Song Recommended:
—Glue, Beabadoobee
Hari kedua ospek telah tiba, para pendamping berdiri di depan gedung rektorat guna memberi semangat kepada para mahasiswa baru yang datang dan hendak pergi ke arah lapangan utama. Karina yang baterai sosialnya masih lima puluh persen sedang menghidupkan mode hemat daya hingga jam setengah delapan nanti.
Juan yang baru masuk ke dalam gerbang dan berjalan mengikuti teman-teman seangkatannya dibuat salah fokus dengan salah satu kakak pendamping yang sedang menyemangati para maba di depan gedung rektorat. Dia tersenyum lebar dan berlari kecil mendekati kakak-kakak pendamping.
"Kak Karina, pagi!" sapa Juan seraya hormat ke gadis berjas yang ada di depannya.
Karina tersenyum tipis dan ikut hormat. "Pagi juga."
"Kakak udah sarapan belum?" tanya Juan.
Karina menggeleng. "Belum, kenapa?"
Dapat dia lihat pemuda di depannya itu langsung menyipitkan mata seperti sedang gusar. "Ya makan dong, sakit nanti. Aku beliin sarapan mau?"
Karina menggeleng. "Nggak perlu, nanti dikasih sarapan kok sama panitia."
"Btw kakak belum jawab pertanyaanku yang kemarin, kakak udah ada yang punya belum?"
Tiba-tiba salah satu pendamping datang mendekati Karina dan Juan yang masih asyik bercakap-cakap. Pendamping perempuan yang tingginya sama dengan Karina itu mulai merangkul pundak Karina.
"Kamu ini bukannya ke lapangan utama malah nanya-nanya hal nggak penting ke kakak pendamping," sindir gadis tersebut.
Juan mengerutkan kening. "Itu emang nggak penting buat Kakak, tapi penting buat aku. Nah lho, nggak bisa jawab, kan?"
Karina refleks tertawa melihat temannya tak bisa membalas ucapan adik tingkatnya satu itu, dia saja sudah lelah menanggapi pertanyaan Juan. Lantas salah satu dari pendamping itu menyuruh Juan untuk segera pergi ke lapangan utama, Juan yang sudah berjalan agak jauh langsung berbalik badan menghadap kakak-kakak pendamping.
"Kak, kapan kita jalan bareng?" tanya Juan.
Suara sorak para pendamping ospek dapat didengar jelas, Karina menyikut lengan teman-temannya untuk diam. Gadis itu menutup wajah kecilnya dengan ponsel untuk menutupi pipinya yang memerah karena ulah mereka.
"Nunggu aku S2 di UGM dulu," balas Karina yang langsung ditertawai oleh teman-temannya.
"Waduh, lama banget!!" Juan hanya bisa tepuk jidat lalu berlari kecil menuju lapangan.
『✎﹏ 』
Selama menantikan ketua BEM datang untuk memberikan pidato kepada mahasiswa baru, para pendamping duduk di barisan paling depan dengan membawa papan nama kelompok masing-masing, sedangkan instruktur pendamping ada di belakang untuk rehat sejenak.
Juan yang duduk di belakang Karina terus memiringkan kepala melihat kakak pendampingnya terus menganggukkan kepala sambil menutup kepalanya dengan papan nama kelompok agar terhindar dari teriknya matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Meet Thirty Time ✔️ [REVISI]
Fanfiction[HAN JIHOON OF TWS] Judul sebelumnya: Hello, Juan! Karina tak pernah menyangka akan bertemu dengan Juan, pemuda yang mendapat julukan bunga matahari karena siapapun yang ada di dekatnya akan merasa senang. Awalnya Karina tak mengerti kenapa Juan mem...