Bab 10 : Cemburu

524 63 50
                                    

Orang yang baru bangun dari tidur yang tidak diinginkannya, mencari sosok perempuan yang tadi duduk di sofa. Tapi, yang dia dapat bukanlah orang yang sama dengan yang tadi membantunya berjalan ke kamar mandi. Sekarang yang ada hanya Phi Warang dengan laptop kerjanya.

  
"Phi Warang sejak kapan disitu?" Tanya orang yang baru membuka mata, dia mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan satu-satunya orang yang duduk di sofa memang Phi Warang.

"Aww... Sudah bangun? Phi Warang pikir kau akan tidur sampai besok" Sindir orang yang berjalan mendekat sambil membawa nampan berisi makanan bergizi dari rumah sakit untuk si pasien.

"Phi Anda sudah pergi?" Tanya Lookkaew masih mencari orang yang dimaksud.

"Tadi mengusir, sekarang mencari orangnya? Kau sangat tidak konsisten!" Sindir Warang, hanya mendapat balasan berupa lirikan tidak menyenangkan dari Lookkaew.
 
 
"Makan dulu, biar cepat tinggi" Kata Warang seraya menyiapkan makan siang untuk pasien yang sudah bisa makan sendiri.
 
  
  
Sementara si pasien masih beberapa kali mencuri pandang ke arah pintu masuk dan berharap Phi Anda akan muncul.

Warang benar. Lookkaew memang tidak konsisten. Tadi dia memang mengusir Anda, tapi sekarang dia berharap orang yang tadi dia usir akan datang.

Namun, harapan itu hanya sebatas harapan. Sebab yang ditunggu tidak muncul. Orang yang tadi diusir mungkin sedang menuruti permintaan orang yang mengusir.

Sebagian hati Lookkaew merasa berat, saat kembali mengingat ucapan kasarnya pada Phi Anda beberapa saat lalu. Hal itu membuat makanan dari rumah sakit yang rasanya sudah hambar, menjadi sangat tidak enak.

Pasien itu terus makan karena tatapan intimidasi dari kakak sepupunya. Bukan karena dia menginginkannya. Masih untung mulutnya sudi menguyah makanan hambar ini dan tidak memuntahkannya.

  
  
   

🍀 . 🍀 . 🍀 . 🍀 . 🍀

   
  
   

Pasien yang sudah sehat dan bisa mengomel, sekarang sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam tas jinjing besar. Atau lebih tepatnya, dia hanya memasukkan beberapa barang kecil miliknya. Karena Phi Warang sudah mengemas semuanya sebelum mengurus administrasi kepulangannya.

Sekarang dia hanya duduk diatas sofa sambil bersandar nyaman, menunggu kakak sepupunya kembali. Tidak banyak yang bisa dilakukannya.

Apalagi ponselnya rusak parah setelah terlempar dan terlindas kendaraan saat kecelakaan itu. Itu berakibat juga pada pekerjaannya jadi banyak yang tertunda, karena dia sempat kesulitan menghubungi pihak penerbit dan para kru yang terlibat dengan filmnya yang masih dalam proses syuting.

Untungnya dia punya ponsel cadangan yang terhubung dengan ponselnya yang rusak. Jadi, dia masih bisa memantau pekerjaannya.
 
 
Suara pintu yang dibuka membuat Lookkaew menegakkan duduknya perlahan.

"Sudah siap pulang?" Sahut orang yang baru datang membawa beberapa lembar kertas dan juga sebuah paper bag di tangan lainnya.

"Umm... Lookkaew sudah muak ada di ruangan terkutuk ini. Lagipula pekerjaan di kantor penerbit dan syuting film sudah menunggu" Kata Lookkaew mendadak lelah, padahal belum mulai bekerja. Tapi, membayangkannya saja sudah cukup menguras tenaga.

"Woww!!! Tidak perlu buru-buru kembali bekerja. Kalau masih butuh istirahat, jangan dipaksakan" Saran orang yang lebih tua, setelah melihat semangat membara untuk kembali bekerja dipancarkan orang yang baru sembuh.
 
 
"Ahh iya, ini ada titipan dari Phi Anda kesayangan" Kata Warang menyodorkan paper bag seukuran kotak sereal pada orang yang duduk.

Dear My Lifetime CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang