5

246 11 0
                                    

Jasmine menginginkan lebih. "Masukin jari kamu, Ka," bisiknya pada telinga lelaki di atasnya itu. Ia sudah tidak peduli jika Saka menganggapnya haus sentuhan laki-laki.

Dengan perlahan, Saka memasukkan jari tengahnya ke lubang lembab Jasmine. Desahan Jasmine beriringan dengan keluar masuknya jari Saka. Saka terpaku dengan muka Jasmine yang terlihat tak karuan karena permainannya.

"Faster," ucap Jasmine sambil menatap mata Saka dengan jarak yang sangat dekat. Saka dengan suka rela menambah kecepatan jarinya keluar masuk di bawah sana. Ia juga menambahkan jari manisnya untuk bergabung dengan jari tengahnya. Karena tangan satunya harus menahan beban tubuhnya, ia pun menambah rangsangan dengan melahap dada Jasmine.

Jasmine yang kewalahan menahan sentuhan Saka pun menggeliat. Dua jari Saka yang besar dan panjang itu mengaduk-aduk inti tubuhnya. Sedikit lagi ia akan mencapai puncaknya. Saat puncak ledakannya tak tertahan lagi, ia memeluk erat kepala Saka di dadanya dan mengangkat bokongnya. Kepalanya mendongak dengan mulut terbuka dan mata terpejam. Desahan panjang keluar dari mulutnya.

"Ah... shit..." cairannya keluar membasahi tangan Saka dan pangkal pahanya. Tubuhnya mengejang beberapa kali.

Saka baru bisa mengangkat kepala dan mencabut jarinya ketika Jasmine sudah melepaskan pelukannya dan tenang.

"How was it, Kak?" tanyanya sambil memberi kecupan manis pada wajah Jasmine yang masih terpejam mengatur napas.

Jasmine menghela napas dan membuka matanya. Tubuhnya masih lemas.

"Harus banget dijawab?" tanyanya malas.

"Harus. It's my first time being this intimate with someone," tuntut Saka sambil menatap mata Jasmine.

Jasmine mengerjap, menatap Saka tidak percaya. "Bohong." Meskipun Jasmine sempat merasakan kekakuan Saka saat awal ciuman, ia mengira Saka hanya masih kaget.

"Serius!" balas Saka dengan alis mengernyit. Oh, Jasmine semakin gemas dengan Saka. Kemana lelaki yang tadi membantunya mencapai puncak kenikmatan itu?

Jasmine memainkan rambut Saka yang masih di berada di atasnya itu. "First kiss juga?"

"Hmm... aku pernah cium mantanku sih, tapi cuma nempel," jawabnya dengan tatapan polos.

Jasmine terkekeh dan bangkit karena jiwa kompetitifnya yang tiba-tiba membuncah. Ia tidak mau kalah dari Saka yang mengaku bahwa ini adalah pengalaman pertama foreplaynya.

Jasmine perlahan mendorong bahu lebar Saka hingga posisi mereka sekarang berbalik. Saka menyandarkan kepalanya pada pinggiran sofa yang biasa digunakan untuk tumpuan tangan. Di balik punggungnya ada bantal sofa yang membantu tubuhnya terbaring dengan kepala yang lebih tinggi dari badannya.

Wanita di depannya itu langsung menyerbu tulang selangkanya dengan kecupan. Ia terus turun ke dada bidangnya. Lidahnya memulai aksi dengan terus melingkari pinggiran tonjolan di tengah kedua dadanya. Jasmine sengaja tidak menyentuhnya untuk waktu yang cukup lama.

"Kak... please...." lirih Saka tidak kuat terhadap ulah Jasmine.

"Please apa? Kamu mau apa, Saka?" tanya Jasmine memancing dengan terus mengecup seluruh dada Saka kecuali dua titik yang sudah gatal itu. Ia melirik ke mata Saka sambil tersenyum manis.

Saka menggeram. "Lick my nipples," bisik Saka dengan malu-malu.

"As your wish, ganteng." Jasmine langsung melumat titik gelap di dada kiri Saka. Setelah puas dengan sisi kiri, kepalanya bergeser untuk memainkan seluruh dada kanan Saka.

Karena tangan kirinya harus menahan posisinya yang duduk bersimpuh dan mencondongkan kepala ke badan Saka, ia menggunakan tangan kanannya untuk menyentuh tonjolan di antara pinggul Saka yang masih terbungkus celana santainya.

Saka yang menerima sentuhan itu hanya bisa mencengkram gemas tangan kiri Jasmine yang berada di sisinya. Jasmine terus memberi urutan lembut di bawah sana.

Kepala Saka mendongak dengan mulut terbuka kecil, mengeluarkan lirihan yang ia tahan. Jasmine bangkit untuk memberi kecupan di pinggir bibir Saka.

"Gak usah ditahan, Ka. Kita cuma berdua di sini," ucap Jasmine sambil memelorotkan dua lapis celana Saka sekaligus dan langsung melemparnya ke sofa tunggal di belakangnya.

Jasmine membentuk mulutnya seperti mengucapkan huruf u dan melirik Saka dengan tatapan berbinar. Saka yang ditatap langsung memerah malu. Apalagi saat jari lentik Jasmine mulai membelai pusakanya itu perlahan. Setelah menggoda kepala kemaluan Saka, Jasmine tiba-tiba menegakkan tubuhnya menjauh. Saka menatapnya tidak terima.

Jasmine tersenyum meledek. "Bangun. Kita ganti posisi," perintahnya sambil menarik tangan Saka.

Wanita itu duduk di tempat Saka sebelumnya, ia menegakkan bantal sofanya agar tubuhnya tidak terlalu rendah. Setelah posisi duduknya dirasa pas, ia menarik Saka mundur sampai punggung laki-laki itu menempel di dadanya. Saka duduk di antara paha Jasmine yang terbuka, satu kakinya menjuntai ke bawah, mengikuti kaki Jasmine di sisi yang sama.

Karena tidak mau membebani badan Jasmine yang lebih kecil darinya, Saka menumpukan badannya dengan kedua tangan yang ia posisikan di samping kedua bokong Jasmine.

Tangan Jasmine langsung sibuk menyentuh Saka di perut dan jakunnya. Saka langsung merinding ketika ia juga merasakan kehangatan di bahunya yang Jasmine kecup. Kecupan pindah ke leher sampingnya dan berubah menjadi lumatan. Saka menelengkan kepalanya memberi akses lebih bagi mulut Jasmine. Jari-jari Jasmine menelurusi lekungan di perut penuh otot Saka.

Saka mendongakkan kepalanya saat tangan lembut Jasmine mulai menggenggam inti tubuhnya yang sudah sangat keras itu. Melihat mulut Saka yang terbuka, Jasmine memasukkan dua jari tangan yang tadinya bertengger di leher ke dalam mulut Saka. Tanpa diduga, Saka langsung mengemut jari Jasmine menggunakan lidahnya.

Jasmine yang ikut terangsang makin semangat menaik turunkan genggaman tangannya di bawah sana. Ia kembali menjilati tengkuk hingga telinga Saka. Jasmine suka melihat Saka yang putus asa. Merasa puncaknya sudah dekat, Saka ikut menggerakkan pinggulnya berlawanan dengan gerak tangan Jasmine. Setelah beberapa saat, gerakan pinggulnya makin tak teratur dan topangan tangannya melemah hingga ia sepenuhnya bersender pada tubuh Jasmine di belakangnya.

Dengan kepala yang menempel pada pipi kiri Jasmine, tubuhnya bergetar hebat. Bagian tubuh yang digenggam Jasmine mengeluarkan cairan putih berkali-kali.

"Ah... Kak Jasmine...." Tangannya meremas kedua paha Jasmine yang berada di sisinya, menyalurkan rasa nikmat yang baru ia rasakan. Jasmine masih mengurut pusaka tegang itu dengan pelan sampai cairan yang dikeluarkannya berhenti, baru ia melepas genggamannya. Ia juga mengeluarkan jari tangan kirinya dari dalam mulut Saka.

Saat Saka masih mengatur napasnya, Jasmine beralih memeluk perut Saka dari belakang dan mengecup bahunya lembut. Menenangkan laki-laki besar yang tampak sangat lemas saat ini.

Mereka kembali berpakaian setelah membersihkan cairan masing-masing menggunakan tisu. Jasmine beralih ke dapur untuk mengambil dua gelas air mineral dingin.

"Nih, biar tenggorokan kamu gak kering," ujar Jasmine sambil menyodorkan satu gelas pada Saka yang duduk kaku di ujung sofa. Saka menerimanya setelah berterima kasih dan langsung menandaskan lebih dari setengah air di gelas tersebut.

Jasmine duduk di ujung sofa lainnya menghadap Saka. Ia suka melihat Saka yang bingung harus bersikap bagaimana itu. Sangat kontras dengan perawakannya yang terlihat mendominasi.

Saka berdeham. "Em... aku balik dulu deh ya, Kak. Udah jam tiga pagi juga," ucapnya setelah melirik jam dinding di atas TV. Ia tidak mau mengganggu waktu istirahat Jasmine lebih lama lagi.

Saka berdiri berniat pulang ke unitnya. Jasmine ikut berdiri dan menggiring Saka ke pintu keluar. Ia berbalik saat tubuhnya sudah di depan pintu. Tanpa aba-aba, ia mengecup bibir dan pipi Saka lalu membuka pintu di belakangnya.

"Istirahat yang nyenyak ya. Thanks for tonight." Jasmine melambaikan tangannya. Saka masih terpaku. Akhirnya ia jalan keluar unit Jasmine ketika badannya diarahkan oleh tuan rumah.

Tanpa menunggu balasan Saka, Jasmine langsung menutup pintu, ia takut gemas dan berakhir menahan Saka di unitnya. Ia juga tahu lelaki itu masih bingung harus mengucapkan apa.

***

Next update di 200 votes! xx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lust Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang