07 - Pindah rumah

19 2 3
                                    

*
*
*

* * *

"Selain itu, dia bisa mengendalikan dirinya dengan sangat baik. Dia tidak mencoba menggigit atau mencabik-cabikku, dia juga tidak menyakiti atau melukaiku, dia....justri bersikap amat lembut."

Meskipun bentuk pertahanannya itu sampai menghancurkan kursi-kursi di kapel, tapi tubuh Elysia sama sekali tidak terluka. Ia adalah beastmen pertama yang ia temui yang menunjukkan pengendalian diri terbaik saat bersentuhan dengan kulitnya.

"Bahkan saat proses penyembuhan Celian sering melukaiku....fakta berkata benar, bahwa makhluk dengan pangkat yang lebih tinggi memiliki kekuatan dan pengendalian diri yang lebih hebat."

Setelah melewati berbagai pengalaman mengamati sikap para beastmen saat proses penyembuhan, Elysia bisa dengan mudah mengukur level perbedaan.

Hari ini, pria itu bahkan menciumnya, meski sedikit ganas tapi ciumannya tetap dalam taraf memabukkan. Itu tidak menakutkan, dan ia menyukainya juga nyaman saat melakukannya. Elysia masih ingat jelas euforia yang ia rasakan saat deru nafas pria itu menerpa lembut permukaan wajahnya. Tiap kali mengingat sentuhan lembut itu tanpa sadar tangannya menyentuh bibirnya, dan bergumam."Seperti itulah rasanya, manis."

Rasanya juga hangat. Dan lembut.

Sikapnya seperti seorang pria yang muncul dari tungku merah. Kehangatannya bagai bara api yang masih terasa di tubuhnya. Sensasi kulit yang mencecap saat saling bersentuhan itu terasa sangat menyenangkan.

Oleh karena itu, meskipun tahu bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tidak seharusnya ia lontarkan, Elysia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya-tanya di dalam hati, 'apakah pria itu merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan? Apakah jantungnya juga berdetak seperti ini?'

Satu-satunya cara yang dirasa ampuh bagi kedua bersaudara itu agar bisa melarikan diri dari dominasi Baron Sable adalah bersembunyi di balik kekuatan yang lebih besar--yang tidak bisa dikalahkan oleh Baron.

Duke Lark adalah orang yang tepat--satu-satunya anugerah yang menyelamatkannya dari neraka Baron. Elysia harusnya sadar akan posisinya-- ia tidak boleh berharap bahwa pria itu juga memendam perasaan terhadapnya. Tidak sopan bagi manusia lemah seperti dirinya mengharapkan sosok mulia seperti Duke Lark. Namun, tanpa sadar, hati Elysia diam-diam melayang pada satu ingatan yang tak bisa ia kendalikan.

Saat itulah sesuatu terjadi. Ketukan, yang belum pernah terdengar di pintu rumahnya, tiba-tiba terdengar. Tubuh Elysia membeku sejenak, mengira pria paruh baya itu telah kembali begitu cepat dari rangka memanjakan diri dalam balapan ilegal di arena pacuan kuda utara. Tapi, teringat fakta bahwa ia tidak akan kembali secepat ini terlintas di benaknya.

Elysia melirik dengan ragu-ragu ke arah pintu.

* * *

"Saya Malcolm, kepala pelayan di kediaman Duke. Atas titah tuan Duke, saya datang untuk menjemput Lady Elysia."

Usai perkenalan singkat dirinya sebagai Kepala Pelayan di rumah bangsawan Lark, Malcolm pun segera mengawal Elysia dan membawa barang bawaannya ke dalam kereta.

Dihiasi dengan lambang singa merah, kereta keluarga bangsawan itu kembali melanjutkan perjalanannya setelah memasuki wilayah terdalam Negeri Nornja, yang dikenal sebagai 'Tebing Kekuasaan,' di mana hamparan lautan luas memanjakan mata. Di sepanjang bibir pantai, suara ombak terdengar berdesir tanpa henti.

Istri sang Singa Merah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang