Petang yang berwarna oranye mengumumkan orang-orang untuk menyudahi acara. Beberapa orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Sisanya masih menetap di tepi pantai ancol untuk melihat bagaimana proses matahari tenggelam dari penglihatan.
Kalau Abah, Tiara, Roni dan Narti, mereka memilih pulang ke rumah.
Mobil Abah disetir oleh Roni yang dititipi kunci oleh Agan beberapa jam sebelumnya. Agan berkata pada Roni untuk membawa Abah dan Tiara pulang dengan mobilnya, sambil menyelipkan kunci itu ke genggaman Roni. Agan juga bilang, dia ada urusan mendadak sehingga harus pergi meninggalkan ancol saat itu juga.
Bersamaan dengan itu, Roni tersadar bahwa Awi juga tidak ada di sana. Menghilang entah ke mana. Memunculkan tanda tanya besar di benaknya.
Tak cukup memusingkan kakak-beradik itu, suara Abah yang memekik dengan segelintir pertanyaan mengenai keberadaan anak-anak lakinya menambah kepusingan Roni.
"Di mana sih si Agan?! Gua telponin kagak diangkat-angkat." oceh pria tua itu.
Roni melirik Abah yang duduk di kursi penumpang paling depan, "berarti hapenya dimatiin kali, Bah."
"Pada kagak jelas! Awi juga tiba-tiba ngilang." oceh Abah lagi.
Roni sempat melirik ke belakang untuk menoleh pada Narti yang hanya diam saja di samping Tiara. "Ti, tolong hubungin terus si Agan ya." pintanya yang sontak diangguki oleh Narti.
Di sisi lain, Tiara harap-harap cemas. Soalnya tadi ia sempat melihat dari kejauhan kalau Agan dan Awi tengah mengobrol dengan mimik wajah yang serius. Dia tidak tahu apa yang sedang anak-anaknya bicarakan namun semoga bukan mengarah ke hal yang tidak diinginkan.
"Bah, Abang pada kagak apa-apa, kan? Bunda khawatir." ucap Tiara yang kini suaranya bergetar.
Abah tidak merespons Tiara karena pikirannya terpecah dan rasa khawatirnya tidak jauh berbeda dari kekhawatiran istrinya.
"Soalnya tadi Bunda liat Bang Agan sama Bang Awi ngobrol berdua di deket pantai, terus ngobrolnya serius banget. Bunda takut pada berantem lagi."
"Kagak udah! Gak usah kuatir. Anak-anak gua pada ada urusan aja." Meski sejuta khawatir hinggap di benak Abah, yang bisa Abah utarakan kepada istrinya hanya kalimat itu saja.
Sementara Narti, dia masih berusaha hubungi Agan. Tapi tetap saja tidak bisa dihubungi karena bisa jadi, ponselnya mati.
"Ti, coba hubungin Mbak Gia. Kali aja ... Agan ke Mbak Gia." cetus Roni.
"Oh iya!" Narti menepuk kepalanya dan langsung memberikan pesan kepada Gia. Mumpung jam segini Gia pasti sedang bersiap-siap pulang.
Narti Asih
Mba gia udh pulang?Mbak Gia
Blum nih mba
Aku masih nungguin pasien yg lain
Kenapa?Narti Asih
Oh engga, kirain udh pulangMbak Gia
Ada apa ih?Narti Asih
Kgk, nanti aja narti ceritain yaMbak Gia
OkeNarti tidak mendapat jawabannya. Kalau Gia belum pulang, itu artinya Agan tidak sedang bersama Gia.
Tak lama, ponselnya berdenting lagi. Tampak notifikasi pesan dari Agan muncul di layar ponselnya.
Agan
📍Rs. Dewi Pratama
Itu lokasi tempat kerja mba gia kan ti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Agen Agan
FanfictionDia bukan seorang raja ataupun seorang pangeran. Dia hanyalah seorang Agan. Pemuda penjaga sebuah agen yang pernah bermimpi menunggangi seekor kuda putih dan bertemu seorang gadis cantik yang disinyalir seorang putri. Namun ketika terbangun, yang...