II. Melarikan Diri

15 2 0
                                    

tw // beast attack and blood

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tw // beast attack and blood


⊱ ━━━━.⋅ εïз ⋅.━━━━ ⊰


Di sinilah aku berdiri, berhadapan dengan Leo, didampingi pendeta yang— aku pun tak tahu datang darimana— mengingat daerah terpencil seperti ini.

Sungguh upacara pernikahan yang sangat aneh.


Tidak ada tamu satupun kecuali si merpati pengantar surat.

Pakaian kami pun berwarna serba hitam— jangan tanya, aku hanya memakai apa yang tersedia di lemari.

Ini pernikahan atau pemakaman?


Pernikahan kami pun terjadi begitu cepat, setelah mengucap janji, proses perikatan itu berakhir.



Syukurlah aku benar-benar diberikan kamar pribadi oleh Leo, tapi tetap saja, sudah interiornya serba hitam, pakaian dalam lemarinya pun sama saja.

"Dia suka sekali ya dengan warna hitam?"

Kututup kembali lemarinya. "Sudahlah, aku akan memakai gaunku sendiri lalu pergi dari sini saat tengah malam."

Aku pun bergegas mandi.



Setelah membersihkan badan selama 30 menit, kupantau pergerakan Leo yang nampak baru saja keluar dari suatu ruangan. Ruangan mencurigakan yang terletak di ujung lorong.

Kurasa di sanalah biolanya berada.

Maka aku menunggu hingga Leo terlelap di kamarnya, di saat itulah secara diam-diam akan kuambil biolanya lalu melarikan diri.

Dugaanku benar, instrumen antik itu berada di sana. Mataku berbinar, permintaanku setelah sekian lama akhirnya terkabulkan, tapi tentu saja aku tak dapat mengaguminya lama-lama di sini.

Aku yang sudah sedia dengan tas segera meraih biola itu, mengendap-endap menuju pintu keluar. Setelah melewati pagar, aku lekas berlari demi kembali pulang.

"Ini mudah. Ternyata aku cukup menipunya saja."

Iya, aku hanya berpura-pura menyetujui pernikahan itu, padahal kenyataannya aku telah merancang suatu rencana.



Entah betulan atau perasaanku saja, hutan yang kulewati seperti tidak ada habisnya, banyak sekali tumbuhan menyilang yang menjadi penghambat.

Sepanjang berlari, aku melihat pohon berwarna merah di sebelah kiriku.


Aneh, tapi biarlah, itu hanya sekelibat.

WiedergängerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang