Di sebuah ruang OSIS, terdapat seorang pemuda yang menjabat sebagai ketua OSIS, sedang melakukan rapat dengan anggotanya, ia adalah Aland Gavin Mahendra
"Ada yang ingin di tanyakan?" tanya Aland datar di jawab geleng-geleng kepala oleh anggota OSIS
"Kalo tidak ada, bubar" lanjut Aland datar diangguk anggota OSIS lalu bubar
Setelah rapat selesai, Aland kini sedang berada di ruangannya sambil berkutik dengan berkas-berkas, hingga hari mulai berganti sore, akhirnya Aland menyelesaikan berkas-berkasnya, lalu pergi ke tempat parkiran
Parkiran sekolah
Sesampainya di parkiran, Aland langsung naik ke atas motor sambil memakai helm dan menyalakan motornya
Brum brum brum
Suara motor, keluar dari gerbang sekolah menuju jalan ibukota
Sekarang Aland sudah berada di jalan ibukota sambil menikmati pemandangan, sesampai jalanan ibukota sepi dan kosong
Tiba-tiba ada beberapa mobil mengepung motor Aland dari samping kiri dan kanan dengan terus menerus menyerempet motor Aland dan membuat Aland berhenti di tempat lalu turun dari motor
Tak lama orang-orang yang berada di dalam mobil tersebut juga mulai keluar lalu turun dari mobil, dan terlihat beberapa pria berbadan tinggi berbaju hitam
"Mau apa kalian?" tanya Aland dingin dan tajam
"Kami mau kamu mati" ucap salah satu pria berbaju hitam dengan mengeluarkan senjata pistol dan pisau lipat lalu menyerang Aland diikuti teman yang lain
Aland yang melihat itu, juga langsung mengeluarkan senjata pistol dan pisau lipatnya, lalu bertarung melawan mereka
Dor
Srek
Dor
Srek
Bruk
Aland yang fokus dalam pertarungannya, melawan pria berbadan tinggi berbaju hitam di hadapannya itu, tanpa sadar ada seseorang pengintai dari jauh dengan sniper nya yang mengarah ke kepala Aland
Sementara disisi Aland yang akhirnya menyelesaikan pertarungannya, melawan pria berbaju hitam semuanya mati dan tergeletak, lalu Aland langsung pergi ke arah motornya berada dan
Dor
Suara tembakan mengenai kepala Aland, membuat Aland kehilangan nyawa dan mati di tempat
*****
*Sementara di tempat lain*
Ctas!
Ctas!
Ctas!
Terdengar suara cambuk menggema di ruangan yang gelap, ada seorang pemuda berusia 15 tahun bernama Alex Adelion yang saat ini sedang di cambuk oleh seorang pria paruh baya usia 40 tahun bernama Gerland Dirya Alvarendra
Ctas!
"Dasar anak sialan"
Ctas!
"Gara-gara kamu, anak kesayangan ku terluka"
Ctas!
"Mati saja kamu"
Ctas!
Suara cambuk yang menghiasi bunyinya ruangan gelap tersebut, sampai 15 menit kemudian, Gerland akhirnya menghentikan aktivitasnya, sambil tersenyum tipis melihat Alex sudah tidak berdaya dengan keadaan hilangnya kesadaran
"Bodyguard, periksa anak itu" perintah Gerland
"Baik, tuan" ucap bodyguard
"Bagaimana?" tanya Gerland
"Dia sudah mati, tuan" ucap bodyguard membuat Gerland tertawa
"Buang anak itu ke hutan" perintah Gerland
"Baik tuan" ucap bodyguard
Sesampainya di hutan, bodyguard langsung membuang Alex di tengah hutan, lalu pergi dari hutan tersebut
Setelah beberapa menit kemudian pemuda itu perlahan-lahan membuka matanya dengan menatap sekeliling tempat, pemuda itu adalah Aland Gavin Mahendra usia 18 tahun yang jiwanya memasuki, ke tubuh Alex Adelion usia 15 tahun
"Di mana ini" batin Aland bertanya-tanya
Kemudian Aland pun mencoba bangun memposisikan diri untuk bersandar ke batang pohon, Aland melihat di sekujur tubuhnya terdapat banyak luka cambuk
Tiba-tiba sebuah memori asing masuk ke dalam ingatan Aland seperti film, Namun entah mengapa Aland tidak bereaksi apapun, Aland merasa bahwa rasa sakit itu sudah biasa di dapatnya
Setelah mendapatkan semua ingatan, Aland akhirnya tau dia sedang bertransmigrasi ke dalam sebuah novel yang tidak sengaja dibaca, apalagi menempati raga seorang figuran yang tidak mendapatkan peran apapun bernama
Alex Adelion, anak yang di ambil dari tempat terjadinya kecelakaan mobil di jalan, saat usianya balita oleh kepala keluarga Alvarendra, yang kemudian diangkat menjadi bagian dari keluarga Alvarendra, kecuali anak-anaknya yang menolak ke hadir Alex di keluarga Alvarendra
Alex yang menginginkan kasih sayang, namun sayang harus terkubur dalam-dalam, atas meninggalnya kepala keluarga Alvarendra yang sangat menyayanginya sampai usianya 12 tahun
Alex kemudian dititipkan kepada salah satu anak dan cucu kepala keluarga Alvarendra, atas permintaan agar menjaga, menyayangi dan menganggap Alex sebagai bagian keluarga Alvarendra, namun hal itu tidak dilakukan anak dan cucunya tapi malah menjadikan Alex sebagai pembantu
Alex meninggal karena dicambuk oleh ayah antagonis wanita ke 2 bernama Amira Celia Alvarendra (anak kesayangan)
"Miris sekali" ucap Aland datar
"Jadi gue bertransmigrasi ke dalam novel" lanjut Aland datar
Sekarang kita panggil Aland menjadi Alex
Tiba-tiba
Dor...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Aland to Alex [Revisi]
ActionAland Gavin Mahendra, Pemuda berusia 18 tahun anak tunggal Mahendra, Seorang Ketos dingin dan kejam, yang memiliki keahlian multitalenta Dia bertransmigrasi ke dalam sebuah novel, dia masuk ke dalam tubuh seorang figuran yang tidak diceritakan dalam...