Bagian 3

2 1 0
                                    

Keesokan paginya Auris sudah bersiap dengan seragam sekolah khas Mahesa, mengoleskan sedikit lipbalm ke bibirnya membuatnya lebih siap untuk menjalani rutinitas paginya.

Auris turun menuju meja makan yang sudah di lengkapi beberapa menu makanan dengan kedua orang tuanya yang sudah menunggunya.

"Pagi ma, pa." Sapa gadis itu dengan senyum mengembang.

"Pagi sayang, hari ini kamu di antar sama papa ya, mang tejo lagi cuti pulang kampung."

"Siap Bos!"

Auris memberikan sikap hormat layaknya murid sedang pengibaran bendera saat upacara.

"Semangat banget princessnya papa hari ini, hm."

"Masih pagi pa, jadi Auris harus semangat hehehe.."

"Kamu semangat karena masih pagi atau karena mau ketemu Orion, hayoo.." Dirga tersenyum menggoda ke arah putrinya.

"Masih pagi papa, ngga usah godain anaknya gitu, kasian." Arin menegur suaminya agar tidak menjahili anaknya, kalau ngambek kan repot.

"Tuh dengerin apa kata mama, ngga boleh godain anaknya, huu.."

Auris yang merasa ada yang membela balik meledek Lelaki dewasa tersebut, sedangkan yang di ledek hanya terkekeh menatap kedua wanita berbeda usia di depannya.

"Ya sudah, papa minta maaf, sekarang kita sarapan setelah itu kita berangkat, biar tuan putri bisa cepet ketemu sama pangerannya, iya ngga ma?"

"Papa, Ih!!! Mama itu papa bilangin jangan godain aku mulu!"

"Mas!" Tegur Arin dengan memasang wajah garang.

"Iya iya maaf, sudah lebih baik kita sarapan."

Ketiganya pun memulai sesi makan bersama, suasana terasa hangat meski hanya terdengar suara sendok dan garpu yang berdenting.

Setelah selesai Auris pun berangkat bersama Dirga menuju sekolah baru dengan suasana baru.

Mobil yang mereka naiki akhirnya sampai di depan gerbang sekolah Mahesa, saat Dirga akan turun sebelah tangannya langsung di tahan oleh Auris, gadis itu menggeleng meminta agar Dirga kembali duduk di kursinya.

"Kenapa papa ngga boleh turun, sayang?"

"Auris ngga mau murid disini tau kalo aku anaknya papa Dirga, Auris mau nyari temen yang ngga pilih-pilih pa, maafin Auris ya."

"Hm, ngga masalah, papa paham, sekarang kamu masuk sana belajar yang rajin ya, harus fokus sama penjelasan guru, kalo kamu bosen bolos aja sesekali ya."

"Emang boleh kalo Auris bolos, pa?"

"Boleh, tapi jangan keseringan dan bolosnya harus bermanfaat, oke?"

"Siap bos, makasih papa ganteng." Auris memeluk Dirga senang, jarang jarang kan ada orang tua yang bolehin anaknya bolos haha.

"Ya sudah, papa berangkat dulu ya, nanti kalo mau jemput bilang sama papa ya."

"Siap papa, hati-hati."

Auris turun dari mobil setelah menyalimi tangan lelaki yang menjadi ayahnya tersebut, setelah mobil Dirga meninggalkan area sekolah barulah dia masuk ke dalam dengan tujuan pergi ke kelasnya.

Di tengah perjalanan menuju ke arah kelasnya dia bertemu dengan Sea yang juga akan menuju ke kelas, Auris mengejar langkah Sea yang berada beberapa meter di depannya.

"Pagi Sea." sapa Auris itu setelah sampai di samping gadis itu.

"Pagi Auris, tumben hari ini kaya cerah banget muka lo, lagi bahagia ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLURRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang