapnya juga tak terbiasa, biasanya key lebih memilih tak makan atau menganggu papi dan keluarganya.
Jika papinya merasa terganggu, dapat dipastikan jika key tak akan mampu berdiri selama tiga hari.

Ditambah penampilan key yang menurut mereka sangat jauh dari biasanya, biasanya key selalu memakai baju yang warnanya bertabrakan.
Tapi sekarang key memakai baju kaos dan jaket yang cocok dipadukan, kaosnya berwarna putih dan jaket salem, jeans longgar yang entah sejak kapan key dapatkan yang berwarna putih tapi dibagian lututnya ada sobek sobek seperti dimakan tikus, biasanya key menggunakan kaca mata tebal dan rambut yang diikat bawah, sedangkan ini ia tak menggunakan kaca mata, ditambah rambut yang digerai asal menyebabkan kesan keren..

"Hmm.. " deheman pak gilang membuyarkan pikiran mereka, sedangkan key masih setia berdiri mengoleskan rotinya, ia tau jika dijadikan bahan tatapan, tapi terlalu malas untuk merespon, setelah selesai, ia memilih pergi kedapur untuk mengambil susu kotak, tapi suara bariton menghentikan langkah nya.

"Tidak sopan. " ucapnya tegas.

Key hanya berhenti sejenak dan melangkah kembali, menyebabkan mereka terkejut akan kelakuan key yang tak biasanya, biasanya key akan bergetar hebat dan segera memohon untuk dimaafkan.

"Keyla....!! " bentak papinya saat tak mendapati respon baik dari key.

Kaki key masih melangkah dan membuka kulkas, mulutnya memakan roti yang sudah ia buat, ia meminum susu kotaknya dan berbalik yang menatap seluruh orang menatapnya marah, tanpa peduli ia melangkah meninggalkan mereka, tapi ia kembali berhenti saat teriakan papinya yang menggema di telinganya.

"Berani kurang ajar kamu. " bentaknya.

Seluruh orang disana hanya datar, mata mereka penuh benci dan emosi, key menatap papinya dingin, seketika pula hati mereka terkejut menatap hal ini, tak pernah ada key bersikap seperti ini.


"Hmm." gumamnya sambil mengangkat satu alisnya.

"Dasar anak tak tau diuntung kamu, kenapa kamu nggak mati aja sekalian kemarin." bentak mami dita dingin.

"Udah nggak ada yang penting lagi kan?" tanya key dingin.

Ctass...

Fiko membanting pisau dan garpu nya, ia menatap key tajam.
"Sejak kapan lo nggak punya sopan santun ha." bentaknya.

Jujur saja, key sangat tidak mood saat ini, ia memilih melangkah meninggalkan fiko yang masih marah, tapi tangan yang masih terbalut perban itu dicengkram erat oleh kakanya fiko, key memejamkan mata merasakan pedih ditangannya.
"Lepasin." ucapnya dingin.

Tapi sayangnya, cengkeraman itu bukan lepas, tapi makin erat.
"Sini kamu." bentak fiko.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Cewek TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang