"Juan."
Juan yang sudah berada di ambang pintu ikut menengok ke belakang. "Kenapa, Kak?"
"Ma-makasih buat aroma terapinya," kata Karina agak terbata-bata karena merasa gugup.
Juan tersenyum dan mengangguk, lalu pamit menuju panggung. Meninggalkan Karina dan jantungnya yang berdegup kencang dan kembali merasa sesak. Ia buru-buru meminum obatnya dan menghirup aroma terapi pemberian dari adik tingkatnya.
Usai Juan meninggalkan ruangan, Diva langsung bangun dan duduk setelah merebahkan tubuh di atas lantai yang dingin, memperhatikan beberapa aroma terapi yang ada di lantai dan beralih memandangi Karina.
"Rin, kamu nggak merasa aneh sama dia?" tanya Diva agak curiga.
"Aneh kenapa?" tanya Karina tak mengerti sambil menghirup aroma terapi.
Diva diam beberapa saat, sebenarnya dia tahu kalau Juan sering menelepon Karina. Dia juga tahu mimik muka tidak nyaman yang muncul tiap kali ditelepon Juan karena Karina telah menceritakan kepadanya sebelumnya tentang pemuda ilmu komunikasi itu, namun dia berdaya upaya menghilangkan pikiran buruk tentang Juan.
"Kamu jangan terlalu perhatian sama maba, biar nggak ada yang kebawa perasaan. Kita gini juga karena tuntutan jadi pendamping ospek. Jujur aku agak takut sama dia, inget kasus yang ceweknya dijadiin bahan obsesi gara-gara dipinjamin duit sama cewek," jelas Diva.
Karina menggeleng sambil tersenyum tipis. "Tenang aja, dia keliatannya anak baik-baik kok. Lagian aku udah bangun benteng pertahanan setinggi mungkin. Tiap ada yang mau masuk, bakal aku lindes pake traktor," jawab Karina seraya menepuk bahu Diva untuk jangan khawatir akan dirinya dan Juan.
"Kalo aku beneran udah ada rasa sama Juan, ya aku jauhi aja dia. Simpe, kan?" tambahnya.
"Kenapa malah kamu jauhin?"
"Karena aku udah mulai merasa jatuh cinta dan aku takut. Mending menjauh aja dari pada entar dia cuma main-main doang sama aku."
Juan yang mendengar pembicaraan dua kakak tingkatnya dari balik dinding langsung menganggukkan kepala sambil makan permen lolipop. Sekarang dia mengerti kenapa Karina selalu menghindar darinya, pantas saja tiap diajak sarapan atau ke kantin selalu menolak, ternyata Karina memang sengaja menjauh darinya.
Karina mengambil ponsel dari dalam jas, Juan baru saja mengirimkan pesan.
Juan Ilkom '24
Kak
Masih di gedung FEB?Karina
Ini mau turunJuan Ilkom '24
Nanti foto bareng yaa
BerduaKarina
Waduh, takut ada yang patah hati nantiJuan Ilkom '24
Lho, kak Karina udah punya cowok kah?
Cowok beneran, bukan cowok KoreaKarina
Kamu sendiri gimana? Aku nggak mau cari masalah lho yaJuan Ilkom '24
Aman
Masih jomblo nih wkwkwkKarina tak sempat membalas pesan dari mahasiswa baru itu karena Diva tiba-tiba mengajaknya untuk kembali ke lapangan utama. Sinyal WiFi milik kampus di lapangan utama sangatlah buruk, sehingga dia tidak tahu jika Juan mengirimkannya pesan.
Saat ini Karina dan Diva ada di sebelah panggung untuk menonton UKM pencak silat bersama panitia yang lain, ponselnya berdering berulang kali dan Karina buru-buru membuka ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Meet Thirty Time ✔️ [REVISI]
Fanfiction[HAN JIHOON OF TWS] Judul sebelumnya: Hello, Juan! Karina tak pernah menyangka akan bertemu dengan Juan, pemuda yang mendapat julukan bunga matahari karena siapapun yang ada di dekatnya akan merasa senang. Awalnya Karina tak mengerti kenapa Juan mem...