Chapter 31 - Perhatian

4.6K 255 36
                                    

Jangan lupa pencet bintang nya cintaa

Hari ini Elisa sudah siap sekolah, meski masih menggunakan penyangga bahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Elisa sudah siap sekolah, meski masih menggunakan penyangga bahu. Ia sedang berjalan bersama Samudra menuju basement.

"Kamu yakin mau sekolah? "

"Iya lagian aku udah gapapa."

"Gapapa gimana bahu kamu masih cedera sayang."

"Kalau gak sekolah bosan tau di apartemen."

"Oke tapi nanti kalau sakit bilang sama aku ya."

"Siap kapten." ucap Elisa sambil memberikan hormat kepada Samudra yang membuat Samudra tertawa.

Elisa yang melihat itu dibuat takjub Samudra terlihat berkali lipat lebih tampan saat tertawa.

"Lucu banget pacar siapa sih? "

"Pacar Ananta."

Samudra yang mendengar itu tersenyum. Tak terasa kini mereka sudah berada di basement. Namun Elisa heran kenapa Samudra mendekati mobil bukan motornya.

"Gak naik motor? "

"Gak selama kamu sakit kita berangkat naik mobil." Setelah mengatakan itu Samudra berjalan menuju mobilnya, kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Elisa. Setelah Elisa masuk, Samudra pun masuk ke mobil. Sebelum menjalankan mobil Samudra mendekati Elisa. Saat wajah mereka semakin dekat Elisa memejamkan matanya. Samudra menarik seat belt lalu memakaikannya pada Elisa.

"Kenapa tadi merem matanya? " goda Samudra.

"ga-gapapa pengen aja." gugup Elisa.

"Malu? " Elisa yang mendengar itu tak bisa menahan malunya. Sepertinya Samudra tau bahwa ia sedang gugup.

"Ananta nanti telat cepat jalankan mobilnya." ucap Elisa mengalihkan topik pembicaraan. Samudra pun menjalankan mobilnya.

*****

Saat ini pelajaran sejarah mereka disuruh merangkum satu bab. Semua murid terlihat malas karena banyak sekali yang harus mereka tulis.

"Lisa kamu yakin mau nulis emang gak sakit? " tanya Lova.

"Gak terlalu tenang aja." ujar Elisa.

"Kalau sakit jangan di paksain ya."

"Iya."

Mereka pun kembali menulis. Tak berselang lama Samudra menghampiri meja mereka lalu menyerahkan bukunya kepada Elisa.

"Aku udah selesai nih liat aja catatan aku." ucap Samudra.

"Cepat banget gak salah nih kamu gak nulis judulnya aja kan? " tuding Elisa.

"Gak liat aja."

Elisa melihat catatan Samudra. Benar materi yang dirangkum bukan hanya judulnya saja tapi ada penjelasannya. Melihat catatan Samudra, Elisa malah salah fokus melihat tulisan Samudra yang rapi sangat berbeda dari kebanyakan laki-laki. Bahkan lebih rapi dari tulisannya.

"Tulisan kamu rapi banget."

"Biasa aja."

"Bagus tau tulisan kamu."

"Kamu masih bisa nulis gak? "

"Bisa kok."

"Gak sakit? "

"Gak."

"Mau aku aja yang nulis catatan kamu? "

"Gak usah nanti ketahuan kalau bukan aku yang nulis."

"Gak akan aku jamin."

"Bakal ketauan tahu tulisan kamu lebih rapi dari tulisan aku." kesal Elisa.

“Aku bisa niruin tulisan kamu."

"Oke karena kamu maksa nih bantuin aku ya."

Samudra pun menulis catatan Elisa. Sebenarnya ia membantu Elisa karena Elisa pasti susah menulis karena bahunya masih sakit. Elisa sebenarnya merasa tak enak kepada Samudra yang harus menulis catatannya.

Kelas mulai sepi karena para murid sudah berada di kantin. Di kelas hanya tersisa Samudra dan Elisa. Samudra baru saja selesai menulis catatan Elisa.

"Nih udah selesai."

"Makasih Ananta." Ucap Elisa tersenyum manis. Samudra menatap gemas Elisa.

******

Jangan lupa mampir ya ke sosial media author bantu follow guys
Tiktok: @echa_alov
Ig: @alxaptrsln

kalo ada typo atau saran kirim di kolom komentar

Change the flow of the antagonist's life(OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang