4

599 33 0
                                    

[mature content]

**

Satu jam berlalu, kini keduanya sudah duduk di kursi rotan teras unit Jasmine ditemani botol kaca wiski dan dua gelas highball perpaduan wiski, soda, dan es batu simple yang menyegarkan. Saka dengan kaus putih dan celana pendek abu santainya. Jasmine dengan kaus biru dongker kebesaran dan celana hitam pendek santinnya. Lengkap dengan bra tentunya.

"Beli Scotch Whiskey di mana, Kak?" tanya Saka basa-basi.

"Dikasih temen. Baru balik dari Scotland dia."

"Wow, what a cool oleh-oleh," pukau Saka. Meskipun ia juga mengonsumsi alkohol dalam beberapa kesempatan, he's not a fan nor a hater. Makanya ia terpukau karena tidak pernah mendapat oleh-oleh berupa minuman alkohol dari siapapun.

Jasmine terkekeh. "Anaknya emang agak unik," jelasnya.

"Gimana himpunan, Ka?" tanya Jasmine setelah hening beberapa saat.

Saka menoleh dan berpikir sesaat. "Oke aja sih, Kak. Aku gabung juga karena paksaan Danu. Katanya harus stop jadi kupu-kupu."

"Tapi lumayan capek akhir-akhir ini karena laporan quarter pertama," lanjutnya lalu meneguk minumannya.

"Kalo lingkungan kerjanya menurut kamu gimana?"

"Setelah denger cerita dari temenku yang kuliah di kampus negeri, I might say lingkungan kampus kita oke banget. Gak ada senioritas dan lain-lain," jawab Saka menerawang.

"Ah, bener. Aku juga pernah diceritain temenku yang anak kedokteran di negeri. Kasian, deh." Ia heran, sebenarnya tujuan senioritas itu apa. Umur yang lebih tua atau lebih dulu menjadi bagian suatu instansi maupun organisasi kan bukan berarti lebih baik.

Setelah beberapa saat berbincang mengenai perbedaan lingkungan kuliah dari cerita-cerita teman mereka yang mengenyam pendidikan di berbagai universitas negeri maupun luar negeri, awan malam mulai mengeluarkan kilat dan menghembuskan angin dingin yang menusuk.

"Pindah ke dalem, yuk. Kayaknya mau hujan," ajak Jasmine.

Saka berjalan masuk mendahului karena lebih dekat dengan pintu sambil membawa botol wiski serta gelasnya. Jasmine melangkah ke dapur untuk mengambil soda di kulkas. Gelasnya sudah kosong.

Selesai mengisi ulang gelasnya dan gelas Saka, Jasmine menyalakan TV untuk memutar playlistnya. Suasana hening, keduanya sibuk menikmati alkohol, lantunan musik RnB, dan suara hujan. Duduk nyaman di sofa ruang tengah.

Saka menyukai aroma di dalam unit Jasmine. Wangi white floral yang menenangkan, sesuai dengan nama perempuan itu. Oh, aroma ini juga muncul setiap ia berada di dekat Jasmine. Sepertinya keseluruhan wewangian yang digunakan wanita itu berasal dari satu jenis varian dan brand. Entahlah, ia hanya menebak-nebak.

"Kak, bagi tips n trick kuliah dong," pinta Saka setelah susah payah mencari topik obrolan.

"Tips n trick gimana, Ka? Kuliah mah selama gak langgar peraturan aman terus," jawab Jasmine sambil menatap mata Saka yang ditutupi kacamata. "Emang tujuanmu apa?"

"Tujuan gimana maksudnya?"

"Kamu kuliah buat apa? Cuma mau dapet IPK bagus dan lulus cumlaude atau apa?"

Saka diam karena tidak memiliki jawaban.

"Contohnya, aku masuk business management itu karena tuntutan ayahku. Lulus sarjana aku bakal nerusin garmen keluarga. Itu juga alasan kenapa aku ikut himpunan selama dua tahun. Latihan," jelas Jasmine.

Lust Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang