Warang tidak mengerti kenapa Lookkaew pulang dengan keadaan mengenaskan.Ditambah lagi anak itu diam sepanjang makan malam dan langsung kembali ke kamar begitu selesai makan.
Saat Warang mencoba menengok ke kamar pun, Lookkaew sudah tidur. Padahal jam segini biasanya anak itu masih sibuk dengan laptopnya.
Dugaan Warang hanya bisa mengarah pada satu orang tersangka.
Pemilik rumah diseberang jalan...
Resiko cinta bertepuk sebelah tangan, kalau tidak patah ya hancur.
Lookkaew mungkin masih bisa menyembunyikannya di depan banyak orang.Tetapi, Warang tau persis. Sudah berapa banyak air mata yang Lookkaew keluarkan untuk menangisi cintanya. Sebanyak apa malam yang dia lalui dengan menangis sendiri.
Sebagai seorang kakak sekaligus satu-satunya keluarga. Warang sangat ingin Lookkaew segera kembali ke Prancis saja.
Setidaknya, di sana dia punya banyak kesibukan yang bisa membantunya mengalihkan perhatian.
Pagi harinya, Warang sengaja membeli makanan kesukaan Lookkaew, berharap itu bisa membantunya mengisi tenaga. Walaupun pada akhirnya tenaganya hanya digunakan untuk menangis lagi.Setidaknya, dia harus mengisi perutnya.
Sang adik yang masih dengan piyama tidurnya, menuruni tangga perlahan setelah mencium aroma kuah mie pangsit dari lantai bawah.
"Sudah bangun?" Sapa Warang
"Phi Warang masak mie pangsit?"
"Tentu tidak. Phi membelinya... Kau makan dulu sebelum berangkat"
"Lookkaew hari ini dirumah saja Phi, tidak ada pekerjaan"
Itu justru malah berbahaya, anak ini harus punya kesibukan agar bisa melupakan kesedihannya. Warang tau persis kalau adiknya masih belum baik-baik saja.Bahkan, mie pangsit kesukaannya saja tidak bisa membuat seuntai senyum tercipta.
Lookkaew makan hanya agar terlihat seperti manusia normal pada umumnya.
Tapi di dalam hatinya, dia masih tidak ingin melakukan apa-apa.
"Masih tidak mau mengatakan pada Phi apa yang terjadi kemarin?" Tanya Warang memecah keheningan"Memangnya kemarin ada apa Phi?"
"Phi Warang ini tidak tinggal setahun atau dua tahun bersama Nong. Tapi sudah lebih dari dua puluh tahun... Jadi, jangan coba membohongi Phi Warang"
Anak kecil itu terus menjejalkan mie kedalam mulut seolah tidak berniat menjawab.
"Kalau tidak mau cerita, Phi Warang akan memaksamu kembali ke Prancis sekarang juga!" Ancam Warang sambil mengacungkan sendok ke wajah adik nakalnya.
"Cckkk!! — Lookkaew sudah dewasa... Phi Warang tidak bisa seenaknya mengirim Lookkaew sembarangan begitu" Bantah si anak kecil berkepala batu
"Jadi, Phi benar-benar tidak boleh tau?""Bukan begitu Phi, tapi---"
Ting...Tong...
Suara bel berbunyi, memotong ucapan Lookkaew yang belum selesai."Siapa, pagi-pagi sudah bertamu?" Gumam Warang sambil berjalan ke depan.
Lookkaew yang masih malas, memilih tetap duduk di meja makan dan kembali mengaduk-aduk mie pangsit didepannya.
Warang kembali ke dapur untuk mengambil spatula, lalu dia keluar lagi untuk menemui tamunya."Siapa Phi?" Tanya Lookkaew setelah Warang kembali ke dapur.
"Tetangga, meminjam alat masak"
Ting...tong...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Lifetime Crush
FanfictionSeseorang pernah bertanya padaku, Jika cintaku tidak terbalas. Lantas apa yang akan aku lakukan? Dan aku menjawabnya begini... Aku mencintainya atas keinginanku sendiri, aku tidak berhak memaksakan balasan yang sama untuk itu. Tapi, kalau memang cin...