Lavinia mencoba memecahkan misteri dari kematian ayahnya, Hugo, setelah mendapat sebuah surat misterius. Dalam surat itu tertulis bahwa sang pengirim mengetahui jawaban di balik kematian ayahnya. Tak hanya itu, ia pun menyimpan warisan dari Hugo ber...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cw // kiss, intimacy, bed scene
⊱ ━━━━.⋅ εïз ⋅.━━━━ ⊰
Cahaya matahari masuk memenuhi sudut-sudut kamar melalui celah jendela, membangunkanku dari lelap. Pemandangan pertama yang kusaksikan adalah banyaknya bunga mawar hitam menyambut dari ranjang hingga lantai. Pasti ini ulah Leo.
Aku turun menelusuri isi rumah ini. Banyak yang belum kuketahui, contohnya seperti ruangan yang baru kutemui satu ini, di sini penuh dengan alat-alat lab yang tak kumengerti apa fungsinya, namun diriku tertarik untuk mengitari satu persatu, ada ranjang khusus manusia di sana.
Terlihat mencurigakan.
Baru saja ingin menyentuhnya, tiba-tiba terdengar panggilan Leo dari ruangan lain, maka kuurungkan niatku lalu memilih mendatanginya.
Aku mencari darimana suara Leo berasal, ternyata dari kebun bunga yang baru kulihat untuk pertama kalinya.
Sangat cantik.
Ruangan inilah sisi yang paling berbeda dari keseluruhan rumahnya, kebunnya penuh dengan bunga berwarna-warni, walau mawar hitam tetap mendominasi.
"Kau tidak pernah memberitahuku kalau kau punya kebun bunga secantik ini."
"Yah, sekarang kau sudah tahu kan?"
Sementara aku mendecak kagum terhadap bunga-bunga di hadapan, Leo menawarkan sesuatu.
"Aku mau mengajakmu berdansa nanti malam."
"Mau tidak, ya...?"
Leo tersenyum kala tahu bahwa aku tengah menggodanya. Lantas ia petik bunga lili yang ada di dekatnya, lalu memberikannya padaku. "Bagaimana kalau bunga ini yang menentukan jawabannya?"
"Baiklah." Kucabut mahkota lili tersebut satu persatu seiring menyebutkan jawaban.
Mau.
Tidak.
Mau.
Tidak.
Mau.
Tidak.
Bahuku terangkat. "Jawabannya tidak."
Leo cemberut. Tentu saja jika mahkotanya berjumlah genap dan kau mengawalinya dengan jawaban 'mau', maka jawabannya akan berakhir dengan 'tidak'.
Padahal sebenarnya aku tidak serius, sambil terkekeh kucabut satu kelopak.
