»»————-
☆☆
☆
☆
☆
☆
☆
☆
————-««
"Puas mainnya?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan sinis.
"Apasih, Bu aku cuma main sama Kalea sama Jessie doang," Jawab Kanaya menahan emosi tapi masih berusaha santai.
"Cih, puas liat bapakmu dimarahin sama nenekmu? Puas kamu hah!?" Bentak Dara, Ibu Kanaya.
Kanaya hanya terdiam sambil menahan emosinya, dia tidak menjawab apapun karena dia benar benar malas.
"Kenapa diam? Gabisa jawab?" Dara menyilangkan kedua tangannya didepan dada sambil menatap sang anak.
"Kalo Ibu cuma mau nyudutin aku mending aku ke kamar aja," Jawab Kanaya dengan tangan terkepal kuat dibalik saku bajunya.
Dara melotot kesal "Berani ya kamu sekarang sama Ibu!"
Kanaya tidak menjawab dan memilih untuk pergi meninggal sang Ibu, jujur dia malas berdebat.
"Anjing!" Umpat Kanaya sambil membanting kasar pintu kamarnya.
ting
Kanaya meraih ponselnya dan menatap layar ponselnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan padanya
Kalea 🖤
Na
Lo gapapa?
Dimarahin gak?Gapapa
Dimarahin sedikitTadi gue mau nyamperin lo lagi tapi takut lo lagi dimarahin
Gak usah
Gue kayanya gaboleh main lagiBesok nggak boleh main berarti?
Belum tau
Yaudah
Oke
Kanaya melempar ponselnya ke samping kasur lalu membanting badannya ke kasur "Gue benci keadaan gue," Lirih Kanaya lalu perlahan mulai tertidur.
☆
☆
☆
☆
☆
☆
☆
Disisi lain Kalea kini tengah menahan lapar sambil memainkan ponselnya "Gue laper tapi gak ada makanan anjir," Kalea mengusap kasar wajahnya.
tok tok tok
Pintu kamar Kalea diketuk oleh seseorang membuat gadis itu langsung menyahut "Iya, bentar!" Teriak Kalea.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teratai [ On Going ]
Fanfiction"Ketika sakit yang lebih mendominasi, membuat kita abai akan sekitar." - Teratai. Kanaya Srenda Vanaka dan Kalea Debora Andromeda, dua gadis yang memiliki luka yang sama namun keadaan yang berbeda. Keadaan yang terlalu kejam untuk mereka, sehingga...