01. Es Krim

122 12 0
                                    

Song recommended:
—Every Summertime, Niki


"Hmm ... not bad, sih. Tahun depan kamu ikut juga dong."

"Kalo kamu ikut mah aku juga ikut, Rin."

"Hahaha ... iya deh. Kalo nggak ada kendala, aku mau ikut lagi tahun depan."

Karina masih bertelepon dengan temannya di balkon sesudah briefing yang berhubungan dengan kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) yang akan dilakukan esok hari. Semasa tiga hari ke depan dia akan menemani para mahasiswa baru, temannya malahan tak menduga kalau anak semager Karina tiba-tiba dipilih sebagai pendamping ospek.

"Kan, aku mau nambah pengalaman. Ya—ya ... sekalian cuci mata, sih," jelas gadis kardigan hitam itu.

"Inget peraturan utama jadi pendamping ospek, Rin," kata temannya dari balik telepon.

Kening Karina berkerut, ia lalu mengubah posisi duduknya. "Apa? Harus ramah? Gampang itu mah."

"Jangan cinlok sama maba."

Karina tidak bersuara beberapa saat, lantas tertawa terbahak-bahak membuat temannya berkata jika dia tidak hanya berkelakar.

"Enggaklah, ya kali aku cinlok sama maba," jujur Karina masih tertawa gelak-gelak.

Paginya Karina dan beberapa pendamping sudah berdiri di depan gedung rektorat, memberi semangat kepada para maba yang akan berjalan mengarah ke lapangan utama. Semuanya berjalan lancar, wajib manis tutur kata dan sikapnya, serta mesti suka bergaul dengan mahasiswa baru menurut Karina tidaklah susah.

"Sebelum ke lapangan materi, diharapkan seluruh maba untuk berdiri!"

Aba-aba yang disampaikan oleh MC acara tersiar. Para maba yang berlapar, mengantuk, dan kegerahan mulai berdiri, seisi gedung dipenuhi dengan suara mereka.

"Nanti aku tunggu di lapangan materi ya. Aku titip anak-anak sama kamu," pesan Aya selaku instruktur pendamping seraya menepuk bahu Karina.

Karina mengangguk sebagai jawaban, dia mengarahkan pandangan ke Aya dan para instruktur pendamping yang pergi lebih dahulu pergi ke arah lapangan materi. Menyisakan para pendamping yang masih berada di dalam gedung bersama para maba yang dia dampingi.

『✎﹏ 』

Semasa penyampaian materi sedang berlaku, Karina dan Aya hanya bisa duduk diam sambil menahan kantuk. Jam tiga pagi mereka sudah bangun dan cepat-cepat berkumpul sebelum menyapa para maba di depan gedung rektorat, terlebih-lebih pula penyampaian materi terus berlaku selama tiga jam ke depan.

"Kak, toiletnya di mana ya?"

Aya dan Karina yang tidak sengaja tidur langsung terbangun. Jantung rasanya seperti berhenti secara tiba-tiba saat seseorang menepuk bahu mereka berdua.

"Apa-apa? Mana hantunya mana?" Karina menoleh ke kanan-kiri, lalu mengarahkan pandangan ke maba yang berdiri di depannya.

Aya langsung berdiri meski nyawanya masih belum terisi penuh. "Sini, biar Kakak anterin."

Setelah Aya mengantar adik tingkatnya ke toilet, tinggal Karina yang duduk di pojokan mendengar materi sambil berkali-kali mengangguk karena menahan kantuk. Sebelum tiba-tiba dia dibuat terperanjat dengan salah satu maba yang duduk di sebelahnya.

Let's Meet Thirty Time ✔️ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang